cap. 32

3.3K 286 81
                                    

KALO GAK SUKA SAMA CERITA INI
TOLONG DI SKIP AJAH YH besty ☺️

Jangan tinggalkan komentar buruk ❌

Dan jangan lupa vote and comment 😗

♨️HAPPY READING♨️

" Jangan menilai seseorang dari sampul nya, karena kamu tidak akan tahu bagaimana isinya jika kamu belum mengenalnya. " _ Arsyana.

#######

Mata indah Arsyana mengerjab, saat samar-samar terdengar suara merdu seseorang yang sedang bersholawat.

Di tatapnya jam dinding yang menunjukkan angka 2 : 30 menit. Masih terlalu dini untuk bangun. ia menggulir tatapannya ke segala arah, hingga netral nya menangkap punggung lebar sosok laki-laki di depan box kedua bayinya.

suara sholawat itu makin jelas terdengar. Sosok yang tak lain adalah Zein, berbalik saat merasakan seseorang sedang menatap nya. Dalam gendongan nya ada baby lili yang terlihat tidur nyenyak.

Arsyana terdiam, ia mengerjab-ngerjabkan matanya yang lentik.

" Maaf sudah membuat mu bangun. Tadi baby lili tiba-tiba saja menangis dan aku mencoba menenangkan nya dengan bersholawat, ternyata cukup ampuh. " Terkekehnya pelan, ia mengelus lembut rambut silver tipis baby lili.

" Emm, yah gak apa-apa. Tapi kenapa Gus gak membangunkan saya?. "

Menyikap selimut yang menutupi tubuhnya, Arsyana berjalan ke arah Zein. Dia menatap baby lili yang tampak tertidur lelap dalam gendongan laki-laki itu.

" Tolong membungkuk sedikit, saya ingin cium. "

Zein tersentak, dia terdiam mematung.

Melihat reaksi Zein, arsyana mengernyit heran.

" Kenapa Gus, Ada yang salah?. Saya hanya meminta Gus untuk membungkuk sedikit. " ujarnya.

Memalingkan wajahnya ke segala arah, Gus Zein perlahan membungkuk menyesuaikan tinggi tubuhnya dengan Arsyana. Tatapannya kini beralih menatap sang istri, wajahnya ia condongkan lebih dekat dengan wajah Arsyana, yang tampak terkejut saat wajah laki-laki itu tiba-tiba sangat dekat dengan nya. Ia semakin heran dengan kelakuan laki-laki itu.

" Gus, tolong sedikit menjauh. " Pintanya merasa tidak nyaman.

Kini giliran Zein yang mengernyit bingung. " Katamu, tadi mau cium, " tanyanya bingung.

" Iyah emang mau cium, tapi Gus nya terlalu dekat dengan saya. Bagaimana bisa saya cium baby lili kalau Gusnya menghalangi wajah saya. " ujarnya sedikit kesal.

Gua Zein tersentak. ' Astaghfirullah, apa yang baru saja aku lakukan. ' batinnya malu. Menegakkan kembali tubuhnya dia berdehem pelan.

" Oh, " jawabnya kaku.

Arsyana mendengus kesal. " Gus... kenapa tubuhnya di tegakkan lagi, saya kan belum cium baby lili. " Serunya, dengan wajah cemberut.

Berdehem sekali lagi. Zein kembali membungkukkan badan nya, kali ini dia melakukan nya dengan benar, hingga Arsyana mampu mencium pelan pipi lembut baby lili.

" Saya akan menidurkannya kembali ke box, kamu pergi ambil wudhu lebih dulu. Kita sholat tahajud sama-sama. " Tanpa berkata apa-apa lagi, Gus zein berjalan kembali ke arah box bayi.

Sedang Arsyana mengerjab pelan, kata sholat bersama itu sedikit mengusiknya.

" Sholat bersama yah. " Gumamnya tersenyum senang, sebelum berlari ke arah kamar mandi.

Beberapa menit kemudian, kini Gus Zein yang keluar dari kamar mandi, dengan wajah segar dan rambut sedikit basah setelah wudhu.

Arsyana yang sedang, menyiapkan alat sholat untuk dirinya dan sang Gus, sampai tak berkedip saat memandang laki-laki itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 5 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Five-husband AntagonistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang