Tahu

625 33 0
                                    

Shani sudah bersih bersih dan ia melihat makanan berada di atas nakas lalu Shani duduk di tepi kasur, mata gadis itu sembab bahkan matanya terasa begitu berat.

Shani mengambil mangkuk berisi sup ayam lalu Shani memakan sup ayam itu sambil nonton film dari televisi yang berada di kamar.

" Dedek," terdengar suara ketukan pintu, " masuk," Shani melihat sang pemilik suara itu, " ayah," Shani meletakkan mangkuk di nakas.

Shani berjalan memeluk sang ayah, " maafin ayah ya dek," Shani mengangguk dan sang ayah mengelus kepala Shani sambil mengecup keningnya.

" Nanti kalau bunda bangun, Shani tinggal disini aja ya yah Shani ga mau ketinggalan informasi kaya gini lagi," ayah mengangguk sambil tersenyum.

" Kamu gapapa kan di sana, baik baik aja?" Shani mengangguk, " Shani baik baik aja di sana," ayah tersenyum lalu mereka berpelukan lagi.

" Kamu ga sekolah?" Shani menggelengkan kepalanya, " Shani izin seminggu nanti kalau seminggu Shani pulang dan urus surat pindah,"

" Ga usah nak, kamu lanjutin dulu ya nanti kenaikan kelas baru pindah," ayah memegang pipi Shani, " tapi yah," ayah menggelengkan kepalanya.

" Nanti kalau kamu pindah, Gracia gimana?" Shani terkejut saat sang ayah tahu tentang Gracia, " ayah tahu Gracia," ayah mengangguk lalu melepaskan tangannya dari pipi Shani.

" Ayah tahu semua tentang kamu dan temen temen kamu," ayah memencet hidung mancung Shani sambil tersenyum.

" Ayah tahu darimana?" Sang ayah mengangkat pundaknya acuh lalu pergi meninggalkan Shani, " lanjutin gih makannya," Shani menatap kepergian sang ayahnya yang menyebalkan.

Shani duduk di tepi kasur lalu mengambil ponselnya, " Gracia lagi ngapain ya?" Shani ingin mengirim pesan ke Gracia kebetulan Shani memiliki nomor Gracia dari masa MPLS itu.

" Tapi ga jadi deh biar nanti aja," Shani meletakkan ponselnya dan melanjutkan makannya lagi sambil menonton film.

_________________

Shani meletakkan wadah bekas makanannya di westafel, " non lagi ngapain?" Mbak Nina datang sambil meletakkan sapu di sudut pintu.

" Mau cuci piring ini," Mbak Nina menggeleng, " ga non, ga boleh biar bibi aja," mbak Nina mengambil alih piring itu.

" Ih bi," mbak Nina tidak menggubris, " biar bibi aja kan non baru datang," Shani mengangguk lalu Shani pergi ke taman belakang sambil menikmati udara sore.

" Yogyakarta, kota istimewa yang sudah lama tidak aku jumpa dan kini aku kembali dengan penuh rasa duka," monolog Shani sambil menatap langit Yogyakarta yang terasa berbeda dari Jakarta.

Shani duduk di bangku taman yang ada di belakang rumah, rumah Shani sangat luas bahkan halaman nya pun cukup luas karena memang ayah dan bunda Shani termasuk pengusaha sukses.

Walaupun kaya orang tua Shani tetapi melakukan kewajiban mereka tentang kepemilikan harta, " kangen banget suasana rumah, biasanya di Jakarta cuma bisa di apartemen,"




HALO HALO!

I Love You (Greshan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang