Penantian -10

524 31 1
                                    

Haloo semuaa, jangann lupaa vote samaa komen yaa biar aku tambah semangat hihi!!

Enjoy guys n Happy reading!!

°
°
°
°
°
°

Pada pagi hari ini Kalila sedang berada di gym yang berada di apartemen nya itu, Ia ingin berolahraga sedikit karena sudah beberapa hari ini ia tidak berolahraga. Biasanya Kalila melakukan pilates tetapi hari ini ia menginginkan olahraga yang sederhana saja.

Setelah beberapa saat berolahraga kalila memutuskan untuk kembali ke unit nya dan bersiap siap untuk pergi ke tempat yang dito suruh.

Saat tiba di tempat yang dito maksud, Kalila memutuskan untuk mencari dito. Tidak lama setelah ia berjalan menyusuri gedung itu, ia menemukan dito.

"Mas, Aku cariin kemana mana ternyata disini" tegur kalila.

"eh, dek sini nih kenalan dulu sama mba jia" tutur dito.

"Aku tau kok dia mba jia, aku fans berat nya" ucap kalila.

"Salam kenal Kalila, Saya jia haha terimakasih udah jadi salah satu penyuka karya saya" ucap jia, tidak lupa juga ia mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Kalila.

"hehehe, salam kenal juga mba aku Kalila. Karya mba bagus bagus aku suka banget"sahut kalila dan membalas uluran tangan jia untuk berjabat tangan.

Setelah cukup lama berbincang bincang, mereka semua akhirnya memutuskan untuk memulai gladi catwalk acara itu. Malam hari pun tiba, Matahari sudah berganti dengan bulan saat ini. Kalila baru saja keluar dari gedung itu dan berjalan menuju parkiran mobilnya.

Saat tiba di dalam mobil, baru saja ia duduk sebentar sudah masuk notifikasi yang masuk kedalam handphone nya.

ting ting.

"mas theo? ngapain dia ngechat jam segini?" gumam kalila.

Tidak berfikir panjang kalila akhirnya memutuskan untuk membalas pesan yang Theo kirim padanya.

Mas Theo.
Malam kalila, saya mengganggu?

Kalila
Malam mas, ngga kok ga ganggu
ada apa mas?.

Mas Theo.
Begini, Saya mau ajak kamu dinner
Kamu berkenan dinner sama saya?.

Kalila.
Eh, dinner dimana? mas aku masih diluar ni biar sekalian aja.


Mas Theo.
Di resto dekat bundaran HI, Kamu bisa?

Kalila.
Bisa kok mas, sharelock aja ya aku kesana.

Mas Theo.
Yasudah, nanti saya sharelock. Hati hati kalila.

Kalila.
Iya mas, kamu juga hati hati ya.

Mas Theo.
Jangan ngebut, saya tunggu kamu di sini santai saja bawa mobil nya.

Setelah melihat pesan terakhir yang Theo kirim kalila hanya tersenyum simpul, Dan tidak butuh waktu lama ia akhirnya menjalankan mobil nya menuju resto yang telah theo sharelock itu.

Salah satu restoran ternama di sekitar bundaran HI menjadi tujuan Kalila dan Theo, Restoran dengan nuansa klasik modern, lampu yang sedikit redup dan tidak terlalu banyak orang membuat theo dan kalila merasa tenang. Theo berfikir, Kalila adalah seorang model terkenal saat ini jika tempat itu ramai ia takut kalila dan dirinya banyak dikenali dan akan heboh di dunia maya. Begitu juga Kalila, Dia berfikir apakah restoran itu ramai, Mengingat theo saat ini sedang menjadi perbincangan banyak orang, Namanya sedang Ramai di kalangan masyarakat ia takut dirinya akan menjadi viral karena dinner bersama sang idola masyarakat itu. Padahal dirinya juga sangat terkenal saat ini.

Penantian Sang MayorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang