26 | "Papa, Jaemin cinta."

1.8K 297 54
                                    

DUA ENAM

Orang bilang, anak itu harus disentuh setidaknya 12 kali. Saat anak masih kecil, harus sering-sering memeluknya. Memberikan dia kebiasaan akan kasih sayang yang orang tuanya berikan. Agar saat dewasa nanti, anak tidak berpikir macam-macam kalau orang tuanya memeluk dia tiba-tiba.

Orang bilang, peran ayah itu sangat penting. Pasangan tidak bisa menggantikan peran ayah yang tidak mereka dapatkan saat kecil dulu. Ada kemungkinan, mereka akan selalu haus kasih sayang dari pasangan mereka, tanpa tau kalau apa yang mereka lakukan itu percuma.

Orang bilang, mau sebesar apapun rumah yang dibangun, anak tidak akan mau pulang kalau orangtua mereka tidak bertindak sebagai orangtua yang seharusnya. Ibu tidak bertindak sebagai seorang ibu, dan ayah tidak bertindak sebagai ayah. Anak akan menghabiskan waktu selama mungkin di luar rumah.

Orang bilang, Haechan ayah yang bertanggung jawab. Orang bilang, Haechan ayah yang hebat karena di usianya yang sangat muda, dia sudah banting tulang untuk mencari nafkah. Melakukan segalanya untuk Jaemin dan Renjun.

Tetapi, Haechan sadar, dia tidak seperti yang orang bilang. Haechan tidak sebertanggung jawab itu. Haechan masih memiliki jarak dengan Jaemin walaupun anaknya itu, benar-benar dekat dengannya.

Peran ayah sangat penting bagi tumbuh kembang anak ke depannya. Dan Haechan merasa, Jaemin terlalu dewasa untuk anak seusianya.

Haechan memang memberikan nafkah untuk Jaemin, sepenuhnya dan semuanya. Tapi, untuk memberikan perhatian, Haechan tidak memberikan semuanya. Walaupun dia menyempatkan diri untuk bermain dengan Jaemin, itu masih kurang. Mau orang beranggapan itu sudah cukup, tapi menurutnya itu belum cukup.

"Jaemin bisa sendiri, Papa."

Bukan masalah kalau Jaemin mandiri. Haechan senang melihatnya kalau Jaemin bisa melakukannya sendiri dan tidak mengganggunya untuk meminta bantuan. Tapi, Haechan ingin Jaemin melakukannya. Haechan ingin Jaemin menyusahkannya walaupun Haechan tidak bisa untuk langsung melakukannya.

Dan lagi, Haechan tidak tau sejak kapan Jaemin sedewasa itu? Apa dengan Renjun begitu? Atau hanya dengan Haechan saja?

Peran ayah pada anak itu penting. Orang-orang selalu menekankan itu. Peran ayah sangatlah penting. Kalau Haechan terus seperti ini, hanya memberikan perhatian di pagi atau malam pada Jaemin, bagaimana saat Jaemin dewasa nanti? Bagaimana kalau perhatian yang dia berikan, hanya sekedar perhatian? Apa Jaemin akan memintanya pada yang lain?

Haechan memperhatikan tingkah Jaemin yang lebih anteng. Dia hanya bermain dengan mainannya. Atau saat bosan, dia akan mencari mainannya yang lain dan mulai fokus kembali. Jaemin tidak merengek untuk memintanya menemani bermain.

"Jaemin mau bilang sesuatu ke Papa?" tanya Haechan membuat Jaemin langsung menatapnya.

"Enggak," Jaemin menggeleng, "Papa mau bilang apa ke Jaemin?"

Haechan menghela napas. Dia mengembangkan senyumnya, "Ayo main sama Papa."

Senyum Jaemin langsung terlihat. Dia bangkit berdiri, mengambil mainan pesawat miliknya yang harus dilontarkan lebih dulu agar terbang.

"Mau main ini!" kata Jaemin semangat.

"Ayo ke taman."

Tempat kerja Haechan itu dekat dengan taman. Dan siang ini, keadaan tidak terlalu ramai. Haechan juga sedang istirahat setelah dia memanggang beberapa roti. Iya, Haechan bekerja di toko roti.

"Yang ambil pertama setelah jatuh, dia yang menang."

Jaemin melompat-lompat kecil. Melihat Papanya yang melemparkan pesawatnya ke udara. Jaemin tertawa, dia sudah siap berlari ke arah pesawatnya jatuh. Tapi, Haechan lebih dulu menahan baju belakangnya dan meletakkan tubuh anaknya menjauh.

08.13 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang