....
.
.
.
.
HAPPY READING
.
.
.
.
.
.
SELAMAT MEMBACA.Pagi sudah tiba, matahari kembali menyinari bumi, membuat liana terbangun dari tidurnya, liana menetralkan penglihatan nya yang sedikit buram, lama kelamaan pandangan itu mulai membaik dan sudah terlihat jelas, liana merasa kan sakit di bagian nya.
Liana menahan rasa sakit itu, agar tak mengeluarkan suara, liana terkejut ketika melihat ada seorang lelaki disebelah, liana tidak sengaja menendang nya hingga terjatuh kelantai, lelaki itu bangun menatap liana yang terbaluti selimut.
"Hei kenapa kau menendangku?"
"Dasar bajingan, lelaki brengsek!" maki liana
"Shutt!! Jangan berteriak" ucap azriel membekap mulut liana,
"Jangan sentuh gue!"
"Kenapa?, bukan kah kau sudah menjadi milik ku?" tanya azriel pada liana
"Gue gak sudi!" ucap liana berdiri
"Shitt!!"
"Jangan terlalu banyak bergerak, kau akan kesakitan!"
Liana dan azriel tidak mengenakan sehelai benang pun, mereka berdua bertelanj*ang bulat "kau lelaki brengsek!, kau sudah merenggut masa depan gue!" tangis liana pecah karena azriel telah menodai nya
"Diam, atau aku akan membuat mu seperti kemarin malam lagi?"
"Jangan pernah sentuh gue lagi!" ucap liana berteriak
"Jangan memaksaku bermain kasar!"
Ucap azriel menarik rambut liana hingga sang empu kesakitan "arggh, lepasihhh sakit!"Azriel menghempaskan badan liana di kasur, liana merasakan sakit di sekujur badannya, azriel kembali melakukan nya, membuat liana menangis menahan sakit yang dia rasakan, "stoppp, gue mohon, jangannn, plissss berentiiiii!!" teriak liana sambil menangis, bukan berhenti azriel malah semakin kasar hingga membuat liana tak mampu untuk berbicara lagi! Azriel tak memakai pengaman apapun hingga membuat cairan bening milik lelaki itu tersebar dimana mana.
****
Pagi ini mentari tengah menyiapkan makanan, untuk suaminya dan sppu nya. Mentari pergi kekamar untuk memanggil sang suami untuk sarapan "mas makan yuk!" ucap mentari pada gus hafiz
"Iya sayang!"
Mereka berdua turun kedapur untk makan bersama, ternyata di meja makan sudah ada rayna
"Pagi rayna" sapa mentari lalu duduk di sebelah sang suami
"Morning!"
"Lo yang masak?" tanya rayna mentari mengangguk "iya gue yang masak, kenapa gak enak ya?"
"No, it's very delicious!"
"Benarkah?"
"Yes!" ..
Mereka menikmati makan bersama hingga selesai!
"Sebagai wanita muslimah, tutuplah auratmu, sebagaimana kau menjaga perhiasan mu!" ucap gus hafiz lalu pergi dari sana
"Dia nyeramahin gue?" tanya rayna pada mentari "mas hafiz cuma mengingatkan na" ucap mentari lalu membersihkan perlengkapan makan mereka "sini gue bantu!" ucap rayna diangguki mentari
"I feel unworthy of wearing the hijab!"
"Gue juga ngerasa gitu, tapi karena kita adalah seorang muslimah, wajib memakai hijab yang menutup dada, gue dulu pas awal awal make hijab juga ngerasa gak layak, karena bahasa gue yang kasar!, tapi islam mewajibkan wanitanya untuk menutup aurat!, dulu gue pernah liat di salah satu sosmed, ada ustadzah yang menanyakan pada orang, permen yang masih berbungkus, atau permen yang sudah terbuka bungkusnya, banyak orang memilih yang masih terbungkus!, gue nanya sama lo, kalo lo disuruh milih lo bakalan milih yang mana?"
"Jelas gue milih yang masih tertutup!"
"Kenapa lo milih yang masih tertutup?"
"Karena masih bersih aja!"
"Dan kita wanitanya islam juga harus seperti itu, tutupi lah auratmu, jaga dengan cara menutupnya!"
"Tapi gue belum siap untuk berhijab, gue masih banyak ngomong kasar!"
"Gue juga, gue masih suka ngomong kasar, tapi kata suami gue, mulai lah sedikit demi sedikit hingga menjadi bukit!"
Rayna tertegun karena ucapan mentari"makasih udah ngingetin gue, sebagai umat islam harus menutup aurat!" ucap rayna "sudah sepatutnya gue ngingetin lo, dan begitu juga sebaliknya"
"Gue bakalan nginep disini beberapa hari bolehkan?"
"Boleh dong gak ada yang ngelarang lo!"
"Thanks, udah mau ngijinin gue nginep di rumah lo!" mentari mengangguk sebagi jawaban!
****
Mentari dan gus hafiz saat ini berada di kamar, setelah menyelesaikan sholat ashar berjama'ah gus hafiz merebahkan kepalanya di pangkuan mentari "mas kalo diliat liat ganteng ya!" ucap mentari
"Saya memang ganteng Humaira!" ucap gus hafiz tersenyum "Kok jadi geer, nyesel deh muji mas!"
"Kenapa nyesel?"
"Gppa!"
"Kamu juga cantik!" ucap gus hafiz membuat pipi mentari memerah "masss, jangan gombal ih!"
"Saya gak gombal!"
"Masa sih om?" tanya mentari pada gus hafiz, gus hafiz yang awalnya tersenyum, berubah datar karena sang istri memanggilnya dengan sebutan om!
"Saya gak suka di panggil om, saya tidak setua itu!" sebal gus hafiz
"Ululuuu sayang aku, kok mukanya cemberut gini sihhh, lucuu bangett!" gemas mentari sambil menciumi pipi kiri gus hafiz, membuat sang empu saltinggg "sayanggg mas malu!" ucapnya lalu memeluk mentari!"haha, kok malu mas?" tanya mentari pada gus hafiz "jgwngsn dwie byahas saydng msd mslu!" ucap gus hafiz entah memakai bahasa dari planet mana "mas ngomong apa sih?" tanya mentari pada gua hafiz
Gus hafiz masih setia diam di pelukan mentari, gus hafiz menaruh kepalanya di dada sang istri, mentari saat ini merasa geli karena sang suami terus saja mendusel di bagian dada mentari "mass ih geli tau!" ucap mentari pada gus hafiz "maaf sayang!" ucap gus hafiz mengangkat mentari kekasur "mas minta hak mas ya?" ucap gus hafiz membuat mata mentari melotot, mentari seketika terdiam kaku tak mampu berbicara, rasanya tenggorokan nya tercekat "boleh ya" rengek gus hafiz
Mentari berpikir kalo dia menolak sang suami pasti dia akan berdosa, mentari hanya mampu mengangguk saja sebagai jawaban
Gus hafiz berdiri dari duduknya lalu mengunci pintu kamar, "bisa baca do'anya kan yang?" tanya gus hafiz dengan suara serak!
Merinding itu yang dirasakan mentari saat itu!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc.Haii pren apa kabar??
Semangat puasanya!!
Jan lupa vote n komen spamm next ya!!
Pay jumpa
Assalamualaikum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Matahari Baskara
Randomseorang wanita yang hidupnya penuh kasih sayang kedua orang tua serta abang nya, namun karena pergaulan bebas di luaran sana membuatnya menjadi wanita nakal dan toxic sebenarnya wanita tersebut baik hanya saja lisan nya yang kasar membuat beberapa o...