Bab 36 Canggung

0 0 0
                                    

Tok... Tok... Tok...

"Masuk."

Orang itu membuka pintu, kemudian menutupnya kembali. Setelah itu, kedua kakinya melangkah ke depan. Tangan kanannya menarik kursi, ia pun mulai duduk di depan Aksara Bintang. Ia menyerahkan sebuah kertas yang berisi lirik lagu StarHeart20. Aksara langsung mengambil dan membacanya.

Judul lirik lagu tersebut 'Kesetiaan Tak Kunjung Padam'. Walau hanya membaca liriknya saja, Aksara sudah cukup puas dengan hasil yang dibuat Cecep Orok. "Kapan kau rekaman?" tanya Aksara Bintang.

"Kalau sudah nemu penyanyinya, Pak," jawab Cecep Orok.

Aksara mengangguk. Ia menundukkan badan sedikit, mengambil kertas-kertas di loker. Kertas-kertas itu kemudian ditaruh di meja. Dia menyuruh Cecep mengambilnya agar bisa mengetahui informasi mengenai para member.

"Terima kasih, Pak. Ini sangat membantu," ujarnya.

Tok... Tok... Tok...

"Masuk," ucap Aksara dari dalam.

Klek...

Sesosok gadis masuk ke dalam ruangan, kedua orang menatap padanya. Ia merasa malu, wajahnya memerah. Ia membungkukkan badan. Cecep tidak mau berlama-lama di sini, karena ada seseorang yang lebih penting selainnya masuk. Cecep berdiri dari tempat duduk, berpamitan pada Aksara dan gadis itu.

Angelina Vivi tersenyum, dan sedikit malu saat menatap mata Aksara Bintang. "Ma-makasih banyak atas pakaiannya, Kak. Aku senang tapi malu," ucapnya sedikit gemetar sambil menatap ke bawah.

Aksara garuk-garuk kepala. Mendengar hal itu, jantungnya berdetak kencang, dia ikut malu. Seketika ruangan menjadi sunyi dan suasana menjadi canggung. Aksara mulai memberanikan diri menatap tubuh gadis itu.

"Cantik sekali," gumamnya namun sedikit terdengar di telinga Angelina.

"Tegakkan kepalamu dan taruh kedua tanganmu di meja," ucap Aksara berusaha tegas. Ia mendongakkan kepala secara perlahan. Hingga akhirnya mereka berdua bertatapan. Aksara dan Angelina Vivi kembali canggung.

"Kenapa Kakak memberikanku dress?" tanyanya penasaran.

Mendengar pertanyaan itu, Aksara kebingungan. Kalau menjawab jujur, dia takut cintanya ditolak oleh gadis itu, dan merasa tidak nyaman sehingga bisa keluar dari idol grup ini. Angelina Vivi masih menunggu jawaban dari mulut Aksara.

Aksara terpaksa berbohong lagi. Dia hanya bisa berharap gadis ini sadar bahwa ada seseorang yang menyukainya, yang tak lain adalah direkturnya sendiri yang ada dihadapannya. Dia menghela napas agar grogi pada tubuhnya hilang. Dia menatap tajam pada gadis itu.

"Aku hanya ingin memberi hadiah pada member, itu saja."

"Kenapa hanya aku?" tanya Angelina Vivi lagi.

"Karena kamu..." Ucapannya berhenti, berpikir sejenak untuk mencari alasan yang pas.

"Karena apa?" Angelina Vivi semakin penasaran.

"Karena kamu member pertama yang terbuka denganku. Ingat saat kita bertemu di bukit? Kamu bercerita apa adanya di sana. Menurutku, kamu hebat karena masih bisa mengurus kakak dan nenek di desa," jawab Aksara dengan mulus.

Kali ini Angelina Vivi tidak bertanya apa pun lagi. Ia terlihat puas setelah mendengar langsung jawaban tersebut.

Aksara baru kepikiran, agar member lain tidak cemburu, dia menelepon teman sewaktu kuliah. Dia ingin gadis itu menjadi model brosur yang nantinya disebar cuma-cuma di jalanan. Teknik marketing ini tidak memaksa. Kalau ada orang tertarik bisa langsung mengambil brosur itu yang tersebar di pinggir jalan.

Harmoni di Balik PanggungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang