24 | Ketemu Mama

2.5K 336 72
                                    

DUA EMPAT

Jaemin duduk di kursi kelasnya. Setelah bolos berhari-hari, dia akhirnya masuk sekolah kembali. Jelas yang paling senang adalah teman sebangkunya. Siapa lagi kalau bukan Hyunjin?

Kotak bekal dari Mark, Jaemin buka. Dia memang masih berada di apartemen Mark. Ada Haechan juga yang tidur di sana. Mark merasa, Jaemin butuh keramaian. Mungkin nanti, Yangyang dan Jeno akan datang.

Potongan buah, Jaemin makan lebih dulu. Demi apapun, Mark hanya membuatkan sandwich, potongan buah juga sekotak susu. Dia tidak bisa memasak, Haechan pun bangun kesiangan membuat dia tidak bisa memasak untuk bekal sang anak.

Hyunjin di sebelahnya, menatap Jaemin penuh puja. Tersenyum-senyum tidak jelas. Bocah itu jelas sekali terlihat kalau Hyunjin benar-benar menyukai Jaemin. Amat sangat menyukainya.

"Cantik," gumam Hyunjin. Dia memang pandai merayu, dan akan berakhir malu. Apalagi saat Jaemin menoleh ke arahnya dan memandangnya. Hyunjin tersenyum lebih lebar lalu segera menunduk. Pura-pura fokus pada bekalnya.

Satu buah cookies, Hyunjin ambil. Dia sodorkan ke Jaemin. "Buat Jaemin, ibu buat sendiri. Enak tau, aku suka."

Jaemin berkedip. Menatap cookies yang Hyunjin sodorkan. Perlahan Jaemin mengambilnya, "Makasih," kata Jaemin dengan senyum yang baru kali ini ditujukan untuk Hyunjin.

Tidak heboh, bukan Hyunjin namanya. Bocah itu menggebrak mejanya. Wajahnya memerah melihat senyum Jaemin yang begitu cantik.

"Ahh ... Jaemin cantik sekali!" pekik Hyunjin, dia memeluk Jaemin dari samping.

Jaemin mengerjap. Dia membiarkan teman-temannya yang lain mencoba menarik Hyunjin menjauh.

"Tidak! Tidak mau! Jaemin pasti suka aku. Jaemin senyum!" Hyunjin berteriak heboh, "Jaemin senyum untuk aku!"

"Mama bilang itu ramah, bukan suka!"

"Tidak! Jaemin pasti suka aku!" Hyunjin tentu saja, hanya peduli pada pendapatnya sendiri.

"Hyunjin sangat percaya diri! Lebih baik jauh-jauh dari Jaemin."

"Jaemin enggak suka dekat-dekat Hyunjin."

Jaemin menghela napas. "Jaemin suka Ujin."

Keadaan kelas langsung hening. Mereka menatap Jaemin tidak percaya. Begitu juga dengan Hyunjin yang membeku.

"Hehh!"

Hyunjin memeluk leher Jaemin. "Jaemin, ayo kita menikah besok!" teriaknya begitu semangat.

"Tidak!" Jaemin menggeleng. "Kata Onty Lina, halus menikah dengan yang kaya. Sepelti Om Melk."

Hyunjin kembali terdiam. Sedetik kemudian, dia ribut sendiri.

"Pokoknya Jaemin akan menikah denganku!"

~

"Lo harus bilang makasih ke gue. Itu gue harus buat Yangyang mabuk baru dia mau ngomong."

Haechan tidak tau harus bereaksi seperti apa. Entah kasihan ke Yangyang atau senang karena dia mendapatkan alamat rumah sakit tempat Renjun berada.

"Bajingan Lee Jeno!" umpat Yangyang keras, dia melempar gelas ke arah kekasihnya itu.

Haechan meringis. Dia melihat Jeno yang tampak masih tenang. Seolah Jeno sudah biasa menghadapi Yangyang mode barbar seperti itu.

"Gue saranin, lo ajak Jaemin aja. Kalo lo yang dateng sendiri, Renjun gak bakalan mau nemuin lo." Jeno melirik kekasihnya yang bangkit, berjalan ke arahnya dengan kaki menghentak.

08.13 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang