Tok... Tok... Tok...
Ketukan pintu berulang kali tidak dibuka-buka. Seseorang di dalam sedang tidur pulas di ranjang. Tak putus asa sampai orang itu bangun dan membukakan pintu. Ia harus tahu, bahwa hari ini harus pergi ke kantor StarHeart20.
Sekitar 10 menit Aksara berdiri di depan pintu kamar Yunita Pio. Dia bisa saja masuk ke dalam kamar melalui kunci cadangan sebagai pemilik kos ini, namun dia tidak ingin menganggu privasi pelanggannya. Sembari mengetuk pintu, dia mulai menelepon kontak gadis itu. Usahanya berhasil, gadis itu terduduk di ranjang dengan tangan kanan mengucek mata, dan mengecek siapa yang menelepon.
Ia bergegas berdiri dan berjalan membuka pintu. "Maaf-maaf, baru bangun tidur," pungkas Yunita Pio. Ia tidak sadar bahwa dirinya hanya mengenakan crop top dan hotpants. Aksara menelan ludah, dan terdiam melihat pemandangan indah tersebut. Wajar, karena dia adalah laki-laki normal.
"Halo, Kak?"
"Ah iya. Tidak apa-apa. Saya ke sini cuma mau nyampein kepada kamu dan temanmu untuk datang ke kantor pada jam 10:00," ucap Aksara Bintang.
"Untuk apa, ya?" tanya Yunita.
"Sudah, kalian berdua datang saja ke sana dengan pakaian formal yang sopan," jawab Aksara Bintang.
Mendengar kalimat itu, ia terdiam sejenak, lalu memandang sekujur tubuhnya sendiri. wajahnya pun memerah, gadis itu berbalik badan melangkah masuk ke dalam kamar. Hanya dengan posisi pintu terbuka setengah, sedangkan badannya sedikit ngumpet dibalik pintu, ia meminta maaf pada Aksara Bintang. Aksara tidak mempedulikan hal tersebut, malah dalam batinnya senang melihat itu.
"Ya sudah, saya pamit dulu, jangan lupa kabarin temenmu," pungkas Aksara terakhir, lalu balik badan dan melangkahkan kaki menjauhi pintu kamar Yunita Pio. Ia hanya mengangguk dengan wajah yang masih merah. Ia malu sekali, mengapa dirinya tak sadar mengenakan pakaian seperti ini. Ini akibatnya jika terburu-buru, menjadi tak memperhatikan sekeliling.
Sebagai seorang pemilik perusahaan, dia beranjak pergi ke GDP Venture menemui para Eesekutif perusahaan invetasi tersebut, karena sebelumnya diminta untuk bertemu mereka untuk melaporkan perkembangan bisnis selama seminggu.
+++
Di parkiran basement, baru ada 10 kendaraan mobil yang dia lihat. Kedua kakinya berjalan masuk ke dalam ruangan di basement. Ruangan mendadak gelap, tapi setelah 3 menit melangkah, mulai ada cahaya dari lampu. Dia berhenti di depan pintu lift. Tidak ada yang memakai, pintu langsung terbuka, dia pun masuk ke dalam, lalu menekan tombol lantai 8.
Pintu lift terbuka, dia keluar dari dalam, berjalan menyusuri koridor dan ruangan-ruangan di lantai 8. Dia menyipitkan matanya untuk fokus melihat depan seseorang sedang melambaikan tangan padanya.
Aksara dengan Bagolando bersalaman, ia membukakan pintu dan menyuruh masuk ke dalam. Orang-orang yang kemarin lalu ditemui di restoran terlihat lagi di ruang rapat kantor GDP Venture. Dia pun bersalaman satu per satu dengan para eksekutif itu.
"Bagaimana kabarnya, Pak Aksara?" pungkas Yolanda, wanita berumur 45 tahun, jabatan sebagai Chief Financial Officer.
"Baik, Ibu sendiri?" tanya balik Aksara.
"Baik juga. Bapak sudah tahu mengapa datang kemari, kan?" Aksara Bintang mengangguk. Wanita berumur 45 tahun tersenyum, ia mulai berdiri dari kursi sambil memegang sebuah kertas di tangan kanan, melangkah ke depan, dan menghidupkan proyektor.
Ia mulai mempresentasikan anggaran investasi di perusahaan PT. StarSejahtera, perusahaannya Aksara Bintang dibidang hiburan dan media. Wanita itu mensimulasikan cara mendapatkan pemasukan untuk bisnis ini. Aksara terus memperhatikan ke depan. Dia terkesima melihat profesionalitas perusahaan ini, pantas dipercaya banyak orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Harmoni di Balik Panggung
Teen FictionDalam sorotan industri hiburan yang berkilau, Aksara Bintang, si pemilik idol grup StarHeart20, bersiap-siap untuk menorehkan namanya di peta popularitas yang bergemuruh. Namun, saat dia menyusun tim impiannya untuk melangkah menuju puncak, hatinya...