06 | Jaemin Cinta!

2.5K 325 43
                                    

06

Jaemin itu suka jalan-jalan. Anaknya nggak rewel kalau lama di perjalanan. Makanya kadang Mark suka mengajak Jaemin sedikit jauh karena tau, bocah itu anteng di perjalanan.

Ini tentunya setelah mendapatkan izin dari orang tuanya. Kalau tidak, hanya sekedar jalan-jalan saja.

Makanya kalau mereka ngajak Jaemin, nggak ada ruginya sama sekali. Bisa meramaikan suasana di dalam mobil. Bocah itu akan terus berceloteh tidak jelas. Berdiri dengan kedua tangan berada di kaca pintu. Memandang kendaraan lain yang berlalu lalang.

Bocah itu duduk bersama Haechan di depan, di belakang ada Yangyang dan Renjun. Mark berangkat sendiri karena pulangnya magang sedikit lebih malam. Makanya mereka pergi dulu. Kalau mereka sudah sampai pun, pasti tidak lama Mark sampai.

Haechan dan Jeno, terlibat pembicaraan sendiri. Sementara Yangyang menyebarkan gosip ke Renjun yang selalu serius menanggapi. Soalnya Renjun ngegosip cuman sama Yangyang, juga Haechan yang kadang ikut kumpul sama ibu-ibu komplek waktu belanja.

Kalau pulang, Renjun pasti mendapatkan info menarik yang cukup mencengangkan. Paling panas kalau ada gosip perselingkuhan. Haechan padahal lebih sering di luar komplek rumah, tapi pemuda itu selalu tau apa saja yang terjadi di sekitar rumah mereka.

"Lo inget temen kita si Rami, 'kan? Dia nikah sama suami orang. Padahal dia dulu bucin mampus ke si kapten basket sekolah, sekarang bisa-bisanya nikah sama suami orang."

"Lo tau dari mana?"

"Viral di grup angkatan. Gue mau ikutan lemes, kagak jadi. Gue lebih milih baca-baca doang sama liat bukti."

Renjun mendengus pelan, "Kok mau sama suami orang?"

"Hamil dulu kali?" Yangyang mengangkat kedua pundaknya acuh, "Terus lo masih inget si cupu Liam? Yang dulu gendut terus kacamataan itu?"

Renjun berpikir sebentar, "Ah iya. Pinter, 'kan, dia? Kenapa emang?"

"Dia jadi model dong sekarang. Gue sempet nggak ngenalin karena badan dia mirip Jeno."

"Nggak usah mirip-miripin!" sinis Jeno dari kursi kemudi. Malas sekali dia karena Yangyang kerap kali membahas teman semasa SMA mereka dulu.

"Tapi, seriusan dia berubah banget. Beneran 100 persen itu."

Keduanya lanjut mengobrol. Apa saja. Gosip, film dan sejenisnya. Atau membahas sesuatu yang tidak penting.

Jaemin sedikit melonjak senang saat melihat penghibur jalanan yang dia lihat saat lampu merah. Badut atau sekedar pengamen. Beberapa penjual juga. Sampai kaca pintu di sebelah Jeno terbuka, pemuda itu memanggil penjual tisu yang kebetulan akan lewat.

"Satunya berapa, dek?"

Jaemin menoleh saat mendengar suara Jeno. Bocah itu memperhatikan. Melihat Jeno yang beli 1 tisu tapi bayarnya bisa membeli sampai 5 buah tisu.

"Biar lo punya alat buat ngelap air mata." Jeno melempar tisunya ke sang kekasih yang sudah membuatnya kesal akhir-akhir ini. Tidak tau kenapa Yangyang bisa sangat menyebalkan.

Yangyang tertawa. Padahal bukan tanpa alasan dia membuat kesal Jeno. Pemuda itu hampir berulang tahun. Dan Yangyang sudah niat mengerjainya selama sebulan. Kalau seminggu, Yangyang kurang puas.

"Papa, Om Yangyang nangis?"

"Enggak, dong!" Yangyang membalas cepat, "Nangis cuman buat anak kecil."

Jaemin memandangnya polos, juga bingung. "Mama nangis," katanya pelan, "Mama kecil?"

08.13 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang