WARNING
TYPO BERTEBARAN
.
.
.
.
.
JANGAN LUPA VOTE
&
KOMEN
.
.
HAPPY READING
.Disclaimer: Masashi Kishimoto
Pairing: sasufemnaru- Putri Luar Biasa -
"Setelah 2 minggu tinggal di sini, kenapa desa ini terasa semangkin ramai saja?" Pertanyaan penuh tanda tanya menerjang keras kepala gadis berusia merah untuk terus berfikir, netra yang tak kala merah dari rambut nya menelisik kepadatan penduduk desa yang seminggu belakangan ini meningkat pesat "apa hanya pemikiran ku?" Gumam nya tak jelas di sela ramai nya pejalan kaki
Ceklek
"Tadaima.."
Pintu kayu bercat maroon terbuka lebar, sesaat kemudian kembali tertutup. Gadis berusia merah memasuki ruang yang tampak sepi, rumah minimalis ala ala penduduk biasa menjadi tempat peristirahatan nya sejak 2 Minggu yang lalu berada di desa asing ini.
Rumah kecil, yang dominan dari kayu itu cukup untuk menampung dirinya dan sang kakak. Walaupun kecil, rumah ini terdiri dari 2 buah kamar kecil, dapur, dan juga ruang tamu
Netra rubby gadis itu beredar menatap keadaan rumah yang tampak sepi, tak habis pikir. Gadis itu membawa belanjaan nya menuju dapur, ia baru saja dari pasar dan berbelanja untuk kebutuh sehari-hari mereka.
Dari perkiraan sang kakak, mereka akan menatap di desa ini cukup lama sebelum menemukan titik terang dari tujuan mereka. Atau mungkin bisa jadi mereka akan menetap di desa ini selama nya? Entah dirinya tak tau.
Ceklek
"Kau sudah pulang?" Pintu belakang di dapur terbuka dan menampilkan sosok pemuda tinggi dengan tubuh proposional ala-ala pangeran kerajaan, permata rubby yang sama dengan milik sang gadis menatap nya dengan alis terangkat
Brak
"Aku pikir kau tak di rumah Ku" sahut sang gadis dengan santai, ia tak terganggu sama sekali kala mendengar dehm an kuat dari sosok pemuda yang masih setia berdiri di sebelah nya. Tangan gadis itu sibuk memilah barang dan menyimpannya di tempat seharusnya
"Kau panggil aku apa tadi?" Pemuda berusia jingga itu menatap gadis di sebelahnya dengan tajam
"Ku, kenapa?" Tanya si gadis nampak bekum sadar, ia masih sibuk memilah dan menggabungkan barang yang di belinya. Namun secara teratur pergerakan nya mulai melambat hingga akhirnya benar benar berhenti, netra rubby nya melirik takut-takut pada sosok pemuda yang menatap nya bagai hendak menghunuskan pedang di leher nya "A-ano.. maksudku, Ku-nii! Yah Ku-nii!" Pekik nya mengacungkan jari telunjuk nya dengan tawa canggung
Tawa canggung gadis itu perlahan hilang kala pemuda di sebelah nya tak merespon, ia menelan kering dan kembali melirik pemuda itu takut-takut. Mendapati raut wajah datar nan sorot mata tajam dari sang nisan membuat gadis itu mau tak mua menunduk dalam, jari-jari nya saling melilit karena kebiasaan saat dirinya gugup.
"G-gomen, Ku-nii" cicit nya hampir tak terdengar
Merasakan tepukan lembut di puncak kepala nya membuat si gadis mau tak mau harus kembali mendongak, dirinya terdiam mendapati sang kakak yang tersenyum lembut padanya.
"Lain kali jangan begitu ne, kyu-chan?"
"Kurama-nii?" Bisik kyubi pelan
"Walaupun indentitas kita tersembunyi, tapi setidaknya jangan lupakan dari mana kau berasal" kurama, atau yang biasa di kenal dengan Namikaze kurama mengekus sayang surai merah sang adik yang sangat persis seperti milik sang ibu.
"Ha'i!"
Kurama kini tinggal di desa Uzu Bersama sang adik Namikaze Kyubi, kembaran nya yang di culik kala masih kecil hingga keluarga nya bahkan tak mengetahui keberadaan gadis itu.
Kurama yang sebelum nya tak mengetahui kenapa dirinya ketika sadar berada di Amegakure pun memilih untuk tetap tinggal di sana hingga keadaan mulai membaik, namun siapa sangka dirinya akan di pertemukan dengan kembaran yang tak pernah di duga dan di sangka nya ada.
Awalnya kurama tak percaya bahwa kyubi adalah kembaran nya, namun pengakuan dari sang nenek tua yang tinggal bersama kyubi dan penculik nya pun mampu membuat rasa kecurigaan kurama. Hingga akhirnya ia dan kyubi memilih tinggal bersama di Ame hingga 5 tahun lama nya.
Dan tibalah saat dirinya tak dapar lagi membendung rindu tang begitu dalam setelah mendengar kabar tentang kitsune, si tabib legendaris yang merupakan seorang penjelajah.
Di saat dirinya menginjakkan kaki di luar sana, warga desa bahkan orang kerajaan ame begitu mengelu-elukan sang tabib untuk bisa bergabung di kerajaan mereka. Dirinya mencoba mencari tahu, namun fakta membuat nya sadar seketika.
Saat dirinya bertanya kepada salah satu penduduk desa di pasar tentang seperti apa sang kitsune itu, ia harus menelan bulat-bulat bahwa salah satu keluarga nya masih bertahan di luar sana.
Itu membuat dirinya memilih keluar dari zona nyaman nya, bertekad untuk mencari sosok kitsune yang ciri-ciri nya begitu mirip dengan imotou nya yang memang telah hilang sebelum detik-detik pembantaian keluarga nya terjadi.
' Di mana kalian?'
🍅🍥
Naruto menatap lurus pemandangan sungai di hadapan nya, sejak kejadian 'tak sengaja mendengar penuturan uchiha' membuat Naruto lebih keras menghindar Sasuke.
Pemuda uchiha itu belum pergi dari rumah nya, keadaan nya sudah membaik dan mulai berkeliaran kesana kemari. Naruto sadar, kedatangan Sasuke tak semata mata hanya untuk mengetahui masa lalu mereka. Naruto yakin, ada hal yang lain sehingga membuat Sasuke datang kemari.
"Naru?"
Naruto tak bergeming, gadis bangsawan itu hanya terdiam di tempat nya tanpa menoleh bahkan hanya sekedar merespon.
"Naru? Ada apa?" Tak mendapatkan jawaban, akhirnya kiba memilih menduduki dirinya di sebelah kanan Naruto.
Naruto menoleh ke kiri kala merasakan pergerakan orang di sebelah kirinya, melirik sekilas. Ia dapat melihat gara yang sudah menduduki dirinya dengan nyaman di sebelah nya.
"Ada apa kalian kemari?" Tanya Naruto kembali fokus pada sungai di hadapan nya
"Tak ada hal apapun" sahut gara santai
"Kami hanya mencari mu di rumah, namun Kushina-sama mengatakan bahwa kau keluar. Jadi kami mengecek mu kemari" jelas Kiba
Naruto mengangguk mengerti, netra nya bergulir menatap kiba dan gara bergantian "lalu? Ada hal apa kalian mencari ku hingga ke rumah?" Tanya Naruto kembali
"Haha, tidak ada apa apa" sahut kiba terdengar canggung "betul kan gara?" Tanya nya pada gara mencoba meminta pertolongan
Gara yang melihat itu hanya mengangguk dan tersenyum, netra jade nya memandang objek yang sama dengan Naruto. Mengabaikan kiba yang masih terlihat gusar, dan merasa canggung sendiri.
"Apa uchiha itu masih berada di rumah ku?" Suasana semangkin sunyi, hanya ada hembusan angin yang terdengar menyapa pendengaran mereka dengan lembut
"Kami tak melihat nya saat mencari mu ke sana" jawab gara setelah lama terdiam, netra nya melirik kiba yang tampak menjadi pendengar yang baik "persahabatan antara pangeran ketiga uchiha dan juga putri bungsu Namikaze sudah tersebar luas dulu, bahkan ada rumor yang mengatakan bahwasanya mereka adalah pasangan yang memang sudah di takdirkan untuk selalu bersama. Naru, putri bungsu Namikaze itu kau bukan?"
TBC

KAMU SEDANG MEMBACA
Putri Luar Biasa
FanficPerjuangan seorang putri bungsu dam sang ibu untuk mengambil apa yang seharusnya menjadi milik mereka, dalam perjalanan itu membawa naruto bertemu dengan orang yang ia cintai uchiha sasuke