30 | Cantik

1.9K 282 19
                                    

TIGA PULUH

Seperti apa kata Yangyang sebelumnya, pemuda itu benar-benar mengajak Jaemin untuk bertemu Jeno. Jaemin jelas senang, senyum di wajahnya bahkan tidak luntur sama sekali. Berbeda dengan Yangyang. Dia sudah berbaring pasrah di atas sofa.

Entahlah. Yangyang hanya bisa mengusap perutnya. Dia belum siap hamil. Pokoknya belum siap aja udah. Dia belum siap mengalami semua mual, pusing, lemas, badan pegal-pegal. Belum lagi rengekan bayi, bangun tengah malam dan semua ucapan sinis tetangga.

Tidak, tidak. Pokoknya Yangyang belum siap. Dia akan memastikan memotong itu Jeno kalau kekasihnya itu mau menuruti ucapan Jaemin.

"Om Jeno!" Jaemin memanggil penuh semangat, "Kata Tante Yangyang, Jaemin boleh minta adik bayi ke Om Jeno. Jadi, berikan Jaemin adik bayi."

Jeno mengerjap. Melihat Jaemin yang berdiri di dekat kursi yang dia duduki. Sebelah tangannya terulur, jari tangannya bergerak-gerak seolah Jaemin memintanya segera.

Pandangan matanya dia alihkan ke Yangyang. Kekasihnya itu tampak pasrah. Tidak, maksudnya dia seperti kehilangan semangatnya. Apa yang sudah Yangyang dan Jaemin lakukan sebelumnya?

"Adik bayi?" beo Jeno. Dia paham kok, tapi tiba-tiba?

Jaemin mengangguk. Dia menunjuk Yangyang, "Jaemin bisa dapat adik bayi dari Om Jeno. Tante Yangyang bilang gitu. Jadi, mana adik bayi?"

"Sekarang?"

"Kata Papa, sih, Jaemin harus menunggu. Katanya Om Melk enggak bisa kasih, jadi Om Jeno aja. Jaemin tunggu, kok."

Jeno menggaruk pipinya, "Udah minta Papa kamu?"

"Udah. Tapi, Mama nggak ada. Jadi, Jaemin enggak bisa dapat adik."

Jawaban pintar. Haechan pasti melimpahkan keinginan Jaemin ke orang lain. Maksudnya ke orang-orang terdekat Jaemin. Karena sejauh ini, Jaemin hanya meminta pada mereka.

"Adik, ya?" Jeno melirik Yangyang dan ternyata kekasihnya itu juga tengah menatapnya.

"Apa pandang-pandang?!" tanya Yangyang galak.

Jeno tersenyum sampai kedua matanya menyipit. Galak betul. Kenapa Jeno betah, ya?

"Om Jeno, mana adik bayinya? Jaemin mau."

Jeno akhirnya berjongkok di depan Jaemin. Menyuruh anak temannya itu mendekat. Jeno berbisik, "Jaemin coba suruh Tante Yangyang jangan galak-galak lagi. Kalau udah gak galak, nanti Jaemin dapat adik bayi."

Jaemin mengernyit. Dia menoleh untuk menatap Yangyang. Jaemin ikut berbisik, "Terus gimana caranya Om Jeno? Jaemin enggak tau."

Jeno mengangkat kedua pundaknya. "Kalau itu, Jaemin harus pikirkan sendiri caranya."

Jaemin mendongak saat melihat Jeno kembali berdiri dan duduk di kursinya kembali. Jaemin berbalik, berjalan mendekati Yangyang.

Jari telunjuknya menekan-nekan bahu Yangyang. "Tante," panggil Jaemin pelan, "Tante Yangyang tau gak?"

"Apa?"

"Kata Om Jeno, Tante Yangyang itu galak."

Yangyang bangkit duduk. Dia menatap Jeno dengan tajam. Tidak terima dibilang galak. Padahal Jeno yang sering membuat Yangyang sebal.

08.13 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang