10

159 16 2
                                    

WARNING
TYPO BERTEBARAN
.
.
.
.
.
JANGAN LUPA VOTE
&
KOMEN
.
.
HAPPY READING
.

Disclaimer: Masashi Kishimoto
Pairing: sasufemnaru

- Putri Luar Biasa -

"Namikaze?" Gumam shukaku, kepala keluarga dari clan bangsawan Nara menatap pintu aula istana yang tertutup rapat "sungguh Mirip dengan Minato" lanjut nya masih dalam keterkejutan setelah melihat Naruto.

Fugaku tersenyum di atas kursinya, ia menatap shukaku dan juga Hiashi sang kepala keluarga clan bangsawan Hyuga "aku berniat menjodohkan Naruto dengan salah satu putra ku, apa itu hal baik?" Tanya fugaku

Ketiga pangeran yang sedari tadi berdiam diri dan memilih menjadi pendengar yang baik di buat kaget, mereka saling melemparkan pandangan bingung.

"Itu ide yang bangus, yang mulia" sahut mikoto tersenyum, ia melirik ketiga Putra nya yang tampak masih saling melirik dengan bingung "aku rasa Naru sangat cocok dengan Shisui" lanjut nya

"Aku?!" Beo shisui kaget, netra kelam nya menatap sang ibu dan ayah nya bergantian.

"Itu bagus yang mulia" sahut Hiashi, ia menampilkan senyum penuh wibawa nya "jika pangeran shisui menikah dengan putri Namikaze, kelak jika mereka berhasil mengambil kembali kerajaan mereka pangeran shisui akan membantu Naruto memimpin" jelas nya

"Yah, oleh sebab itu aku sangat ingin membantu mereka" Fugaku menghela nafas pasrah, ia kembali mengingat sikap keras kepala Naruto yang menurun dari Kushina "tapi anak itu keras kepala sekali" keluh nya

"Maaf tapi aku memiliki tanggapan lain yang mulia" sahut shukaku

Kini semua mata menatap shukaku dengan raut bingung, tak terkecuali ketiga pangeran yang sempat di buat kaget tadi. Fugaku melemparkan senyum nya, ini lah yang di tunggu nya. Pengamatan clan nara tak bisa di remehkan, clan mereka adalah prajurit tangguh dengan strategi luar biasa jika bersatu di perang.

Shukaku melirik ketiga pangeran, lalu kembali menatap fugaku "saya rasa, pangeran ketiga Sasuke lebih cocok yang mulia" ungkap nya

Kini semua mata menatap Sasuke yang masih menampilkan raut datar khas nya, memang orang-orang hanya dapat melihat itu. Namun tak ada yang tau bahwa kini jantung sang pangeran ketiga itu tengah berdetak tak normal, rona merah tipis sedikit muncul di kedua pipinya. Samar, namun jika di lihat lebih dekat maka akan terlihat.

"Apa alasan anda mengatakan itu, Nara-san?" Tanya Sasuke serius

Fugaku menampilkan senyum puas nya, ia membenahi duduk nya dengan semangat. Begitu menantikan jawaban dari shukaku dan tanggapan putra bungsunya, ia begitu mengenal Sasuke. Anak itu tak ingin jika hidup nya di atur, itu lah mengapa ia memilih untuk menjodohkan shisui dengan Naruto. Putra ketiga nya itu ingin mencari calon nya sendiri, dengan prinsip menikah sekali seumur hidup.

Shukaku tersenyum, netra nya membalas tatapanku Sasuke dengan lembut "karena anda terlihat mirip dengan putri Namikaze, dan ketebalikaan sikap anda dan putri juga dapat saling melengkapi" shukaku menatap Sasuke yang nampak mengangkat alis tak puas karena jawaban nya, ia melirik fugaku yang mengangguk-angguk sembari tersenyum "dan yang terpenting anda adalah Uchiha Sasuke, Pangeran yang Pantas bersanding dengan Namikaze Naruto. Itu lah yang di katakan Mendiang Namikaze Minato" lanjut nya

"Namikaze minato?" Beo Itachi dan Shisui saling tatap

"Bagaimana mungkin?" Gumam Sasuke tak percaya

"Apa yang anda bicarakan, Nara-san?" Tanya Mikoto, netra nya menatap tajam pada shukaku. Jika soal sahabat nya, Mikoto bisa saja menjadi over protektif.

"Bisa anda jelaskan, Nara-san?" Tanya fugaku yang tampak penasaran.

"Apa ini soal kejadian 10 tahun lalu?" Tanya Hiashi

Shukaku mengangguk, raut wajah nya kembali serius "1 tahun sebelum kejadian pembantaian, kerajaan uchiha di undang atas perayaan ulangtahun ke 6 tahun putri Naruto. Mungkin anda tak mengingat nya lagi yang mulia" shukaku menatap Fugaku yang tampak berfikir keras, ia mencoba mengingat adegan yang di ucapkan shukaku "begitu pula anda pangeran Sasuke" Sasuke mengerutkan dahi bingung kala shukaku menatap nya dan tersenyum, ia mencoba mengingat adegan itu tapi dirinya tak bisa.

"Pada saat itu kita para ayah berkumpul di meja makan berasal para ibu, sedangkan anak anak bermain di dekat air pancur taman saat itu. Kala itu putri Naruto hanya ingin bermain dengan pangeran Sasuke, dan karena itu pula mereka semangkin dekat. Saat itu juga pangeran Sasuke menunjukkan sikap yang berbeda, pangeran yang biasa bersikap dingin saat itu bersikap begitu hangat pada putri naruto. Dan saat itu lah mendiang Namikaze Minato mengatakan hal itu, dan anda langsung menyetujui nya dengan semangat yang mulia" cerita shukaku

"Aku? Dan naruto?" Gumam Sasuke lirih

🍅🍥

"Naru? Kita akan tinggal di mana setelah inu?" Tanya Kushina. Sesekali dirinya melirik pemandangan dari balik tirai yang terbuka karena tertiup angin.

Mereka kini tengah berada di Kereta kuda, Naruto meminjam Kereta kuda milik kerajaan uchiha untuk mengantar mereka. Dan naruto, kiba, berserta Kushina tengah berada di dalam kereta yang memang cukup untuk empat orang.

"Kita akan ke tempat yang aman untuk ka-sama" sahut Naruto.

Kushina mengambil tangan kiri Naruto, menggenggam tangan mungil putri nya di atas pangkuan nya. Kushina menatap sendu tangan putih, bersih nan mungil milik putri nya. Ia tak dapat membayangkan nyawa yang akan di renggut oleh tangan mungil di genggamannya, darah yang membanjiri tangan mungil itu, tangan mungil yang memegang benda tajam, bertarung di tengah perang, sungguh kushina tak dapat membayangkan nya.

"Ka-sama tak perlu khawatir, aku akan kembali dengan baik" kushina mendongak menatap Naruto yang tersenyum menatap nya, ia kembali menggamit tangan mungil yang baru saja membelai halus pipinya. Menghapus jejak air mata yang menetes tanpa ia sadari.

"Aku akan baik baik saja, dan menjemput ka-sama dengan sebuah kemenangan di tangan. Itu janji ku, ka-chan!" Ungkap Naruto tulus, keseriusan dan keteguhan terpancar jelas di permata yang akat Mirip dengan mendiang suami nya.

"Aku akan menjaga Naruto, yang mulai Kushina" sahut Kiba tersenyum

Naruto menatap kiba dan mengangguk, ia kembali menatap ka-chan nya dengan senyum lebar.

"Yah, kalian akan kembali dengan semangat" ucap nya memeluk erat sang putri, kiba hanya tersenyum haru melihat interaksi ibu dan anak di hadapannya.

🍅🍥

"Apa kita tak salah mengunjungi desa ini, nii-sama?" Tanya sosok gadis tinggi berjubah hitam, netra rubby nya menatap lurus desa yang terlihat asri dan amat terawat.

"Aku tak mungkin salah imotou" sahut sosok pemuda di sebelahnya, sama tertutup nya dengan sang gadis. Pemuda itu juga memakai jubah hitam yang hampir menutup seluruh tubuh dan wajah nya, tubuh jangkung dan proposional begitu mendukung nya untuk terlihat seperti seorang assassin.

"Tapi dari mana kau mengetahui tentang desa ini? Aku tak pernah mendengar ada desa di sekitar sini" sahut nya, netra rubby nya menyapu sudut demi sudut desa.

Desa ini tampak ramai, sama seperti desa pada umumnya. Mereka dapat melihat pedagang di setiap pinggir jalan, para petani, dan para pengrajin.

"Jiraya ji-san, aku pernah melihat map ini di koleksi nya" sahut nya singkat

TBC

Putri Luar Biasa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang