19 | Renjun Tau

2.9K 347 78
                                    

19

"Anak gadis Papa."

Jaemin tertawa saat Haechan memeluknya. Melepaskannya lalu mencubit pipinya gemas. Membenarkan letak penutup kepala yang Jaemin kenakan.

Itu kerudung, 'kan?

Kerudung ala Masha. Yang cuman diikat di bawah dagu, dan poninya menutupi kening. Tau lah itu apa. Yang penting, Jaemin jadi seperti yang Haechan inginkan.

Hehe. Masha~

Haechan mengangkat tubuh anaknya yang memakai serba pink. Mengajaknya untuk foto bersama. Berbagai gaya.

Sementara Renjun, dia masih terus mendumel. Memakai pakaian serba coklat dengan menenteng tas beruang juga bando telinga beruang. Pemuda itu menatap Haechan dan Renjun bergantian.

Mereka kenapa, sih? Kenapa tidak ada yang setuju dengan ide Renjun? Padahal dia juga mau menjadikan Jaemin sesuai keinginannya. Atau setidaknya, keinginan Jaemin. Dan kenapa pula Jaemin setuju saja dengan saran Papanya itu?

Helaan napas berat kembali keluar dari mulut Renjun. Dia menatap ponselnya yang menyala. Menampilkan pesan dari salah seorang orang tua temannya Jaemin.

"Ayo berangkat." Renjun bangkit berdiri. Dia mengambil tasnya sendiri. Siapa tau Jaemin merengek panas dan nanti bocah itu harus ganti pakaian. Sementara tas beruang milik Jaemin, hanya pajangan. Tidak ada isinya.

"Jangan cemberut." Haechan merangkul pundak yang lebih kecil. Jaemin sibuk dengan ponsel Papa, memeriksa hasil foto mereka dan bocah itu akan tertawa saat dia merasa ada yang lucu.

Renjun memutar bola matanya. Dia tidak dapat mundur saat tangan kanan Haechan menahan kepala belakangnya.

"Males banget, Haechan! Jauh-jauh sana!" sinis Renjun, dia mencoba menjauh tapi tidak berhasil.

Haechan tertawa kecil, "Masih cemberut aja. Padahal anaknya gak peduli mau pake apa."

"Gak peduli. Aku mau berangkat, nanti telat."

Haechan tersenyum. Gemas dengan ekspresi jengkel Renjun. Sebelah pipinya itu akan menggembung dan wajahnya pun sedikit memerah. Matanya memicing tajam yang selalu membuat Jaemin bahkan Haechan takut.

"Mau cium?"

Renjun langsung meletakkan tangannya di mulut Haechan. Menghalangi bibir tipis itu untuk tidak menyentuh pipi atau bibirnya.

"Kita harus berangkat," kata Renjun sebal, "Ayo pergi. Nanti telat."

Haechan kembali tertawa. Dia akhirnya mengikuti kemauan si kecil. Mengantar keduanya pergi ke sekolah.

Renjun cosplay jadi beruang sebenarnya. Dia memakai pakaian serba coklat juga bando telinga beruang. Renjun tidak mau ribet, jadi dia pakai seadanya aja. Asalkan masih nyambung dengan karakter Jaemin.

"Dadah Papa~" Jaemin melambaikan tangan kecilnya ke Haechan.

"Jangan buat Mama makin cemberut, ya?" Haechan tersenyum saat Jaemin memberikan anggukan juga menunjukkan jempol tangannya. "Pinter banget anak Papa."

Renjun yang mendengarnya hanya diam. Kemarahannya sudah tidak ada. Hanya sebal. Mau lihat Jaemin jadi peri gitu. 'Kan bagus. Dari pada Masha. Bocah kematian.

Jaemin berbalik, berjalan lebih dulu memasuki sekolahnya. Jaemin absen selama sebulan lebih, dan sedikit asing rasanya. Tapi, bukan masalah. Renjun ada untuk menemaninya.

Haechan membuang napas pelan. Dia menoleh ke jalan. Tempat terakhir kali Jaemin kecelakaan. Haechan merasa, kalau Jaemin menahan diri untuk tidak melihat ke sembarang arah. Hanya fokus padanya, atau ke motornya. Tidak ada ke jalanan lain atau kanan-kiri.

08.13 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang