HATI-HATI
TYPO BERTEBARAN
.
.
.
.
.
JANGAN LUPA VOTE AND KOMEN
.
.
HAPPY READING
.
.
SASUNARUMalam telah berlalu, kelopak mata dengan manik sapphire itu terbuka dengan pelan. Menduduki dirinya di tempat tidur yang sangat empuk dan lembut, ia sadar ia tengah berada di salah satu paviliun di dalam kekaisaran uchiha.
Kedua kaki jenjang nan putih milik nya menuruni ranjang dengan perlahan, mengambil langkah Deni langkah kecil menuju jendela yang tertutup tirai. Kedua tangan nya bergerak membuka jendela kamarnya, keadaan di luar masih gelap. Bahkan matahari belum menampakkan dirinya.
Berbalik menuju ruang mandi nya ia memilih menyiapkan air dan membersihkan tubuh nya, ia akan menemui ibu nya nanti.
Selang berapa menit ia keluar dengan gaun biru Dongker yang memiliki les hitam, gaun utu terlihat sangat pas di tubuh nya. Entah siapa yang menaruh gaun di kamar ini namun ia yakin itu untuk ia gunakan, membawa dirinya duduk di depan meja rias naruto mencoba menata rambut nya.
Tak banyak, ia hanya mengambil beberapa bagian rambut depan nya dan menarik nya ke belakang, lalu di tambahkan hiasan jepit mutiara yang terlihat cocok di surai miliknya.
Langkah kaki yang terdengar semangkin mendekat tak mengalihkan atensi naruto pada pantulan dirinya di cermin, suara decitan pintu kayu yang terbuka memberi tanda bahwa seseorang kini memasuki kamarnya.
"Astaga nona!" Pekikan kaget itu membuat Naruto melirik sang empunya sesat dan kembali fokus pada pantulan dirinya
Langkah kaki itu semangkin mendekat dan kini berdiri tepat di samping nya, naruto mengangkat sebelah alis nya menatap wajah sosok wanita yang ia duga dayang yang di berikan tugas untuk melayani nya.
"Nona Kenapa tak menunggu kami untuk bersiap?" Sedikit menunduk sosok itu kini memutari meja dan mengambil sebuah kotak kecil "saya akan bantu menyiapkan anda dari sini" tangan nya hendak mengambil alih pensil alis di tangan naruto namun terhenti oleh elakan yang di lakukan naruto.
Naruto menaruh pensil alis kembali pada tempat nya, sekali lagi ia memastikan penampilan nya dan sedikit tersenyum tipis. Gerakan nya yang berdiri tiba-tiba membuat dayang yang sedari tadi memperhatikan nya melangkah mundur karena kaget, Naruto menatap sang dayang dengan tajam. Terlihat bahwa sosok gadis di hadapannya nya itu terlihat muda, Naruto yakin mereka seumuran.
"Berapa umur mu?"
"Eh?" Wajah di hadapannya terangkat dengan raut bingung, sebelum akhirnya kelabakan menjawab naruto "ah s-saya 16 tahun nona" ia membungkuk dan tersenyum "nama saya hima"
Naruto mengangguk paham, ia menatap kota kecil yang di letakkan di meja rias oleh hima. Melihat arah pandang naruto hima pun mendekat dan membuka kota kecil itu, merogoh isi nya dan memperlihatkan nya pada naruto.
"Permaisuri menitip ini pada saya, ia menyuruh anda menggunakan nya" menatap mahkota kecil di tangan hima naruto terdiam, melihat keterdiman naruto hima malah di buat bingung "ada apa putri? Apa ini bukan selera putri?" Tanya nya hati-hati
Naruto menggeleng, ia melemparkan senyum pada hima "bukan" gumam nya pelan "hanya saja aku bukan lagi seorang putri, aku merasa tak pantas menggunakan sebuah mahkota" hima menatap Naruto sendu, jawaban yang di dapat nya terdengar sangat lirih walau Naruto sendiri mengucapkan sembari tersenyum
KAMU SEDANG MEMBACA
Putri Luar Biasa
FanfictionPerjuangan seorang putri bungsu dam sang ibu untuk mengambil apa yang seharusnya menjadi milik mereka, dalam perjalanan itu membawa naruto bertemu dengan orang yang ia cintai uchiha sasuke