Sudah seminggu Aksara Bintang menjalani hari-hari yang baru. Kegiatan tersebut lebih melelahkan dari sebelumnya. Dari lupa makan, kurang tidur, hingga mandi yang tidak teratur. Kehidupan yang dijalankannya bukan semata-mata hasil kerja kerasnya sendiri. Usaha kos-kosan tersebut adalah pemberian dari orang tuanya. Dia sangat bersyukur dilahirkan sebagai keluarga mampu.
Ayahnya adalah purnawirawan Brigadir Jenderal TNI, sedangkan Ibunya masih bekerja sebagai dokter spesialis jantung. Aset masih sangat berlimpah, namun dia menolak pemberian yang berlebihan kepada dirinya sendiri. Dia juga tidak terlalu akur dengan sang ayah, karena dipaksa mengikuti jejaknya sebagai tentara.
Aksara Bintang tidak ingin berlatih fisik selama hidupnya dan tidak ingin ditempatkan di tempat terpencil saat bekerja. Lebih baik dia bekerja kantoran dengan menempuh pendidikan terlebih dahulu.
Selama bertahun-tahun masa pendidikan, dia tidak aneh-aneh, orangnya pendiam, dan fokus pada satu tujuan saja. Inilah yang membuat sang ibu bangga pada Aksara. Ia memberikan segalanya untuk anak satu-satunya. Dan saat dirinya sudah besar, sukses bekerja di kantor yang besar dengan jabatan dan gaji tinggi, dia diberikan sebuah hadiah berupa mobil Mazda 3 sedan dan uang sejumlah 10 Milyar.
Mungkin hanya sebagian kecil saja yang dia keluarkan uangnya, makanya hanya dalam 7 tahun mampu menabung sampai jumlahnya bermilyar-milyar.
Ponsel Aksara berbunyi terus-menerus, sementara pemiliknya sedang mandi. Dia segera mempercepat aktivitasnya. Tidak perlu berpakaian terlalu rapi, dia melangkah keluar dan berjalan mendekati meja makan. Tangan kanannya pun meraih ponsel itu.
"Halo?" ucap Aksara.
"Halo, Ra, gua Dave, lu masih inget, kaga?"
"Dave? Dave siapa?" tanya balik Aksara.
Orang itu menghela napas di telepon. "Sudah gua duga, lu pasti lupa. Gua David Hughes, teman kampus lu di Amerika. Masih kaga inget?"
Aksara berpikir sebentar. Dia pun baru ingat siapa orang ini. David Hughes atau sering disebut Dave, adalah teman kampusnya di Stanford University. Namun, orang itu di bidang seni dan humaniora. Waktu itu, ia dulu yang berkenalan di kantin kampus saat Aksara sedang makan sendiri. Pertama kali bertemu, terlihat sok asik, tetapi memang inilah sifatnya.
Dia sering bercerita mengenai dirinya yang ahli dalam melukis, menggambar, dan fotografi. Pokoknya sangat narsistik.
"Ah, iya, maaf Dav. Ada apa emangnya?" ucap Aksara
"Gua perhatikan dari jauh lu merintis bisnis sendiri, ya? Gua mau dong join tempat kerja lu," ujar David.
"Boleh aja, tapi kayanya gak ada tempat yang pas untuk lu deh."
Dia merasa kecewa. "Oke deh, bagaimana kalau mitra? Kalau kau ingin menggunakan jasa fotografer, pake saja gua, gimana?" Aksara menghela napas, dia pun mengiyakan tawaran orang itu.
+++
Hari berlalu begitu cepat, tanpa disadari sudah memasuki sesi wawancara bagi para pelamar kerja di perusahaan milik Aksara Bintang. Sang pemilik bangun dari ranjang untuk mandi, berpakaian rapi, dan sarapan. Jam 10:00, dia harus sudah sampai di kantor barunya.
Bagi Aksara, ini adalah pengalaman pertama melakukan wawancara kepada para pelamar. Padahal dulu dia berada di posisi ini saat melamar kerja di AB Sekuritas Indonesia. Namun, kali ini dia yang akan menyeleksi calon-calon potensial untuk mengurus StarHeart20.
Setelah semuanya siap, dia bergegas keluar kos, lalu naik mobil ke lokasi tujuan. Di sepanjang perjalanan, didampingi oleh musik genre pop Indonesia. Sekali lagi, dia melihat ada polisi mengatur lalu lintas, tapi bukan untuk melakukan razia.
Tiba di kantor, kedua matanya melotot melihat orang-orang yang sudah menunggu di luar. Karena tidak ada satpam, gerbang masih tertutup. Dia turun dari mobil dan membuka gerbang, kemudian masuk ke mobil lagi. Orang-orang pun saat ini masuk ke halaman kantor setelah gerbang dibuka.
Aksara membuka pintu kantor yang terkunci, menyuruh mereka mengikuti ke ruang rapat di lantai dua. Di dalam, mereka bergilir untuk dipanggil oleh Aksara.
Sesi tanya jawab sesuai bidang atau jabatan yang diambil sangat kompleks, agar StarHeart20 ini sukses cepat. Dia sangat kagum dengan antusiasme mereka. Gelar mereka beragam, dia tidak meremehkan itu, tetapi soal bekerja, dia harus tegas, tidak memandang dari alumni kampus atau latar belakang mereka.
Para pelamar sangat senang saat masuk. Ruangan dan koridornya dilengkapi dengan AC. Tidak ada yang ingin gagal, mereka saling bersaing untuk dipilih oleh Aksara Bintang.
Di jabatan General Manager, ada 5 pelamar. Salah satu dari 4 orang tersebut membuat Aksara takjub. Biodata pengalaman kerjanya banyak, perpindahan kerja juga jauh, menunjukkan kualitasnya. Dia menatap serius mata orang itu, membuatnya sedikit salah tingkah.
Pelatih koreografi, ada 3 wanita yang melamar. Mereka menampilkan bakatnya saat dipanggil. Dari tiga wanita itu, satu mencoba menggoda Aksara dengan membuka pakaian, langsung diusir oleh Aksara.
Di jabatan Ketua Marketing, ada 2 pelamar laki-laki yang mendaftar. Dia hanya membutuhkan orang berpengalaman dan mampu mempromosikan klien secara efektif.
Lowongan khusus, yaitu Spesialis Komunitas Fans, hanya diisi satu orang yang sangat percaya diri.
Di Penanggung Jawab Teater ada dua laki-laki. Aksara tidak melihat kandidat yang pas, termasuk seorang mantan satpam yang mengartikan posisi tersebut sebagai keamanan.
Di Manajer Pelatihan ada 5 pelamar, begitu pula di Manajer Rekrutmen dan Pemilihan Anggota. Dia kesulitan memilih yang terbaik dari lima orang itu.
+++
Tiga puluh orang pelamar sudah dipanggil, mereka harus menunggu pengumuman di kantor. Aksara masih mempertimbangkan mereka untuk berbagai posisi. Setelah 5 jam berlalu, pikirannya sudah sangat penat.
Dia menghela napas. "Semoga pilihanku ini sudah cocok," batin Aksara. Dia pun membuka pintu ruangan di dalam ruang rapat. Tiga puluh orang keringat dingin saat Aksara keluar membawa dokumen-dokumen orang terpilih.
"Yang namanya dipanggil harap berdiri. Posisi pertama, General Manajer."
Mereka langsung tegang mendadak. "Wisnu Alvez." Orang itu pun kaget, secepat kilat, ia berdiri.
"Posisi kedua, Pelatih Koreografi, Nadia Kim."
"Posisi ketiga, Ketua Marketing, Dhik Erkon Tole."
"Posisi keempat, Spesialis Komunitas Fans, Rizky Kusumantoro."
"Posisi kelima, Penanggung Jawab Teater, Indra Dono Jorna."
"Posisi keenam, Manajer Rekrutmen dan Pemilihan Anggota, Maya Jujun."
"Posisi ketujuh, Manajer Pelatihan, Fajar Teguh Luim."
Sebelum mereka bertepuk tangan, Aksara mengangkat tangan kanan.
"Terakhir, Naomi Angel menempati posisi Spesialis Media Sosial, Farhan Malik Abraham menempati posisi karyawan tim marketing, Pratama Teguh menempati posisi karyawan tim marketing, Willy menempati posisi Manajer Produksi Teater di bawah Penanggung Jawab Teater, Candra menempati posisi Manajer Keuangan Teater di bawah Penanggung Jawab Teater, Dito menempati posisi Manajer Acara Teater."
"Budiono Jono menempati posisi Assisten Rekrutmen, Rina Sulistini menempati posisi Analis Seleksi, Agus Husto menempati posisi Koordinator Penempatan. Mereka berada di bawah Manajer Rekrutmen dan Pemilihan Anggota," sambung Aksara.
Ada 16 orang terpilih yang akan bekerja di bagian manajemen dan pelatihan di kantor ini. Mereka yang dipilih diberikan dokumen kontrak kerja untuk dibaca dan ditandatangani. Mereka yang tidak terpilih pulang dengan perasaan sedih. Besoknya atau mungkin seminggu, Aksara dan mereka akan bekerja secara resmi di kantor ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Harmoni di Balik Panggung
Teen FictionDalam sorotan industri hiburan yang berkilau, Aksara Bintang, si pemilik idol grup StarHeart20, bersiap-siap untuk menorehkan namanya di peta popularitas yang bergemuruh. Namun, saat dia menyusun tim impiannya untuk melangkah menuju puncak, hatinya...