13 | Tingkah Jaemin

2.1K 310 21
                                    

13

"Emie! Jaemin mau mie!"

Renjun memandang Jaemin yang tampak heboh. Bocah itu terus berkata ingin makan mi instan. Padahal baru 2 hari lalu Jaemin makan mi.

"Jaemin, 'kan, 2 hari lalu udah makan mie. Besok lagi makan mienya."

"Tapi, tapi ..." Kedua mata Jaemin berkaca-kaca, "Jaemin na, Mama. Jaemin na mie~"

Renjun menghela napas. Dia membiarkan Jaemin menangis. Sudah Renjun jadwalkan, makan mi hanya boleh seminggu atau 2 minggu sekali. Bukan 2 hari sekali. Tidak baik terlalu banyak makan mi instan begitu.

Katanya kalau anak nangis, biarkan saja dulu. Itu membuat anak mengekspresikan emosinya. Dan terbukti, Jaemin selalu mengatakan apa yang membuatnya marah, sedih dan sejenisnya.

Dan saat sudah lebih tenang, barulah Renjun mengajaknya berbicara. Berjongkok di depan Jaemin yang berdiri. Isak tangisnya sesekali masih terdengar.

"Udah?" Renjun tersenyum, mengusap pipi bulat Jaemin yang basah dengan tangannya. "Jaemin ingat gak? Mama bolehin Jaemin makan mie instan, tapi enggak beda beberapa hari. Kemarin Jaemin sudah makan, dan hari ini gak boleh."

Jaemin masih cemberut. Belum mengatakan apapun.

"Jaemin udah setuju loh, makan mi cuman seminggu sekali," sambung Renjun. "Atau kita bikin jadwal saja, gimana?"

Jaemin mengerjap bingung. Renjun segera bangkit, mengajak Jaemin untuk duduk di depan meja ruang tamu. Pemuda itu mengambil kertas kosong.

"Iya, bikin jadwal Jaemin makan mi. Biar Jaemin enggak lupa kapan harus makan mi. Gimana?"

Penawaran Mamanya begitu menarik. Dan Jaemin sepertinya sangat setuju. Dia memperhatikan Mamanya yang membuat 7 kotak dengan nama hari di atasnya.

"Jaemin mau gambar gak?" tanya Renjun, itu dia lakukan agar kertas jadwalnya lebih menarik saja. "Jaemin boleh gambar apa saja."

Jaemin mengambil krayon sesuai warna yang dia inginkan. Menggambar abstrak di kertas yang masih bersih.

Sebenarnya Jaemin memiliki papan tulis kecil hadiah dari Papanya. Renjun bisa menggunakan itu agar lebih mudah, tapi Jaemin masih sering menggunakannya. Jadi, gunakan kertas lalu nanti ditempat di pintu kulkas saja.

"Hari selasa itu hari Jaemin makan mi instan, jadi nanti Jaemin harus geser magnetnya sampai ketemu hari selasa. Sat hari, cuman boleh sekali geser." Renjun menjelaskan sembari memberikan contoh pada Jaemin, "Jaemin mengerti?"

Jaemin mengerjap, kepalanya mengangguk. Intinya yang Jaemin paham hanya, magnetnya kalau berhenti di hari selasa, dia boleh makan mi instan. Sudah itu saja.

"Ayo tempel, dan besok Jaemin boleh geser magnetnya."

Renjun bangkit, berjalan lebih dulu ke dapur yang diikuti dengan senang hati oleh Jaemin. Seperti apa kata Renjun sebelumnya, dia menempelkan kertasnya di tempat yang bisa Jaemin jangkau.

"Nanti Jaemin geser magnetnya, 1 kali sehari. Mengerti?"

Jaemin mengangguk, "Mengerti, Mama." Jaemin menunduk saat Renjun mengusak rambutnya gemas.

"Sudah, ayo keluar. Jaemin nggak mau main?"

~

"Lee Haechan."

Haechan yang akan memakai helmnya langsung terhenti. Dia menoleh ke sumber suara. Keningnya terlipat tipis.

"Ibunya Renjun, 'kan?"

08.13 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang