Haloo, ingat ini hanya FIKSI ya, tidak melibatkan kehidupan nyata!!
....
.
.
.
.Agam yang melihat theo menatap kalila dengan tajam sontak menyenggol el, lalu berbisik.
"Oi, itu si bang theo natap mba kalila gitu amay co"bisik agam pada El.
El yang mendengar bisikan agam sontak melirik theo yang masih menatap kalila dengan tajam, El yang melihat nya langsung mengikuti arah mata theo, ternyata kalila yang sedang berbicara bersama justin.
"Ya lo liat aja si neng kalila lagi ngapain sama noh cowo" sahutnya.
"Tapi kan itu mba kalila ga lama langsung ninggalin tuh cowo su" bisik agam.
" tapi bang theo ada hubungan apa ya sama mba kalila, masa sih cemburu" heran agam.
"Pacaran kali, tapi backstreet atau ga hts" tebak el.
"Goblok, mana ada hts htsan" jawab agam dengan geram.
"Ya siapa tau aja gam, mereka berdua gamau pacaran jadi hts an" celetuk nya.
"belegug, Anak segede bang theo dan mba Kalila hts di kira bocah kali" ujar rafi secara tiba tiba.
"Njir, bikin kaget aja lo fi" ucap agam mengelus dadanya.
"Ya lagian gue liatin dari tadi lo berdua bisik bisik mulu sat" ucap rafi.
"Kepo ya lo, kasian banget si suruh siapa di sono nimbrung sama si deni ga bener lo pasti di ajarin jadi buaya kan" celetuk agam.
"Lo tuh buaya nya gam" ujar rafi.
Di sisi kalila, kini ia tengah menikmati buah yang ia ambil. Kini dirinya duduk di antara Dito dan juga bu tina, Sedang kan Theo duduk tepat di hadapan nya memandang kalila dengan sedikit tajam dan penuh tanda tanya.
"Waduh, ngapa nih om di depan gue tatapan nya bikin hati dan jantung jedag jedug" batin kalila, kini ia melirik theo dengan ujung matanya.
Theo masih saja memandang nya dengan tatapan yang sangat tajam, Kalila yang di tatap seperti itu sontak mengalihkan perhatian nya dari sang pacar..
Tidak butuh waktu lama, mereka berpamitan pada pemilik acara. Kini kalila tengah duduk bersama theo di dalam mobil miliknya, mobil pajero black doff itu. Keadaan yang sunyi, tidak ada satu pun pembicaraan kalila yang enggan memulai pembicaraan dan theo yang tengah menahan rasa cemburunya itu.
"Siapa cowo tadi?" tanya theo tanpa melirik kalila.
"Cowo? yang mana mas??" tanya kalila.
"Ck, cowo yang tadi bicara sama kamu di dekat section makanan" ujar theo.
"Entah, aku cuma tau namanya kalau ga salah justin kerabat tante pooja, tapi aku ga tau dia" jawab kalila dengan jujur.
"Dia ga bicara yang aneh aneh kan ke kamu? saya perhatiin dia banyak bicara ke kamu tadi" ucap theo.
"Ngga mas, dia nyerocos aja aku ga tau dia ngomong apa" sahut Kalila.
"Lain kali kalau ada cowo yang kayak begitu kamu lempar aja kepalanya pakai heels kamu" canda theo..
Keduanya saling tertawa, Kini Theo membawa nya ke suatu tempat. Rumah yang bergaya modern itu menjadi tujuan theo dan kalila, entah itu rumah siapa kalila pun terheran heran.
"Mas rumah siapa ini astagaa, kita mau ngapainn??" tanya Kalila.
"Udah ayo ikut mas aja, ga bakal aneh aneh kok" jawab theo yang kini mengulurkan tangannya.
"Mas serius dehh, Jangan jangan aku di jebak ya" nalar Kalila.
"Mana mungkin saya ngejebak pacar saya sendiri? wong aneh itu" sahut theo.
Theo menarik kalila masuk kedalam rumah yang ia maksud, Mereka berdua di sambut oleh mba leni salah satu orang kepercayaan theo yang mengurus rumah miliknya.
"Malam mas matt, Mba kira mas Ora mulih malem ini ternyata mulih toh" sambut mba leni.
"Malam juga mba, Maaf saya ga ngabarin karena lumayan dadakan. Mba leni bisa istirahat sekarang kok" sahut theo.
Mba leni hanya tersenyum, wanita lanjut umur itu segera pergi meninggalkan dua sejoli itu.
Theo menoleh, ia melihat muka sang kekasih yang tengah kebingungan itu lalu terkekeh,
" Ini rumah saya, Sudah beberapa tahun lalu di bangun"."Rumah kamu?, Aku kira kamu tinggal sama tante Andini sama Om Ginan ternyata kamu punya rumah sendiri toh" ucap kalila, Ia melihat sekeliling ruang tamu milik Theo.
Theo menatap dalam kekasihnya, "Rumah ini mas bangun untuk keluarga kecil mas, Dulu mas sangat menunggu rumah ini selesai di bangun tetapi waktu rumah ini sudah selesai harapan mas pupus" ucap theo.
Kalila sontak menoleh, Ia tatap mata theo terdapat sedikit kesedihan di mata sang kekasih, " U okay?, mas kamu boleh cerita semuanya ke aku jangan sungkan. Tetapi, kalau kamu belum siap jangan ceritain sekarang gapapa".
Theo menggeleng ia menuntun tangan kalila dan mengajak nya duduk di sofa yang tersedia di sana, Theo memeluk kalila dengan erat seperti bayi yang tidak ingin di tinggal ibunya.
"Mas harus ceritakan semuanya ke kamu dek, Mas ga mau kehilangan kamu, mas takut jika mas telat untuk kasih tau kamu, maka kamu akan kecewa terhadap mas" Ucap theo dengan suara serak.
"
Dulu, mas hampir membangun sebuah ikatan suami istri namun itu runtuh begitu saja. Perempuan yang mas akan nikahi pergi dengan pria lain dan ia meninggalkan mas di altar pernikahan di hadapan banyak orang dan juga tamu undangan, Mas tidak malu tetapi mas merasa sedih karena mengecewakan orang tua mas dan keluarga mas. Rumah ini mas bangun untuk keluarga kecil mas nantinya, Mas sudah berangan angan jika suatu saat rumah ini akan di isi dengan suara tawa seorang bayi dan keluarga kecil mas." lanjut Theo.
Kalila mengusap punggung sang kekasih, Air matanya tertahan mendengar nya. Begitu banyak yang harus kekasih nya korban kan dalam hidup nya, Karir nya yang sukses bak air mengalir tetapi di balik suksesnya ia ada pengorbanan yang terjadi.
"Mas, Kamu terlalu hebat selama ini. Jangan runtuhkan harapan kamu itu, Tetap pertahankan mimpi kamu untuk membangun keluarga kecil yang bahagia, Mungkin saat itu belum masanya tetapi akan ada masanya itu semua terjadi mas. Kehidupan kamu masih panjang, Masih banyak lika liku kehidupan kamu kedepannya. Mas, pernikahan itu ikatan seumur hidup dan itu di saksikan oleh tuhan, Pernikahan itu sangatlah sakral. Manusia mana yang ingin di tinggal di altar pernikahan, Pernikahan itu mimpi semua manusia mas, Membina rumah tangga menjadi impian semua orang" Ucap kalila.
"Terimakasih sudah bertahan mas, kamu hebat. Banyak yang perlu kamu lalui hingga saat ini, banyak yang harus kamu lakukan untuk mencapai titik kebahagiaan kamu. Ayoo semangat dong, masa anggota kopassus lemah nantii di ketawain loh sama anggota lainnya, ayo senyum duluu mana senyum nya" Lanjut kalila.
Theo melepaskan pelukannya, Kini ia menatap Kalila yang berada di hadapannya Kalila yang mengelus pipinya membuat theo tersenyum dan merasa sedikit lega.
"Terimakasih Aruna, Terimakasih telah menerima saya, I love u." ucap theo
Theo mengelus pipi kalila, Kini Theo mengecup bibir Kalila, Sontak mata kalila terpejam. Theo tersenyum setelah nya lalu mengajak kalila kedalam dekapannya.
******
Haloo, gimana chapter kali ini??? Jangan lupa vote dan komen ya love u guys.
KAMU SEDANG MEMBACA
Penantian Sang Mayor
Romancehaloo semuaa, ini semua hanya fiksi semata dan khayalan penulis saja yaa!! DISCLAIMER ‼️⚠️⚠️ * Kisah seorang perwira TNI yang bertemu dengan seorang model cantik yang memikat hati nya dan membuat nya tertarik. Siapa sangka model itu ternyata adalah...