Penantian -23

346 22 1
                                    

.
.
.
.

Theo melepaskan dekapannya, kini ia melirik jam dinding yang berada di rumah nya. Kini sudah pukul 11 malam, Ia mengajak kalila untuk kembali ke hambalang namun kalila menolak dan memilih untuk kembali ke Apartemen nya saja.

"Antar aku ke Apartemen aja mas, kalau ke Hambalang kejauhan nanti kamu cape" Pinta kalila.

"Saya Kuat kok, Tapi kalau kamu mau di apartemen saja gapapa. Tapi, nanti telpon saya ya kalau ada apa apa" ujar theo.

"Iya mas, astagaa. Ayo anterin aku mata aku udah 5 watt nih" titah kalila.

Kini Kalila dan theo tengah menerabas macetnya Jakarta, Walaupun sudah hampir tengah malam Tetap saja ibu kota itu tetap ramai dengan banyak nya orang yang berlalu lalang.

Tidak perlu waktu yang lama, hanya memakan waktu 40 menit saja jarak dari rumah theo ke apartemen Kalila.

Kini Theo dan kalila berada di basement Apartemen.

"Mas, Kamu langsung pulang aja istirahat soalnya udah tengah malam" titah kalila.

"Saya antar kamu sampai depan unit kamu dulu, ayoo kamu harus istirahat" ujar theo yang kini menarik lengan kalila menuju lift.

Kalila dan theo kini tengah menaiki lift menuju lantai 8.

ting.

Kini theo dan Kalila sudah berada di depan pintu unit kalila.

"Mas kalau sampai di rumah langsung ganti baju, Abis itu istirahat. Mas besok ke Kertanegara?? atau ke Hambalang?" tanya kalila.

"Iya iya, kamu juga sampai di dalam langsung bersih bersih. Saya besok ke Hambalang karena Persiapan kampanye akbar bapak di Gelora bung Karno nanti" jawab theo.

"Kamu mau ikut saya ke Hambalang? Atau mau di apartemen dulu?" tanya theo..

"Aku kayaknya mau di sini dulu mas, Aku mau jalan jalan sebentar, kangen sama jakarta soalnya haha" jawab kalila.

"Yaudah, stay save ya selalu kabarin saya pasti akan saya balas" ujar theo.

"Iya mas, yaudah aku masuk ya kamu hati hati di jalan, jangan ngebut"ucap kalila.

"Siap! Perintah di terima ibu Wiratama" Ucap theo dengan tegas dan memberikan hormat kepada kalila.

Kalila tertawa melihat tingkah sang kekasih, Kalila memeluk tubuh kekar theo, Theo pun membalas pelukan hangat kalila, Ia mengelus rambut sang kekasih dengan lembut.

"I love you" bisik Kalila.

"I love you more than i love my self babe" sahut theo.

*****

Kini matahari sudah terbit dari timur, Kalila masih saja bergelut dengan selimut nya. Semalam ia Tidak langsung tertidur tetapi ia telfonan bersama theo.

Kalila kini membuka matanya dan membuka gorden jendela kamar nya itu. Ia memutuskan untuk bergegas mandi dan bersiap untuk datang ke Kertanegara.

Kalila bersiap tidak terlalu lama, Kini ia hanya memakai setelan berwarna hitam, Rambutnya ia gerai dan tidak lupa dengan tas nya, Kini ia berada di basement Apartemen nya. Kalila menaiki Mobil Ferrari LaFerrari nya yang berwarna hitam.

 Kalila menaiki Mobil Ferrari LaFerrari nya yang berwarna hitam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Penantian Sang MayorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang