12 | Jaemin Sekolah

2.2K 309 34
                                    

12

Kalau dipikir-pikir, waktu memang berjalan sangat cepat. Perasaan baru kemarin Renjun dan Haechan melihat Jaemin berjalan, ini mereka sudah melihat Jaemin memakai seragam TK. Seragam dengan celana berwarna biru, kemeja putih lengan pendek dan dasi yang kotak-kotak biru membalut tubuh Jaemin dengan pas. Jangan lupa, topi ala-ala seniman yang menghiasi kepala Jaemin.

"Harus diabadikan!"

Haechan mengambil banyak foto Jaemin dengan kamera ponselnya. Sedangkan Renjun sedang menyiapkan tas milik Jaemin. Ada bekal yang dia buat juga. Tempat sekolah Jaemin, memang mewajibkan anak muridnya membawa bekal. Katanya, sih, biar nggak jajan sembarangan.

"Jaemin na Jaemin na!" Jaemin mengulurkan kedua tangannya, meminta Papa untuk memberikan ponselnya.

Setelah Haechan mengubah kamera depan, dia memberikannya ke Jaemin. Bocah itu memegang ponsel Papa dengan kedua tangannya. Mengambil banyak gambar walaupun hasilnya memang hanya muka atau beberapa bagian tidak penting.

Tawa Jaemin terdengar. Dia bergerak semangat, senang melihat wajahnya sendiri di ponsel Papa.

"Sudah." Renjun datang, menenteng tas milik Jaemin, "Ayo berangkat. Nanti telat."

Jaemin memberikan ponselnya ke Papa, dia masih tersenyum lebar saat Mama memakaikan tas ke punggungnya. Renjun merapihkan sedikit penampilan Jaemin, barulah membiarkan anaknya itu keluar lebih dulu bersama Ayahnya.

"Papa, Papa." Jaemin mendongakkan wajahnya, "Ibu guru galak enggak?"

"Enggak dong. Gak ada yang namanya guru galak."

"Bohong banget! Guru galak itu ada!"

Haechan dan Jaemin langsung menoleh ke sumber suara. Ada Karina yang memakai seragam di hari seninnya. Rambutnya digerai dengan jepit rambut di dekat telinga kanan.

"Guru galak itu ada tau, Jaemin nanti ketemu." Gadis itu seakan menakuti, membuat Jaemin menggenggam jari Haechan kuat.

"Lo diem aja, Rin. Nggak usah buat anak gue takut."

Karina tertawa mendengar ucapan Haechan. Dia memandang Jaemin yang tampak manis sekali.

"Jaemin cium kak Rina dulu, nanti guru galaknya enggak ada."

"Modus banget bocah! Cari pacar sono!"

Karina mengangkat kedua pundaknya acuh. Menarik tubuh kecil Jaemin agar mendekat. Dia berkongkok, "Cium dulu di sini." Jari telunjuk, mengetuk pipi kanannya sendiri. "Dijamin guru galak enggak ada, Jaemin nanti juga punya banyak teman."

Haechan mendengus. Dia menyalakan motornya dan menjalankannya keluar halaman rumah. Menunggu Renjun yang entah sedang apa, padahal tadi minta cepat.

"Enggak ada? Teman?"

Karina mengangguk antusias. "Iya! Nanti Jaemin punya teman, punya pacar juga. Cari yang cantik kayak kak Rina, atau yang ganteng gak papa. Yang jelas, jangan kayak Papa Jaemin."

Haechan melirik Karina sinis, "Mending lo aja yang cari pacar sana. Jangan main terus sama si cewek kecil itu."

Karina menatap Haechan sekilas, "Iya itu pacar gue, kak."

08.13 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang