" Ci, Cici," Feni baru datang saat Shani mengirim pesan ke Feni tetapi di sana masih ada Ve yang kebingungan karena Shani terus nangis.
" Fen," Feni memeluk Shani lalu membantu Shani untuk bangkit, " ayo ke kelas ci," Feni membopong Shani menuju kelas.
" Ci Shani kenapa kak Fen?" Mereka berpapasan dengan Gita yang baru saja tadi kantin, " paling nangis in gre," Gita paham lalu Feni membawa Shani ke kelas.
Gita pergi ke kelasnya dan di sana ada Gracia yang sibuk membaca buku dengan menggunakan handset, " kak gre," Gita menepuk meja Gracia.
Gracia melepaskan handset nya, " kenapa?" Gracia menatap Gita mereka saling bertatapan dingin, " ci Shani nangis lu apa in lagi,"
" Lu nuduh gue?" Gita menggeleng, " gue bukan nuduh tapi selama lu ga sekolah, ci Shani sering nanyain lu terus tiba-tiba tadi ci Shani nangis," Gracia meletakkan bukunya.
" Terus gue harus apa?" Gita menghela nafasnya sambil memijit pelipisnya se dingin dinginnya Gita tidak sedingin Gracia tapi Gracia lebih menyebalkan.
" Lu harus minta maaf sama ci Shani," Gracia menatap Gita yang tengah pusing itu, " gue ga salah," Gracia bangkit dari duduknya, " tapi lu bikin anak orang nangis, ayo ikut gue lu harus liat keadaannya," Gita menarik Gracia.
" Ngapain si git," Gita tidak menggubris pertanyaan Gracia ia tetap menarik gadis itu hingga sampai di kelas Shani, " tuh liat," Gita menunjuk dari balik jendela.
Gracia melihat Shani yang tengah menelungkupkan kepalanya di meja sambil Feni berusaha menenangi, " itu kan ada kak Feni," Gracia ingin pergi.
" Kalau lu pergi, gue bakalan bikin ci Shani masuk ICU," Gracia tidak jadi pergi ia pun melirik Gita tajam dan Gita tidak kalah tajam membalas lirikan Gracia, " lu ngomong apa tadi?"
" Gue bakalan bikin ci Shani masuk ICU lu ga mau kan orang tersayang lu di sakit in, gue bakalan bikin ci Shani masuk ICU bahkan meninggal sekalian,"
" Gue ga sayang sama dia," elak Gracia, " oh ya?" Ragu Gita sedangkan Gracia terus mengelak, " oke jangan nangis saat ci Shani kritis nanti," gita melangkahkan kakinya menuju dalam kelas Shani.
" MAKSUD LU APA GIT, " Gracia mengejar Gita, " tadi katanya lu ga sayang ci Shani kan, oke gue bakalan luka in dia," Gita mengeluarkan pisau lipat dari saku nya entah dapat dari mana gadis itu.
" Lu mau mati," Gracia menarik kerah baju Gita hingga mereka jadi pusat perhatian untung saja di kelas Shani tidak ramai hanya ada beberapa siswa aja.
" KALIAN APAAN SI," Feni teriak kesal melihat adik kelasnya yang membuat keributan di kelasnya apalagi saat ini Shani masih menangis.
" Lu berani nyakitin dia, mati lu sama gue," Gracia semakin mengeratkan genggamannya pada kera baju Gita hingga Gita sedikit terangkat.
" Katanya lu ga sayang sama dia, buat apa lu peduli," Gracia hampir melayangkan pukulannya, " STOP," Shani menggebrak meja.
" kalian apa apa an sih," Shani mendekati mereka berdua, " kalau mau ribut jangan di kelas orang," dengan mata bengkak dan nafas yang belum teratur Shani memarahi mereka akhirnya Gracia melepaskan genggaman kera baju gita.
" Liat gre, ini kan orang yang ga lu sayang," Gita menarik Shani dan mendekati pisau itu ke leher Shani, " git," Shani ketakutan begitu juga Feni dan yang lain.
" Siap siap ci, kalau si pengecut ini ga berani mengakui perasaannya berarti Cici harus berani ninggalin dia," Shani melihat Gracia yang begitu bimbang.
Ruangan itu menjadi tegang tetapi tidak ada yang berani keluar karena gita mengancam mereka juga, " kalau ada yang keluar siap siap pisau ini melayang," Gita melirik semua orang.
" oke, gue ngaku gue sayang sama ci Shani," Gracia menunduk mengakui perasaannya, " sayang doang?" Gita menatap remeh gracia.
" Gue sayang, gue cinta sama ci Shani, PUAS!" Gita terkekeh lalu menggoreskan pisau itu Ke leher Shani.
" SHANI," Feni panik.
HALO HALO!
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You (Greshan)
Teen FictionGxG (kapal greshan) Shani Indira Natio si gadis yang sangat lembut seperti sutra dan semanis coklat membuatnya di gemari banyak orang, mengabdi kan dirinya menjadi ketos membuat Shani harus ekstra dalam belajarnya.