Denting WaktuAku tidak mau beralih. Kamu sudah tepat sebelum aku memilih. Jika dunia berkehendak menyibukkan dirimu dalam lautan luas yang menjadi dalih, apakah aku tidak boleh hadir dalam sepucuk sudut untuk sekedar mengajakmu berenang dalam kungkungan sholih?
Tidak mengapa, jika sesekali ketukan pintuku tak Tuan buka. Sedang tidur mungkin, sedang merakit yang lebih bermanfaat mungkin. Hanya saja, senjaku segera berkabut, jika Tuan tak memberi perilisan yang seharusnya tersambut.
Senja tidak lama, bukan? Sebentar lagi juga sudah malam. Aku paham, duniamu di gelap hari harus menitahkan tanggung jawab besar yang dianyam. Balutan aksaranya akan berakhir runyam jika tidak dikerjakan sesuai alas yang telah digenggam. Jujur, aku tidak ingin membuat rintisan-rintisan rubik sinarmu menjadi padam.
Tuan ... bawalah bangunan kecil itu untuk kembali. Sajak deringmu kutunggu dengan penuh api yang kuperangi. Menahan bisikan-bisikan, rayuan-rayuan, dan jelmaan-jelmaan nafsu yang terus saja menaungi tidak semudah membalikkan nampan yang ditindih belati. Bukan sekedar meminta kaki, tetapi aku meminta hatimu untuk ditetapkan dalam bulatnya ketetapan sang Pemberi.
Azizah Bounty
Ponorogo, 20 Juni 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
Tusukan Rindu
Поэзия"Mencintaimu ialah penghargaan yang luar biasa." Cut ➡ Novel Za-Aly Jagat Empiris