• ⟡ 「 𝟕𝟕 - 𝐏𝐞𝐫𝐭𝐚𝐫𝐮𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐒𝐢𝐡𝐢𝐫 」 ⟡ •

1K 155 103
                                    

⟡ ------------------------- ⟡

𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠
𝐃𝐨𝐧'𝐭 𝐟𝐨𝐫𝐠𝐞𝐭 𝐭𝐨 𝐯𝐨𝐭𝐞 𝐨𝐤𝐞𝐲𝐲?

⟡ ------------------------- ⟡

Strom kemudian menoleh ke arah Halilintar. Terlihat jelas dari raut wajahnya, kalo kalimatnya tadi pasti sangat-sangat tidak disukai oleh Halilintar.

"Ck! Baru segitu aja udah ngamuk!" Gumam Strom pelan, tapi masih bisa didengar oleh Halilintar. Halilintar pun seketika mendecak kesal. Ia semakin menatap Strom tajam.

"Baru segitu aja aku udah ngamuk? Heh! Bagaimana dengan dirimu huh? Baru dipancing sedikit aja udah marah!"

"Ck!" Strom sontak melompat ke belakang. Ia hendak mengambil kembali pedangnya.

"Jangan harap kau bisa mengambilnya!!"

Swinggs!

Halilintar menggunakan spirit elemen tipe anginnya untuk menjauhkan pedang milik Strom.

Seketika iris ruby milik Halilintar kembali bertabrakan dengan iris violet milik Strom. Mereka berdua kembali saling memandang dengan tatapan tajam.

"Ck! Baiklah.. kalo itu maumu!"

Wushhh!

Tiba-tiba saja, angin di sana mulai mengencang. Semua benda di sekitar mulai beterbangan.

'Haish.. pak tua ini! Dia benar-benar mau menghancurkan planet ini huh?!' Tanya batin Halilintar kesal.

Halilintar pun reflek melirik sekitarnya. Semuanya mulai beterbangan tak tentu arah. Orang-orang disekitarnya pun mulai mencari pegangan agar mereka tak ikut beterbangan.

'Bisa bahaya kalo mereka tetap ada disini..'

Halilintar sontak menegakkan tubuhnya. Ia menarik nafas panjang sebelum pada akhirnya akan dihembuskan.

"Huft.. teleport the body and soul! Please move all the innocent people!!"

Wushh!

Seketika, para anggota Tapops yang berada di sana pun menghilang. Ya, Halilintar meneleportasikan mereka semua ke istana. Menyisakan dirinya sendiri dengan anggota dari organisasi Deadly Darkness itu.

• 「⟡」 •

Brakk!

"Argh!!" Rintih para anggota Tapops ketika mereka terjatuh dan mengenai lantai istana. Mereka baru saja di teleportasikan ke ruang aula oleh Halilintar.

"Ya ampun.. apakah kita lagi di istana?" Gumam Taufan bingung.

"Sepertinya begitu! Kak Hali tadi meneleportasikan kita ke sini!" Ujar Solar.

Setelah itu, semua orang yang ada di sana pun seketika terdiam. Mereka mencoba mengulang kembali ingatan tentang Halilintar tadi.

Tadi itu.. benar-benar Halilintar kan? Pikir mereka.

Tapi Amato tak ikut melamun seperti mereka, ia segera berlari ke luar ruang aula untuk menemui tabib. Ia harus memeriksa anak laki-laki yang tadi diberikan oleh Halilintar kepadanya.

Bugg!

"Astaga.." Gumam Dark lelah karena sedari tadi Lunar terus menerus memeluk dirinya.

Kembali Kepada Kalian [Halilintar] - 𝐒𝟏 || 「𝘌𝘯𝘥 ✓」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang