10

5K 431 80
                                    

"Bi, papah kemana?" Erine menyeruput coklat panas nya tanpa mengalihkan pandangan pada tetes air hujan. "Papah neng Erine teh sudah pergi kerja, ada rapat mendadak katanya" Bi inem tersenyum ketika Erine menoleh kepadanya. "Tau gitu mending aku nginep aja di rumah Oline. Selalu aja kaya gini! Papah selalu sibuk dan gak punya waktu buat aku. Padahal papah udah janji sama aku mau bawa aku jalan jalan"

Bi inem hanya tersenyum sambil mengelap meja "menurut bibi, papah mamah itu sayang gak sih sama Eyine?" Bi inem berjalan menghampiri Erine kemudian mengelus pundak Erine. "Neng, selalu gak punya waktu bareng kamu bukan berarti mereka gak sayang sama kamu. Mereka sibuk bekerja dan mencari uang itu karna mereka sayang sama kamu" Erine kembali menyesap coklat panasnya lalu menunduk.

Ponsel Erine tiba-tiba bergetar menandakan ada panggilan telepon masuk yang ternyata dari Oline. Hal ini lah yang membuat Erine kembali bersemangat.

"Selamat pagi olennn" Erine tersenyum kepada bi inem kemudian ia berjalan menuju halaman belakang rumahnya. Erine membuka pintu kaca halaman belakang rumahnya. "Pagi" Erine mengerutkan dahinya ketika ia mendengar suara Oline yang terdengar tidak bersemangat.

"Kenapa? Kok lemes banget" Erine duduk di atas kursi sambil menatap tetes air hujan. "Laptop aku rusak" Oline menunduk sambil mengaduk kopinya.
"Loh kok bisa?"

Oline mendelik malas ketika Ribka tiba-tiba memukul kepala nya dari belakang "tadi kesenggol terus jatoh"

"Terus gimana dong? Mau aku beliin yang baru?" Oline melotot kemudian ia menggeleng "heh aku bukan verrel mantan kamu yang matre. Aku nelpon kamu karna Aku mau di anterin beli laptop baru ke mall"

"Ohhhhhh bilang dong sayang kalau kamu mau ngajak aku jalan" Mulut Oline terbuka lebar ketika ia mendengar ucapan yang keluar dari mulut Erine "engg-" Oline menoleh kebelakang ketika ia mendengar suara nyaring yang di sebabkan karna Indah baru saja jatuh tersandung meja.

"ADUH, hei kamu meja" Indah bangkit kemudian ia tersenyum kepada Oline sebelum ia mulai mengomeli meja itu. "Kamu sengaja ya diem disini biar aku jatuh? Iya kan? IYAKAN?" Indah mendorong meja itu kemudian ia menggeleng.

"Diem kamu gorden, jangan ngebelain meja ini" Indah berjalan menaiki anak tangga dengan rasa kecewa karna Indah benar-benar merasa kecewa kepada meja itu. Seluruh anggota keluarga Oline memang aneh. Oline hanya bisa diam setiap mereka mulai berperilaku aneh seperti itu. "Kenapa?" Tanya Erine dari sebrang telepon.

"Enggak, kamu sekarang siap siap ya nanti aku jemput" Erine tersenyum dengan sangat lebar kemudian ia mengangguk "siapp olenn, sekarang aku siap siap deh" Oline mengangguk kemudian ia mengakhiri sambungan telepon itu.

"CIEE CIEEE" Pekik Nachia dan Ribka. Oline meraih sebuah mangkok plastik kemudian ia lemparkan mangkok itu ke arah Nachia dan Ribka. "Eitsss gak kena" Ribka dan Nachia menjulurkan lidah nya, mereka berdua malah meledek Oline.

Oline hanya diam sambil menyeruput kopi yang tadi ia buat. "Mau kemana kak?" Tanya Ribka dengan alis yang di naik turunkan "mau jalan jalan sama kak Eyine ya? Ihh syoekakkkk deh" Nachia bertepuk tangan kemudian ia memukul kepala belakang Ribka agar Ribka ikut bertepuk tangan.

"Mau ikut dong kak, bosenn banget nih di rumah" Mohon Ribka dengan mata berbinar. "Ga, kamu pergi sama si Nachia aja sana" Oline berjalan pergi menuju kamarnya tanpa mempedulikan Nachia dan Ribka yang kini sedang memohon dengan jari telunjuk yang di satukan.

"Yaeklahhhh kakkkkkk" Ribka menarik paksa tangan Nachia "ayo ikut gue" Nachia menoleh ke kanan dan kiri nya untuk meminta pertolongan tapi tak ada satupun orang disana"Ihhhh gak syoekakkk"

Mencintai Secara ugal ugalan (Orine) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang