Penantian -12

438 29 1
                                    

Haloo, jangan lupa vote sama komen yaaw!!!

Enjoy guys n Happy reading!!!





Hari dimana pak pradanu akan berangkat ke manado untuk melakukan kampanye. Mereka semua tengah berada di ruang tengah Kertanegara untuk berkumpul dan berdiskusi, Dan juga berdoa agar perjalanan mereka selamat pada saat berangkat hingga nanti mendarat.

"Kalila, Nanti kamu sama mas deni sama mas agam ya waktu turun dari pesawat, Pak Haris beserta bu rayana nanti berada di belakang bapak dan bang theo, saya dan juga rafi mengawal bapak dan pak haris beserta istri. El Sama frank atur situasi yang lainnya" Titah Ryan.

Setelah berdiskusi beberapa hal dengan para aspri dan juga ajudan Akhirnya mereka memutuskan untuk memulai keberangkatan mereka ke manado. Kampanye yang berlangsung di tanah kelahiran sang menteri pertahanan itu dan juga tanah kelahiran bagi pak haris, Kota Minahasa. Mereka akan melakukan kampanye di lapangan Schwarz langowan, yang akan di lakukan pada siang hari.

Setibanya mereka di Manado, Banyak para wartawan yang sudah menunggu untuk mewawancarai sang menteri pertahanan yang menjadi salah satu capres nomor urut 02 itu, Tetapi dengan sopan para aspri dan yang lainnya meminta untuk membuka jalan agar mereka semua bisa jalan. Pak pradanu mengutus Theo untuk berhenti sejenak untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh para wartawan itu.

"Pak, Gimana Kabarnya hari ini? Apa yang bapak sudah persiapkan untuk kampanye pada kota kelahiran bapak ini?" tanya salah satu wartawan.

Pak pradanu melemparkan senyuman nya "Alhamdulilah kabar saya baik, bagaimana kabar kalian semua? sudah lama menunggu nya? Kalau mau tau apa yang saya siapkan untuk kampanye nanti datang saja hahaha" jawab nya dan sedikit tertawa.

"kabar kami baik pak, kami sudah menunggu sejak 2 jam lalu. Pak maaf mohon izin itu Mba Raes Aruna Menjadi timses bapak kah? atau bagaimana pak?" tanya wartawan lainnya.

Pak pradanu yang mendengar pertanyaan itu sontak menoleh ke arah kalila, Merasa dirinya di perhatikan kalila tersenyum, Pak pradanu yang melihat nya lalu segera memanggil nya untuk berdiri di samping nya itu.

"Biar dia saja yang jawab ya haha" ujar nya

"eh, Pah? Ekhem, Saya di sini hanya ingin mendukung Bapak pradanu untuk melakukan kampanye saja tidak lebih" Ucap kalila dengan tegas lalu melontarkan senyum nya dan pamit untuk kembali berdiri bersama dengan deni dan agam.

Setelah menjawab beberapa pertanyaan akhirnya mereka sudah berada di dalam mobil menuju rumah peninggalan dari mendiang kakek kalila.
Di dalam mobil itu kalila bersama dengan El, Rafi dan agam. Harusnya mereka tidak di satukan haha karena mereka akan saling meledek satu sama lain.

"WOII MASS EL, JANGANN GITUU LAAA!!" ucap kalila yang sedikit berteriak.

"HAHAHAHAAH, abis nya lo kocak pake filter begini dek" Ledek El.

Yap El, si usil itu memvideokan kalila yang tengah sibuk memakan buah naga dengan efek yang sedikit aneh. Rafi dan Agam yang melihat video itu sontak tertawa terbahak bahak Hingga membuat kalila jengkel.

"Apuss ga? Nanti gue beliin naspad deh mas apus dulu tapi itu videonya anjir" gerutu Kalila.

" Kalo kata lino mah ga level mba naspad doang, dia mah di traktir yang mahal mahal baru mau hahaa" Ucap rafi.

"Betul fi, Mana mau gue naspad doang kalo itu ma gue juga bisa beli dewek wu, Jangan jangan lo udah miskin ya dek karena ga photoshoot belakangan ini" Ledek El.

"Ah ribet lo bang, Gue traktir Ramen dua porsi sama boba deh" rayu kalila.

"Nah good, gue setuju oke gue apus video nya tapi tepatin janji lo ya cil awas aja" ujar el.

Kalila yang mendengar nya hanya menjawab nya dengan Anggukan, Dan memutuskan untuk menyelami alam mimpi, Dirinya kurang tidur belakangan ini entah kenapa dirinya sangat susah untuk tertidur.

Tidak butuh waktu yang lama akhirnya mereka semua tiba,Kalila yang sangat mengantuk itu memutuskan untuk langsung ke kamar nya. Yang ia fikirkan kali ini hanya lah tidur, entah kenapa hari ini matanya sangat berat dan hawa nya sangat lah mengantuk. Saat ia berjalan menaiki tangga, Kalila hampir terjatuh namun dengan sigap theo menahan nya. Kalila yang terkejut sontak berteriak dan membuat semua orang yang berada di sana menoleh, Lalu berlari ke arah nya.

"Nak, Hati hati jalan nya kalau sudah mengantuk sekali bilang biar di temani jangan seperti ini kamu hampir terjatuh untung ada theo" ucap pak pradanu.

"Hati hati nak, Papih hampir jantungan denger teriakan kamu. Thek tolong antar kalila ke kamarnya ya?" perintah pak haris.

"Siap pak, Saya izin mengantar kalila ke kamarnya" ucap theo.

"Kaki kamu ada yang sakit? Mau saya gendong saja run?" tanya theo sedikit khawatir.

"Eh, Engga mas aku gapapa aku jalan aja bisa kok" tolak nya.

Kalila akhirnya memutuskan untuk berjalan saja, Namun baru beberapa langkah kakinya terasa sedikit sakit dan sedikit oleng. Theo yang memperhatikan nya dari belakang sontak memegangi pinggang kalila dan menggendongnya ala bridal style.

"Gausah ngeyel run, Jangan di paksain kalo ga bisa nanti tambah parah kaki kamu kalo di paksain" ucap Theo.

"Iya mas, Maaf ya mas kalila jadi ngerepotin gini padahal kalila bisa sendiri" tutur kalila.

"Bisa sendiri? Kamu aja baru jalan sedikit udah oleng begitu. Nanti coba saya liat kakinya" Ucap theo yang mengoceh itu.

"Hehe, nanti imbalan nya aku beliin kopi kesukaan mas aja ya? Kopi kesukaan mas apa? aku liat liat mas suka minum kopi" ucap nya.

"Terserah kamu saja run, Saya suka kopi luwak, Kalo saya ga minum kopi bisa bisa saya tidur waktu jagain bapak run" ucap teddy.

"Nah sudah sampai di kamar kamu, Sini saya lihat kakinya" titah theo.

Kalila yang mendengar nya sontak menunjukkan kakinya yang sedikit terkilir itu, Kakinya yang memar. Ia memakai sandal yang sedikit tinggi hari itu makanya membuat kaki kalila sedikit memar.

"Kaki kamu terkilir, Besok jangan pakai heels atau sepatu sandal yang ada hak nya" ucap theo.

"Iya mas, Sekali lagi makasi ya mas. Emm,, buat kopi mas besok kita beli ya biar mas bisa pilih sesuka hatinya mas" ucap kalila tersenyum.

"Ya terserah kamu saja, Nanti saya panggil kan tukang urut ya buat urut kaki kamu, Besok kita kampanye bapak jadi pergi nya malam saja gapapa?" tanya theo.

"Gapapa kok mas, Aku sekalian belanja snack buat di sini hehe" ucap kalila menunjukkan gummy smile nya itu.

Theo yang melihat nya sontak tersenyum dan mengangguk dan dengan tidak sadar mengelus kepala kalila dengan lembut. Kalila yang di perlakukan seperti itu hanya terdiam, Hati nya berdegup kencang dan wajah nya memerah. Theo Yang sadar akan perlakuan nya itu dengan canggung berpamitan untuk kembali menemui yang lainnya di bawah sana.

"Saya kebawah dulu, Kamu istirahat saja. Saya permisi" pamit theo.

"Iya mas, makasih ya" ucap kalila.

**********

Terimakasih semuanyaa, jangan lupa vote dan komen yaa!!

Penantian Sang MayorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang