Benar sekali bahwa mencari talenta untuk diajak kerja sama di StarHeart20 sangat sulit bagi Aksara Bintang. Sudah bertemu dengan 50 orang termasuk perusahaan-perusahaan musik hari ini, bahkan di hari Minggu. Tidak ada yang mau, dan salah satu alasannya adalah karena perusahaan ini masih muda. Mereka tidak berani mengambil risiko jika sewaktu-waktu StarHeart20 bangkrut atau tidak seviral seperti sekarang karena dampak yang terjadi sebelumnya.
Dirinya merasa kecewa karena tidak memiliki kenalan di dunia permusikan. Saat merenung, tiba-tiba kedua tangan sang istri memijat bahu Wisnu Alvez. "Ada apa, kok seperti banyak pikiran?" tanya Kalya Amanda.
"Pak Aksara memintaku mencari talent di dunia musik. Setelah aku mencari kesana-kemari, tidak ada yang mau," jelasnya lalu menghela napas, dan menatap ke lantai.
Wanita yang menjadi istri terus memijati punggung Wisnu. Dari belakang ruang tengah, seorang gadis sedang mengintip dan mendengarkan percakapan pasangan suami-istri tersebut. Ia memasuki ruangan dan menutup pintu kamar dengan mendapatkan beberapa informasi dari orang tuanya.
Tak lama kemudian, ada ketukan di pintu.
"Siapa yang datang malam-malam begini. Aku buka dulu, Pah," kata Kalya.
Wisnu menggenggam tangan sang istri yang sudah berdiri, ia pun menoleh ke arahnya. "Biarkan aku yang buka," ujar Wisnu. Kalya dengan senang hati mengikuti perintahnya dan kembali duduk di sofa.
Pintu terbuka, dua orang laki-laki hampir seumuran dengan Wisnu berdiri di depan pintu. Ia menatap tajam, sikapnya menjadi waspada, karena belum lama istrinya diculik, dan ia takut kedua orang ini adalah orang jahat.
Salah satu orang melangkah maju dengan cepat, menunjukkan sikap mengancam, tapi Wisnu siap menghadapinya. Serangan tersebut berhasil dipatahkan. Orang lainnya berusaha membantu temannya. Bunyi adu jotos terdengar, membuat Kalya berdiri dari sofa, berjalan mendekat, dan melihat ke tempat itu. Matanya terbelalak, ia berteriak sekencang mungkin hingga para tetangga di apartemen keluar dan mendekati sumber suaranya.
Dua orang laki-laki menjadi gelagapan setelah banyak orang melihat mereka. Saat hendak melarikan diri, Wisnu berlari mengejarnya, lalu memberikan tendangan karate yang membuat salah satu dari mereka terdengar tulang belakangnya, sebelum terjatuh di lantai koridor.
Wisnu berdiri di hadapan kedua orang itu yang terkapar. Mereka memelas meminta ampun. "Siapa kalian?! Kenapa kalian mengincar rumah saya, huh!" amuk Wisnu, kemudian melancarkan beberapa tendangan lagi.
Salah satu tetangga apartemennya maju dan mengatakan bahwa ia mengenal kedua orang tersebut. Wisnu langsung menoleh ke arah orang itu.
"Siapa mereka ini?" tanya Wisnu.
"Entahlah, tapi saya pernah melihat mereka di FK Sudirman, tepatnya di depan pintu masuk teater JKT47," jawab orang tersebut.
Meskipun hanya berdasarkan dugaan tanpa bukti yang kuat dan ucapannya tampak ragu, Wisnu mempercayainya sebagian. Ia berterima kasih pada tetangganya itu. Untuk memastikan, ia berencana menyelidiki sendiri tanpa memberitahu Aksara Bintang. Ia ingin Direkturnya fokus pada perusahaan. Masalah sepele seperti ini, biarlah ia yang menanganinya, begitulah pemikir Wisnu.
Menatap dua orang laki-laki yang masih terkapar. Ia menurunkan diri dan berjongkok di tengah-tengah.
"Apakah manajemen JKT47 yang menyuruh kalian melakukan ini?" tanya Wisnu dengan nada lembut. Ketika tak ada jawaban, ia sedikit menyiksa mereka dengan beberapa pukulan bergantian demi mendapatkan informasi.
"Masih diam saja? Berapa sebenarnya bayarannya sampai kalian rela terluka demi menjaga rahasia?"
Wisnu menghela napas, dirinya menyrah. Akhirnya ia melepaskan mereka berdua. Mereka berlari meninggalkan tempat itu, dan Wisnu berdiri dari posisi jongkok. Ia melihat orang-orang yang masih menonton. Wisnu bersikap cuek, dan berjalan pergi.
Saat kembali, Kalya Amanda memeluk erat sambil menangis. Wisnu tersenyum, tangan kanan mengelus halus rambut sang istri. "Tidak apa-apa, kamu tenang saja," ujar Wisnu.
Mereka berdua kembali duduk di sofa. Kalya melanjutkan memijati punggungnya, sementara Wisnu menyalakan ponsel dan mengirim pesan singkat ke sahabat lamanya untuk meminta bantuan menyelidiki kedua orang tadi.
+++
Tap... Tap... Tap...
Petinggi-petinggi GDP Venture telah menunggu kehadiran Aksara Bintang di ruang rapat. Langkah kakinya pun sampai, tangan kanannya membuka pintu, menatap ke depan dan melihat kesekeliling sudah lengkap yang menunggunya. Dia membungkukan badan sebagai tanda permintaan maaf. Bagolando tersenyum, melambaikan tangan dan menyuruh Aksara duduk di tempat yang telah disediakan.
"Oke, karena Pak Aksara Bintang sudah ada di sini, mari kita mulai pembahasannya," pungkas Bagolando. Pandangan masing-masing beralrih ke kertas di meja sembari mendengarkan ucapan Bagolando sebagai CEO GDP Venture, begitu pun dengan Aksara Bintang.
Aksara, pemilik StarHeart20, berdiri dari kursi. Dengan sikap tegas namun ramah, dia memulai pidatonya. "Terima kasih, Bagolando, atas penjelasan yang sangat detail tadi. Saya menghargai kerja keras Anda dalam menyusun rencana strategis ini."
Dia melirik sebentar ke arah beberapa petinggi yang lain sebelum melanjutkan. "Sebagai perusahaan yang bergerak di industri hiburan, tentu saya menerima dengan senang hati saran dari anda-anda sekalian."
Dia menyoroti aspek-aspek yang menurutnya perlu diperhatikan. Agar para member bisa tinggal dengan nyaman di kos-kosan berlantai 10 miliknya, dia memaparkan beberapa rencana strategis seperti perombakan skala menengah yang rencananya member idol grup StarHeart20 tinggal di lantai paling atas, dan tidak sembarang orang bisa ke lantai 10 sebelum izin dari resepsionis di lantai 1.
Di lantai 9, adalah daerah steril. Tempat tersebut diwajibkan kosong dari orang-orang lain, tapi ruangan di lantai tersebut tidak dihilangkan. Hanya petugas kebersihan, pengantar makanan, petugas keamanan (satpam), dokter, dan pegawai StarHeart20 yang boleh melintas. Dan jika sewaktu-waktu ada anggota keluarga yang ingin menginap, mereka bisa tinggal di lantai 9.
Selain itu, dia juga membutuhkan satpam lebih banyak lagi. Dia meminta usulan kepada GDP Venture, selaku investor utama StarHeart20 agar pembiayaan gaji bulanan satpam berasal dari perusahaan PT.StarSejahtera, bukan dari gaji usaha kos-kosan. Mereka berunding, membuat ruang rapat sedikit sunyi.
Bagolando menoleh kembali ke arah Aksara. Ia menganggukan kepala, orang lain pun sepakat. Aksara merasa lega. Satu masalah sudah teratasi. Kali ini dia menyebut saran yang kedua, yakni jumlah satpam yang bertugas 24 jam. Dari hasil diskusi cukup intens Aksara pun menyepakati jumlahnya sebanyak 20 orang. 10 orang shift pagi sampai sore, 10 orang lain shift sore sampai malam. Dia berharap satpam tersebut adalah wanita. Namun kalau tidak menemukan harapan itu tidaklah masalah.
Dua jam terlewatkan. Di tengah perjalanan rapat yang hampir selesai, ponsel nya berdering di kantong celana sebelah kiri. Dia tidak bisa mengangkatnya, karena sedang bersama orang-orang penting. Baru setelah itu Bagolando memutuskan menyelesaikan rapat ini. Dia pun bernapas lega setelah keluar ruangan. Beberapa orang tadi menyalami dirinya di koridor.
Aksara mengambil ponsel dari dalam saku. Melihat sebuah nama yang nelepon tadi. "Ada apa Yunita Pio nelepon?" batinnya. Dia pun menelepon balik ke gadis itu.
"Halo, ada apa tadi nelepon. Bukankah ini jadwalnya latihan visual?" tanya Aksara.
"Iya. Tadi aku melihat polisi berjalan ke ruangan Pak Wisnu saat hendak selesai ke toilet. Polisi itu terlihat serius sambil membawa dokumen di tangan kanannya. Nah setelah itu, aku menunggu di balik pintu. Sedikit terdengar suara samar-samar seperti ucapan penyelidikan, tapi aku tidak selesai memantaunya, karena cukup lama, takutnya pelatih memerahi ku. Udah gitu aja sih," jelas Yunita Pio di telepon.
"Kamu lihat nama polisinya di seragamnya?" tanya Aksara.
"Sekilas sih tertulis Darrel K," ucapnya.
"Darrel? Siapa itu Darrel. Kalau Rudi aku tahu," batin Aksara. Dia menghela napas sembari melanjutkan langkahnya ke parkiran.
"Kalau gitu terima kasih infonya," ucap Aksara segera menutup telepon melihat seseorang sedang menguping di sebelahnya. Dia membuka pintu mobil dan masuk ke dalam. Mesin pun dinyalakan dan mulai melaju menuju kantor miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Harmoni di Balik Panggung
Dla nastolatkówDalam sorotan industri hiburan yang berkilau, Aksara Bintang, si pemilik idol grup StarHeart20, bersiap-siap untuk menorehkan namanya di peta popularitas yang bergemuruh. Namun, saat dia menyusun tim impiannya untuk melangkah menuju puncak, hatinya...