Bab 4 : Bimbang

578 79 9
                                    

Saat ini Sasuke sedang berada di rumahnya, rumah dirinya yang berada di jaman ini.

Rumah itu terlihat megah, mewah, dengan unsur Jepang modern dan terdapat ornamen berlambang kipas di padukan warna merah dan putih, seperti lambang clan uchiha pada era ninja nya. Sasuke menafsirkan bila kehidupan keluarga nya di jaman ini sangat lah berkecukupan atau bisa kita bilang kaya raya.

Lelaki itu sudah sepakat agar pulang mengikuti Itachi ke rumahnya, dengan langkah yang acuh beserta wajahnya yang selalu datar, Sasuke memasuki pintu utama mansion bersama Itachi.

"Kaasan, tadaima" lantang Itachi ketika memasuki mansion.

"Okaeri Itachi, araa kalian pulang bersama rupanya, okaeri juga Sasuke-kun" sahut wanita cantik yang sudah berumur juga bersurai hitam dan onyx yang sama dengan mereka.

Kaasan, Batin Sasuke dengan mata yang menatap nya tidak percaya.

"Cepat ganti pakaian kalian lalu turun ke ruang makan, kita akan makan siang bersama. Sasuke-kun, kaasan juga memasak makanan kesukaan mu loh" sahut wanita itu yang bernama mikoto, ibu dari 2 anak yang tampan, yaitu Itachi dan Sasuke.

Itachi pun menggangguk kepala nya lalu melenggang pergi menuju kamarnya, meninggalkan Sasuke sendirian disana terpaku menatap ibunya.

"Ada apa Sasuke-kun, kenapa kau diam saja?" Wanita itu tersenyum hangat kepada Sasuke.

Tak dapat menahan perasaan rindu yang menggebu ini akhirnya Sasuke menerjang ibunya lalu mendekapnya sembari menahan air matanya agar tidak keluar.

"Kaasan, aku senang bisa melihat mu kembali" bisik Sasuke pelan.

Mikoto yang sedikit terkejut akan dekapan putra bungsu nya itu pun membalas pelukan Sasuke, "ada apa? Mau bercerita dengan kaasan?" Ucapnya sembari tangannya mengelus punggung putra bungsu nya itu.

Sasuke menggeleng pelan kepalanya guna menjawab pertanyaan yang ibunya lontarkan. "Aku hanya merindukan kaasan" cicitnya sedih.

"Hei, aku hanya pergi selama 3 hari untuk menemani ayahmu ke luar negeri, tapi kamu sudah merindukan kaasan saja" mikoto pun melepas dekapan itu sembari mencubit kecil hidung Sasuke.

Sasuke yang tidak tahu menahu apa yang di lakukan ibunya sebelum dirinya berpindah ke masa ini hanya bisa terdiam saja.

Dia sangat merindukan keluarga nya, rindu pada ibunya, ayahnya, atau kalaupun jika tragedi bengis itu tidak terjadi mungkin saja dia masih menempel pada kakaknya. Sasuke rindu suasana rumah yang hangat seperti ini.

Selama ini dia selalu sendirian menjalani hari. Sepi, sunyi, suram, bahkan ketika tertidur pun bayangan akan pembantaian clan yang di lakukan kakaknya pun masih terbayang.

"Sekarang lebih baik Sasuke-kun cepat naik dan berganti baju, sup tomat sudah menunggu untuk di cicipi olehmu loh" goda ibu nya.

Sasuke yang tidak tahu dimana letak kamarnya di rumah ini pun terdiam.

Mikoto yang menyadari Sasuke dari tadi hanya berdiam diri sembari menunduk pun akhirnya bersuara kembali "mau kaasan temani ke kamar? Sebegitu rindunya Sasuke-kun kepada kaasan sampai tidak mau beranjak sedikit pun" mikoto pun tertawa halus.

Sasuke hanya bisa tersenyum kecil sembari merona tipis. Lihatlah si bungsu itu, dirinya hanya bisa mengekspresikan emosinya ketika berada di dekat orang tersayang nya saja.

Mikoto pun akhirnya menemani putra bungsunya itu menuju kamarnya lalu dengan penuh kasih sayang dia menepuk puncak kepala anaknya ketika sudah sampai di depan pintu kamar Sasuke.

"Baiklah kaasan sudah menemani mu sampai ke depan kamarmu, sekarang kaasan ingin ke bawah dulu menyiapkan makanan nya" senyum mikoto berlalu pergi dari depan kamar Sasuke.

Travel to Another Universe || SasuSakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang