Mobil BMW M3 melintasi beberapa lampu lalu lintas dan jalan yang padat. Kemudi diputar ke kiri. Dalam waktu sepuluh menit, mobil tersebut memasuki tol kota sepanjang 26 km yang terhubung ke Tangerang. Perjalanan yang memakan waktu itu sering kali terjadi akibat ramainya truk kontainer, hal yang biasa dialami oleh mereka yang tinggal di kota besar.
Perjalanan lebih dari satu jam tersebut dilakukan untuk urusan bisnis. Seandainya bukan karena itu, dia tidak akan melakukan perjalanan ini sendirian. Padahal, dia bisa saja mengirim orang lain untuk menyerahkan dokumen perjanjian, namun dia tidak ingin melakukannya karena dianggap tidak etis jika hal tersebut dilakukan oleh orang lain, walau masih bagian staff StarHeart20.
Gedung-gedung tinggi menjulang di depannya, namun roda mobil terus berputar. Matanya sesekali melirik layar GPS. Tinggal sedikit lagi belok kanan, dan dalam 300 meter, dia akan sampai di lokasi.
Prit... Prit...
Kemudi diputar ke kanan, lalu kembali diluruskan. Seorang satpam terlihat dari kejauhan lalu mendekat, dan berhenti di tengah jalan. Satpam itu memberi arahan kepada Wisnu Alvez untuk menuju parkiran luar. Setelah mobil terpaklir, dia mengambil barang-barang di kursi samping dan kursi belakang mobil.
Dia membuka pintu mobil, mengeluarkan kaki kanan terlebih dahulu, diikuti kaki kiri. Tatapannya kembali lurus, meski agak menyipitkan mata karena sinar matahari yang silau. Sambil membawa koper berisi dokumen, langkah kaki menuju pintu depan gedung yang juga merupakan kantor tempat kerja istrinya dulu.
Dua satpam penjaga pintu menghentikannya dan bertanya tujuannya. Wisnu Alvez menjawab dengan jelas, dan kedua satpam tersebut memberi jalan.
Lobi utama terbentang luas di hadapannya. Dalam jarak 300 meter, terdapat eskalator ke lantai dua tempat tamu dan karyawan bisa makan di kantin, serta lift untuk akses ke berbagai lantai. Gedung ini memiliki total 29 lantai.
Menurut pesan singkat di ponsel, kantor acara televisi berada di lantai 13. Ponsel disimpan kembali ke saku kanan, dan dia melanjutkan langkahnya ke lift.
Dia menekan tombol lantai yang dituju. Beberapa menit kemudian, pintu lift terbuka, dan lima orang termasuk dirinya keluar dari dalam lift. Wisnu melangkah lagi menyusuri koridor yang cukup panjang.
Langkah pun terhenti, berbalik arah ke kanan, tepat di depan pintu kaca yang terbuka otomatis, kedua mata Wisnu melihat banyak karyawan yang sibuk bekerja di dalam. Dia terus masuk menuju ruang Manajer acara televisi. Di depan pintu khas ruang kantor, dia mengetuk pintu beberapa kali.
Klek...
Manajer itu mendongak dan mempersilahkan Wisnu Alvez untuk duduk di depannya.
"Anda datang kemari, mungkin karena bersedia menerima sponsor dari acara kami," tebak sang Manajer, dan benar.
"Iya, Pak," jawab Wisnu Alvez singkat. Dia mulai membuka koper berisi dokumen perjanjian, yang kemudian diletakkan di atas meja. Manajer itu mengambilnya, melihat tanda tangan Wisnu Alvez sambil tersenyum. Ia mengambil pulpen di sebelah kiri, tangan kanannya bergerak cepat menandatangani dokumen tersebut.
"Maaf, Pak. Kami punya permintaan. Sebelum acara Indonesia Show Off tayang, bisa setelkan video animasi promosi StarHeart20?" tanya Wisnu.
Manajer itu mengangguk sambil menandatangani dokumen lainnya. Setelah selesai, ia menatap Wisnu Alvez.
"Anda tenang saja, kami akan segera menayangkannya. Boleh minta filenya?" tanya sang Manajer.
Wisnu Alvez langsung memberikan flashdisknya. Setelah file di-copy, flashdisk dikembalikan ke Wisnu.
"Terima kasih banyak, Pak," ucap Wisnu Alvez. +++
Setelah pulang dari kantor Indonesia Show Off di gedung Mnd Tower, Wisnu Alvez langsung masuk ke ruangannya. Matanya melirik ke jam dinding, menghela napas lega karena urusan dengan sponsor sudah selesai, meskipun jam kerja masih berjalan.
Tok... Tok... Tok...
"Silakan masuk," jawab Wisnu Alvez dari dalam ruangan.
Seorang wanita berumur 35 tahun dengan berpakaian kemeja lengan panjang dan rok berwarna cokelat yang sampai ke lututnya masuk ke dalam. Sebelum duduk, dia menutup pintu dengan lembut.
Cara duduknya yang anggun membuat Wisnu Alvez sedikit bernafsu. Untuk mengalihkan pikirannya yang kotor, dia berpura-pura batuk sambil memejamkan mata, lalu mempersilakan wanita itu berbicara.
"Maaf mengganggu waktunya, Pak. Saya dan anak-anak sudah membuat rangkuman dari interview untuk para calon member," kata wanita tersebut sambil mengulurkan kertas kepada Wisnu Alvez.
Wisnu Alvez menerima kertas tersebut dengan baik. Isinya adalah sepuluh pertanyaan yang akan dilontarkan kepada para calon member sebelum dipilih oleh juri tim rekrutmen. Jika jawaban mereka memuaskan, calon member akan melanjutkan ke tahap pengasahan bakat menari dan statusnya dinaikkan menjadi member trainee.
Berikut adalah sepuluh pertanyaan yang ada di kertas tersebut:
1. Apakah kamu memiliki pacar?
2. Apakah kamu pernah ke diskotek?
3. Apakah sebelumnya kamu pernah menjadi bintang iklan atau terlibat dalam industri hiburan lainnya?
4. Apa yang kamu ketahui tentang idol grup?
5. Apa rencanamu jika diterima sebagai member?
6. Apakah kamu siap mengikuti jadwal yang ditetapkan manajemen?
7. Apakah kamu bersedia menerima segala resiko sebagai seorang idol?
8. Bagaimana jika kamu gagal dalam proses ini?
9. Bisakah kami melihat bakatmu jika kamu memiliki bakat tertentu?
10. Apakah kamu siap mematuhi golden rules sebagai seorang member?
Selain sepuluh pertanyaan tersebut, calon member juga akan menjalani tes psikologis. Jika ada masalah yang terdeteksi selama tes tersebut, calon member tidak akan diterima menjadi member trainee.
Wisnu Alvez menyetujui pertanyaan-pertanyaan ini tanpa perlu meminta revisi dari wanita bernama Maya Jujun. Ia tersenyum puas. "Terima kasih, Pak!" ucapnya, lalu memberikan tangan kanannya untuk bersalaman. Setelah itu, wanita itu berdiri dan meninggalkan ruangan ini. Tatapan Wisnu Alvez memandang pantat wanita itu saat membelakanginya yang hendak keluar.
Di ruang marketing, Dhik Erikon Tole berdiri di belakang Naomi Angel, melihat monitor yang menampilkan statistik video iklan animasi di kanal Yutub StarHeart20. Naomi tertawa senang, dan Dhik juga ikut tersenyum bangga.
"Bagaimana, berhasil, kan!" ucap Naomi Angel gembira, melihat tayangan video Yutub mereka mencapai 1.000.000 kali.
Dhik Erikon Tole ikut tersenyum bangga. Kedua tangannya menepuk pundak Naomi.
"Bagus sekali! Ini yang kita harapkan!" jawab Dhik.
Namun, tayangan jutaan kali tersebut juga berkat jasa iklan. Naomi tidak mengungkapkan bahwa tayangan tersebut merupakan hasil dari menggunakan jasa iklan, sehingga Dhik Erikon Tole tidak mengetahui hal tersebut.
"Coba buka kolom komentar," pinta Dhik Erikon Tole.
Klik...
Pemandangan yang tidak biasa di dunia hiburan terjadi ketika ribuan komentar muncul di kolom komentar video mereka. Dhik Erikon Tole dan Naomi Angel membaca satu per satu hingga separuhnya. Mereka puas karena respon positif dari netizen yang sangat antusias. Netizen tidak sabar untuk melihat debut para member StarHeart20 di publik, bahkan berharap grup mereka bisa menyaingi JKT47.
Namun, gebrakan penayangan video animasi StarHeart20 telah mencapai manajemen JKT47. General Manager JKT47 memukul meja saat melihat video tersebut di Yutub. Ia tidak ingin ada idol grup lain yang mengganggu dominasi JKT47. Tanpa ragu, ia keluar ruangan dan segera mengumpulkan beberapa member atas izin Manager Teater yang baru.
Lima member JKT47 dipaksa untuk membuat konten di TokTok dengan gaya masing-masing agar penggemar setia mereka tetap loyal dan tidak beralih ke idol grup lain. Gerakan propaganda ini masih belum diketahui oleh pihak StarHeart20, dan persaingan di dunia hiburan mulai memanas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Harmoni di Balik Panggung
Teen FictionDalam sorotan industri hiburan yang berkilau, Aksara Bintang, si pemilik idol grup StarHeart20, bersiap-siap untuk menorehkan namanya di peta popularitas yang bergemuruh. Namun, saat dia menyusun tim impiannya untuk melangkah menuju puncak, hatinya...