" Bunda, Kaka, ayah," Shani masuk ke
dalam rumah lama miliknya yang terlihat sangat sepi, " Shani pulang," Shani meletakan tasnya di sofa." Non," pembantu rumah Shani namanya 'Mbak Nina' ia berjalan mendekati Shani, " mbak, yang lain mana?" Mbak Nina mengambil tas ku.
" Den Shaka lagi nemenin ibu di ruang kesehatan sedangkan bapak sudah berangkat kerja," Shani mengangguk paham, " Yaudah Shani ke ruang kesehatan dulu ya,"
Shani pergi ke ruang kesehatan yang berada di rumah besar miliknya, " Bunda, Kaka," Shani masuk ke ruang kesehatan.
" Dek," kakak Shani yang bernama Shaka Raquel Natio di panggil Sakha, " Kak," Shani berpelukan dengan Shaka melepaskan rasa rindu mereka.
" Bunda," Shani berjalan mendekati sang bunda yang tertidur di bad hospital dan Shani duduk di samping sang bunda.
Shani mengusap wajah sang bunda sambil mengecup keningnya, Shani begitu rindu kepada wanita yang telah melahirkannya itu apalagi sudah 3 tahun Shani tidak mendapatkan kabarnya.
" Bunda udah dari kapan kak?" Shani menatap sendu Shaka dan air matanya pun tetap mengalir membasahi pipinya, " dari 3 tahun lalu," Shani semakin merasa bersalah.
" Kenapa baru ngomong sekarang kak," Shani terisak dengan wajah ia telungkupkan di tangan sang bunda yang kini penuh dengan bekas infus.
" Bunda ga bolehin ayah juga soalnya kalo kamu tahu takut sekolah kamu terganggu, ayah juga udah berusaha buat panggil dokter terbaik tapi bunda masih belum bisa sembuh," Shaka mengelus kepala Shani adik tersayang nya itu.
" Bunda sakit apa?" Shani menatap sang bunda, " trypanosomiasis,"
" Ya Tuhan, kakak," Shani semakin histeris mendengar diagnosis itu, " waktu bunda sama ayah perjalanan ke Afrika khatulistiwa dan bunda tergigit lalat tsetse," Shani semakin histeris benar benar menyakitkan kabar tersebut.
Shaka tidak bisa berbuat apa-apa karena memang ini salahnya juga tidak mengabarkan kepada Shani.
Shani menangis sambil memeluk sang bunda yang belum bangun sejak 3 tahun lalu, ia dia koma karena memang trypanosomiasis itu sangat ganas apalagi jika di tangani sejak dini pasti akan mengakibatkan meninggal.
" Bunda kuat ya, Shani janji kalau bunda bangun Shani ga akan ke Jakarta lagi, Shani tinggal disini jagain bunda," Shani menatap sang bunda lekat.
" Dek, kamu udah yuk istirahat dulu kasian bunda," Shaka membantu Shani untuk bangun dan beristirahat.
" Kak, bunda bakalan sembuh kan?" Sambil menangis Shani terus bertanya ke Shaka akan ke adaan bundanya yang pasti akan sembuh.
" Iya dek, nanti kita sama sama bantu bunda sembuh," Shaka membopong Shani ke kamar lama milik gadis itu yang sudah di bersihkan mbak Nina.
Shani duduk di tepi kasur tetapi air matanya tak kunjung berhenti, " dek ganti seragamnya ya nanti turun makan siang,"
" Shani Ga mau makan kak," Shaka menggelengkan kepalanya cepat, " ga kamu harus makan," Shani tak menggubrisnya.
" Nanti Kakak bawain kesini, dedek harus makan ya," Shani hanya mengangguk karena ia sudah tidak ada tenaga untuk berdebat apalagi Shaka merupakan orang keras kepala.
Shaka pun pergi dan Shani meluruskan kakinya di kasur lalu bersandar di kepala kasur tidak ada aktivitas yang Shani lakukan, ia hanya menangis dan melamun.
HALO HALO!
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You (Greshan)
Dla nastolatkówGxG (kapal greshan) Shani Indira Natio si gadis yang sangat lembut seperti sutra dan semanis coklat membuatnya di gemari banyak orang, mengabdi kan dirinya menjadi ketos membuat Shani harus ekstra dalam belajarnya.