Sadar

1K 55 0
                                        

Sudah 1 Minggu Shani berada di Yogyakarta dan saat ini Shani tengah bersiap untuk pulang karena waktu izinnya sudah habis jadi mau tidak mau ia harus pulang.

" Dek, bawa makanan nih," Shaka datang membawa beberapa makanan Frozen yang tinggal di panaskan, " gudeg, kamu kesini belum pernah nyobain gudeg ini enak tau," Shaka memasukkan makanan itu ke koper milik Shani.

Gadis itu kemarin memang hanya membawa tas tetapi saat balik ke Jakarta ayah nya menyuruh dia membawa koper sekali membawa beberapa barang.

" Dek ini bakpia bawa," ayah datang dari luar membawa bakpia yang ia beli dari toko oleh oleh khas Yogyakarta karena memang Shani tidak ada jalan jalan disini.

" Banyak banget siapa yang mau abisin yah," Shani melihat kopernya hampir penuh dengan oleh oleh khas Yogyakarta, mau gimana pun Shaka dan ayahnya tidak tega jika Shani tidak merasa Yogyakarta sebenarnya.

1 Minggu itu Shani hanya berada di rumah sambil menjaga bunda nya padahal Shani bisa saja pergi berjalan-jalan tapi mau gimana ia pulang karena kabar buruk bukan untuk senang-senang.

" Gapapa kamu bawa aja nanti kamu bisa kasih temen temen kamu," Shani mengangguk sambil memperhatikan Shaka yang merapihkan kopernya.

Ya begitu lah Shani jika berada di Yogyakarta pasti akan di perlakukan seperti tuan putri berbeda jika di Jakarta, Shani menjadi lebih pekerjaan keras dan berusaha untuk menjadi terbaik apalagi saat di Jakarta ia menjadi ketua OSIS yang harus mengayomi seluruh murid 48school jadi wibawanya terlihat di dirinya.

" Keretanya berangkat jam berapa dek?" Shani melihat tiket kereta nya yang ia pesan secara online, " jam 1 siang yah," ayah mengangguk.

" Shani ke ruangan kesehatan dulu ya yah," Shani pergi ke ruang kesehatan untuk melihat ke adaan sang bunda, " bunda, waktu Shani disini udah habis sekarang Shani harus balik ke Jakarta buat sekolah lagi,"

Shani duduk di samping hospital bad," eng," Shani melihat ada pergerakan dari sang bunda, " bunda," Shani menggenggam tangan bunda nya.

" Bunda, Shani harus pulang bunda ayo sadar biar Shani Ga khawatir sama bunda," air mata Shani tergenang di atas kulit matanya.

" Eng," reaksi bundanya itu membuat air mata Shani merosot dengan pesat membasahi pipi putih bersih gadis itu, " bunda," Shani mengecup tangan sang bunda.

" bunda," panggil Shani histeris sambil memeluk bundanya saat kedua mata wanita paruh baya itu terbuka, " eng," Shani melihat ke arah wajah sang bunda.

" Bunda mau minum," Shani memahami reaksi sang bunda yang se akan kehausan karena terlalu lama tidur, " buka mulutnya bunda,"

Shani memasukkan sedotan kedalam mulut sang bunda, " syukur bunda udah sadar," Shani tersenyum begitu manis.

" Dek," kalimat itu yang pertama kali masuk ke telinga Shani, suara yang selama ini ia rindukan kembali ia dengar lagi setelah sekian lama.

" Bunda gapapa kan?" Bunda tersenyum, tidak ada reaksi apapun selain suara dan senyuman kare badannya terasa begitu kaku mungkin karena sarafnya yang tidak pernah di gerakkan lagi.

" Ayah, kakak," panggil Shani cukup keras hingga membuat kedua laki laki itu berlari ke ruang kesehatan, " Bunda," Shaka berlari mendekati bundanya dan memeluk wanita itu.

" Kak," bunda melihat putra pertamanya yang juga menangis



HALO HALO!

I Love You (Greshan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang