TS 39. Denting Waktu

11 4 0
                                    


Denting Waktu

Aku tidak mau beralih. Kamu sudah tepat sebelum aku memilih. Jika dunia berkehendak menyibukkan dirimu dalam lautan luas yang menjadi dalih, apakah aku tidak boleh hadir dalam sepucuk sudut untuk sekedar mengajakmu berenang dalam kungkungan sholih?

Tidak mengapa, jika sesekali ketukan pintuku tak Tuan buka. Sedang tidur mungkin, sedang merakit yang lebih bermanfaat mungkin. Hanya saja, senjaku segera berkabut, jika Tuan tak memberi perilisan yang seharusnya tersambut.

Senja tidak lama, bukan? Sebentar lagi juga sudah malam. Aku paham, duniamu di gelap hari harus menitahkan tanggung jawab besar yang dianyam. Balutan aksaranya akan berakhir runyam jika tidak dikerjakan sesuai alas yang telah digenggam. Jujur, aku tidak ingin membuat rintisan-rintisan rubik sinarmu menjadi padam.

Tuan ... bawalah bangunan kecil itu untuk kembali. Sajak deringmu kutunggu dengan penuh  api yang kuperangi. Menahan bisikan-bisikan, rayuan-rayuan, dan jelmaan-jelmaan nafsu  yang terus saja menaungi tidak semudah membalikkan nampan yang ditindih belati. Bukan sekedar meminta kaki, tetapi aku meminta hatimu untuk ditetapkan dalam bulatnya ketetapan sang Pemberi.

 Bukan sekedar meminta kaki, tetapi aku meminta hatimu untuk ditetapkan dalam bulatnya ketetapan sang Pemberi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Azizah Bounty

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Azizah Bounty

Ponorogo, 20 Juni 2024

Tusukan Rindu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang