18
"Haechan, coba tebak."
"Apa?"
Renjun tersenyum. Memperhatikan Haechan yang tengah menyuapi Jaemin. Bocah itu akhirnya keluar dari rumah sakit setelah seminggu lamanya di sana. Lebih, lah. Soalnya keadaan Jaemin pulih lebih cepat. Yang paling parah jelas tangannya, dan belum ada konfirmasi apapun kalau Jaemin trauma atau tidak.
"Eh tapi, Jaemin siap berangkat sekolah gak, ya? Minggu depan atau minggu depannya lagi?"
Jaemin mengangkat tangan kanannya tinggi-tinggi. "Jaemin na sekolah. Jaemin na sekolah lagi."
Haechan menyuap makanan Jaemin ke mulutnya sendiri. Dia mengerjap, melirik ke Renjun yang juga cukup kaget.
"Kenapa? Kok mau sekolah?" tanya Renjun, biasanya anak kecil tuh paling malas kalau sekolah. Maunya libur terus.
"Tidak ada teman. Di lumah Mama aja, enggak main." Jaemin menjawab lesu, "Jaemin bosen."
"Tangan kiri Jaemin masih sakit, loh. Mau sekolah aja?" tanya Haechan tidak mau memaksa.
"Nanti Jaemin jagain." Bocah itu nyengir, "Jaemin jaga sepelti Mama dan Papa."
Haechan tertawa pelan. Bahunya ditepuk beberapa kali.
"Papa, itu makanannya jangan dihabisin. Punya Jaemin juga. Kebiasaan banget."
"Oh!" Haechan makin tertawa. Makanan yang diambil untuk Jaemin itu enak. Padahal mah sama saja, tapi rasanya bisa berbeda.
"Punya Jaemin, Papa~"
"Oh iya," kekeh Haechan. "Enggak lagi. Maaf, ya?"
Jaemin cemberut, namun sedetik kemudian dia tersenyum lebar saat melihat Mama mengambil ikan lagi dari dapur.
"Papa jangan kasih. Punya Jaemin!"
"Iya, iya. Punya Jaemin, kok."
Renjun mendudukkan tubuhnya. "Tadi ibu gurunya Jaemin bilang, minggu depan ada acara di sekolah. Katanya anak murid harus pakai baju cosplay. Enggak tau acara apa, tapi disuruh. Wajib katanya."
"Lomba mungkin?"
"Gak tau. Kayaknya iya gak, sih? Antar TK gitu? Atau apa?"
Haechan diam. Memikirkan baju yang cocok dikenakan ke tubuh Jaemin. Dan saat dia melirik ke televisi, ada kartun gadis kecil yang suka bermain dengan beruang.
"Apa jadi beruang di Mash—"
"Jadi Masha aja."
"Huh?" Renjun mengernyit bingung, "Jadi Masha? Kamu gak salah?"
"Enggak," jawab Haechan santai sambil tersenyum. "Jadi Masha aja. Udah pasti temen-temen Jaemin milih jadi pahlawan dan sejenisnya."
"Tapi, anak kita cowok." Renjun menunjuk Jaemin dengan kedua tangannya, "Cowok, Pa, cowok. Masa cosplay jadi Masha?!"
"Lah emang kenapa? Gak ada salahnya, 'kan? Nanti lucu. Kecil, mungil, bocah kematian."
"Ya tapi ... Jaemin cowok! Aku mau dia jadi Spiderman!"
"Gak! Udah sering. Aku mau Jaemin jadi Masha! Mama jangan ngeyel."
"Nanti Jaemin dikira cewek, banyak yang suka gimana?"
Haechan mengerjap. Benar juga. Jaemin tidak melakukan apapun juga banyak yang suka.
"Ah gak peduli. Jaemin pokoknya jadi Masha. Mama harus setuju."
KAMU SEDANG MEMBACA
08.13 ✔️
FanficJadi orangtua itu gampang, tinggal punya anak. Tapi, bagaimana dengan mengurusnya? Apa Haechan dan Renjun benar-benar dapat melakukannya dengan baik? HYUCKREN ft Jaemin