17
Mundur sedikit waktu Jaemin berusia 7 bulan, anak itu imunisasi kembali. Ada kejadian di mana Renjun dan Haechan merasa kasihan, tapi lucu juga.
Waktu itu, pagi sekitar pukul 10, Renjun mengajak Jaemin imunisasi karena emang sudah jadwalnya. Awal-awal, sih, Jaemin anteng. Ketawa-ketawa sama bayi lain yang seumuran dia.
"Sehat banget, ya? Umur berapa dia?"
"Umurnya 7 bulan."
"Ahh. Udah makan, ya?"
Renjun mengangguk, "Udah. Cuman kadang-kadang doang. Lebih suka dilepehin, kalau enggak ya gak mau."
"Lebih sering gak mau, ya?"
"Iya. Kalo coba kasih makan, dia nangis. Jadi, saya gak kasih lagi."
Wanita itu mengangguk mengerti. Sedikit mengerti dengan keadaan pemuda di sebelahnya ini. Dia pun tidak menghakimi karena memang, memiliki tanggung jawab seumur hidup itu sangat melelahkan.
Renjun berdiri saat sudah sampai gilirannya. Dia memberikan buku milik Jaemin. Dokter itu segera memeriksanya. Bertanya ini-itu. Dan saat ditimbang, ternyata Jaemin naik 1 kilo. Jaemin yang naik, dan Renjun yang kehilangan berat badannya.
"Nah, disuntik dulu, ya? Gak papa, kok. Nggak sakit."
Iya memang tidak sakit. Pegel aja, Bu Dokter.
Dan Jaemin menangis. Dokter langsung menenangkannya dengan Renjun yang masih setia menggendongnya. Kedua tangannya bergerak-gerak dan kakinya mendadak kaku.
"Iya, iya. Maaf, ya. Cuman sebentar, kok."
Renjun tersenyum kecil. Awalnya dia bingung kenapa anak harus di imunisasi. Dulu Renjun tidak ingin imunisasi karena menurutnya, habis disuntik tapi malah sakit. Lebih baik jangan. Agak kolot karena Renjun tidak tau apapun.
Untungnya Haechan menjelaskan pada Renjun kalau imunisasi pada bayi itu sangat penting. Apalagi itu, 'kan, program pemerintah dan tidak mungkin pemerintah mengadakan sesuatu yang merugikan generasi masa depan.
Saat itu Haechan menjelaskan apa yang dia tau tentang vaksin yang diberikan saat imunisasi. Singkatnya, sih, anak di berikan vaksin berisi bakteri dan virus yang sudah dilemahkan. Saat masuk ke tubuh, otomatis anak pasti akan demam. Jadi, setelah itu tubuh akan berkenalan dengan virus yang ada di vaksin. Dan antibodi di tubuh sudah memiliki memori untuk cara menyembuhkannya seperti apa.
Renjun hanya diam mendengarkan. Sekaligus membenarkan. Dia juga ingat, dulu penyakit cacar itu mematikan. Sekarang berkat vaksin saat imunisasi, cacar bisa ditekan dan kematian karena itu berkurang.
Haechan juga menjelaskan, imunisasi itu hak untuk anak. Dan kewajiban orang tua untuk melakukannya. Makanya sejak itu, Renjun melek akan kesehatan anak. Beberapa makanan, penyakit dan semuanya dia pelajari.
Selesai imunisasi, Renjun memutuskan pulang. Jaemin sudah tidak menangis lagi. Bocah itu tidur. Belum merasakan pegal setelah disuntik. Mungkin nanti saat sore atau malam, baru anak itu akan rewel.
KAMU SEDANG MEMBACA
08.13 ✔️
Hayran KurguJadi orangtua itu gampang, tinggal punya anak. Tapi, bagaimana dengan mengurusnya? Apa Haechan dan Renjun benar-benar dapat melakukannya dengan baik? HYUCKREN ft Jaemin