Ketulusan yang Menganga
Desir-desir luapan rindu merana
Tentang jarimu yang pernah menitahkan suara yang sangat mengena
Bukannya seharusnya detik ini adalah waktu untuk meluruhkan seluruh hal yang terlena
Tapi apa? Kamu tak menunjukkan satu kecupan pun dalam bingkai yang telah dibinaMau kamu apa, sih?
Aku telah bertanya tentang sesuatu yang menggurat makna bersih
Kata kamu seluruhnya siap membawa penyelamat anti gundah
Meluruhkan noda-noda dan menghiasi dengan sangat indahBuktinya?
Ah, lagi-lagi bikin perasaanku dipeluk dengan kecewa
Perihnya sayatan rindu rujuk menyewa
Jangan bicara soal sibuk, hatiku muak dengan letihnya alasan yang tak menuntaskan larik demi larik yang kutanyaAku tahu, kamu itu orang yang aslinya sangat tahu perasaan perempuan
Tapi kenapa dititahkan dengan sangat menyebalkan
Sengaja ya menampakkan kekurangan?
Supaya aku menghindar, begitukah Tuan?Al: "Hai, kalau rindu jangan marah-marah dong, Cintaku."
Az: "Gimana nggak marah? Peka gak sih kalau kamu itu istimewa buat aku?"
Al: "Kamu sayang banget sama saya?"
Az: "Pikir aja sendiri!"
Al: "Gak bisa, sendiri itu sulit enaknya juga barengan sama kamu."
Az: "Lalu kenapa tidak mengobati kerinduanku, Tuan?"
Al: "Maaf bikin kamu muak, tapi saya memang sibuk."
Az: "Gak usah sombong! Kesel banget dah."
Al: "Ya gimana? Paham dong posisi saya."
Az: "Paham jugalah dengan perasaan aku!"
Al: "Saya berusaha menjaga batasan yang rumitnya tak karuhan, menitih karir, memperluas pendidikan, berusaha mencari sumber kehidupan dari mana pun ... untuk apa Sayang? Tau gak salah satu tujuannya untuk apa? Bekal kita menjalani rumah tangga menuju surga Insyaallah. Jauh loh surga, kalau nggak ada bekal entar kelaperan, kehausan gimana? Saya gak tega lihat kamu nanti kesakitan. Ini lebih sakit dari rindu yang harus kamu tahan."
Az: "Hm, kamu manusia bukan, sih? Ketikannya aja tampan banget."
Al: "Heh, kamu bayangin apa? Aneh-aneh saya blokir ya."
Az: "Jangan ih! Ini bulan syawal, bukannya minta maaf malah ngajak gelut!"
Al: "Justru itu, biar kita nggak bikin dosa mulu."
Az: "Benar-benar ngeselinnya triple!"
Al: "Minal 'aidin walfaizin, Sayang. Meskipun bukan orang sempurna bisa jadi orang benar, semoga diberi kelancaran untuk terus bisa lebih baik lagi."
Az: "Aamiin."
Al: "Saya minta maaf lahir batin, maafkan segala yang keluar dengan alasan sibuk maupun berat tangan."
Az: "Iya. Aku udah dimaafkan belum?"
Al: "Mau dimaafkan? Pakai yang rapi."
Az: "Apa yang dipakai?"
Al: "Baju kamu tuh."
Az: "Apa sih, ga jelas!"
Al: "Ya kalimatnya dong, masa iya aku suruh kamu pakai baju di depanku."
Az: "Kamu semakin menggemaskan and menyala tau, Al🔥!"
Al: "Wajib kalau untuk kamu, Az."
Az: "Minal 'aidin walfaizin. Mohon maaf lahir batin juga ya tokoh tampanku. Minta satu hal boleh gak?"
Al: "Iya Sayang, sepuluh pun boleh."
Az: "Kembalikan rambutmu seperti saat kita berada di atap yang sama."
Pangkal tongkat meraba dengan penghijauan tanpa nista
Mau marah, tapi kalimatmu selalu menjadi mata
Paham Sayang, ini hanya perihal sabar yang harus dirilis dalam sebuah arti dari menunggu
Minal 'aidin walfaizin tokoh tampanku, lahir batin tulus kuharapkan maaf darimuAzizah Bounty
Ponorogo, 13 April 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
Tusukan Rindu
Poetry"Mencintaimu ialah penghargaan yang luar biasa." Cut ➡ Novel Za-Aly Jagat Empiris