Penantian-21.

377 31 2
                                    

Haloo semuanya, lagi pada ngapain?? gimana kabarnya??
.
.
.
.

****

"Bang theo, kalila kalian pelukan?" ucap seseorang.

Kalila dan theo sontak terkejut dan menoleh kebelakang.

"Mas Deni?? Eh anu mas ga kayak yang mas liat kok" elak kalila.

"Bang, lo pacaran sama Kalila?" tanya deni yang menghiraukan kalila.

"Iya, saya pacaran sama kalila. Kenapa?" jawab theo dengan yakin.

"WOI??! wah akhirnya, Congrast la, congrast bang gue jadi seneng" ucap deni.

"Mas jangan cepu sama yang lain dulu ya, awas aja kalo cepu nanti aku potong gajinya" ucap kalila.

"Kan yang gaji gue bapak bukan Lo wle" ledek deni yang kini lari menjauh dari kedua kekasih itu.

Theo hanya menggelengkan kepalanya dan sedikit tertawa, sedangkan kalila sedari tadi hanya menceloteh tak jelas.

"Awas si sampe mas deni cepu aku bilangin ke mba Fairy " celoteh kalila.

"Udah sayang, biarin aja selagi cuma adc bapak dan keluarga di sini yang tau biarin aja, toh ga mungkin juga kita diem dieman selamanya kan" ucap theo kini memeluk tubuh gadis mungil itu.

"Iya si mas, Lagian si deni tiba tiba nongol terus bilang begitu, udah tau kita lagi menikmati waktu berdua" gerutu nya.

"Haha, masih banyak waktu untuk kita berdua kok. Nanti malam setelah acara teman buk rayana kita jalan jalan lagi" rayu theo.

"Bener ya? abis acara tante pooja kita jalan jalan lagi" tanya kalila.

"Iya sayangku, manisku, cintaku " jawab theo yang menggoda kalila.

Plaakkk

"Aduhhh... kok mas di pukul sii" ringis theo.

"Lagian kamu manggil nya begitu, kaya anak abg baru pacaran" ucap kalila.

"Biarin, yang penting saya sayang sama kamu, mau di samain sama abg, sama kakek kakek ga peduli saya" ucap theo.

Kalila yang mendengar nya hanya menggelengkan kepalanya dengan pasrah, kini ia melanjutkan kegiatan memasaknya dengan posisi nya di peluk oleh theo.

selang beberapa menit mereka menyelesaikan kegiatan memasak itu, sebenarnya hanya kalila yang memasak, lalu theo? ia hanya bergelayut manja di pelukan sang kekasih. Kini keduanya tengah menyatap hidangan yang di buat oleh Kalila.

"Emmm, enak banget dek. Kapan kapan masakin mas lagi ya" ucap theo mengacungkan jempol nya.

"Kalo enak harusnya aku bisa bikin restoran dong mas" ucap kalila.

"Enak aja, ga ga. mas aja yang nyobain masakan kamu, kalo orang lain yang nyobain nanti mereka ketagihan mulu" tolak theo.

"Gapapa dong, aku makin kaya nanti haha" canda kalila.

"Duit mas udah banyak, ayo kita langsung pengajuan biar kamu mas yang biayain" ujar theo.

"Kamu kira pengajuan segampang itu mas, banyak yang harus di lewati" ucap kalila.

Theo hanya tertawa lalu bergegas menghabiskan hidangan nya, Begitupun Kalila.

****

Malam hari, Kalila tengah bersiap untuk menghadiri pesta milik teman sang ibu yang berasal dari negara Hindustan itu. Kalila memoleskan make up yang natural di wajah nya, dengan berbalut pakaian khas negara Hindustan tersebut.

Penantian Sang MayorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang