Orang itu muncul tepat ketika aku sedang berjongkok sambil menyusuri lantai selama beberapa hari, sampai akhirnya aku sudah pastikan kalau benda itu sudah tidak ada.
"Hei". Katanya sambil tersenyum. "Cepat sekali, kita sudah bertemu lagi ya? Apa kamu di sini untuk minum?".
Sesaat, aku tidak menyadari siapa dia. Jika seseorang tidak mempunyai karakter yang luar biasa diantara yang dikenalnya, mustahil kalau tidak memiliki kesan sama sekali.
"Kamu mencari sesuatu? Apakah ini?". Dia merogoh saku jasnya dan memperlihatkannya kepadaku.
Cincin kecil usang itu tergeletak di telapak tangannya. Tanpa pikir panjang, aku langsung mengambilnya sambil mengucapkan terima kasih.
Aku pikir hubungan dengan Lu Feng akan berakhir.
Aku menangis, menggenggam cincin itu sambil diarahkan kedadaku.
Butuh waktu lama baginya untuk berkata. "Kamu, kamu baik-baik saja? Aku ingin mengembalikannya kepadamu ketika itu. Tapi... Tahu sendiri, aku dipukuli. Aku jadi lupa semuanya...".
Akhirnya, aku sadar ada orang asing yang tertegun sedang berjongkok di depanku.
"Terima kasih". Aku merasa malu karena telah bersikap tidak sopan. Aku mengendus dan berkata, "Ini sangat berati bagiku".
"Oya?". Dia sedikit bingung. Diam-diam dia menatap cincin itu sambil mengernyitkan keningnya. "Apakah ini hadiah dari pacarmu?".
[女朋友 (nǚ péngyǒu). Qin Lang menyebut pacar dalam artian pacar perempuan. Dalam bahasa mandarin pacar dibedakan menurut gender]
Aku takut kalau aku bilang itu dari pacarku, pasti akan membuatnya takut setengah mati, jadi aku hanya mengangguk. Aku tidak punya pilihan meski merasa bersalah karena telah mengubah karakter Lu Feng.
[男朋友 (nán péngyǒu). Hati Cheng Yichen menyebut pacar dalam artian pacar laki-laki]
"Oh". Katanya dengan jelas. "Jangan sedih. Selama ada rumput di dunia ini, mengapa kamu harus takut kehilangan bunga? Lihat, dengan kamu menangis seperti ini, dia tidak akan tahu. Kalau memang sudah tidak mungkin lagi, cobalah membuka hati dengan yang lain…".
Aku sedikit tergelitik saat dia menghiburku seperti itu. "Terima kasih".
"Mmm, sama-sama, berbahagialah".
Orang ini... Orang baik... Tapi sedikit kacau...
"Qin Lang, bagaimana kabar temanmu ini?". Pemilik bar datang dengan sepiring buah sambil mengedipkan matanya.
"Tidak. Tidak ada apa-apa kan Yichen?". Sambil tersenyum dia meletakkan tangannya di bahuku.
Aku terkejut.
Memangnya orang ini mengenalku dengan baik?
"Namaku Shen Chao, pemilik bar ini. Jika kamu ada masalah, datang saja kepadaku. Teman Qin Lang temanku juga!".
Kenapa tipe cepat panas semua?
"Terima kasih, terima kasih banyak". Aku mengulurkan tanganku untuk memegangnya, tiba-tiba teringat. "Oh iya, terakhir kali aku mabuk di sini, kalian yang membantuku, kan?".
Kalaupun iya, tidak perlu terlalu akrab.
"Itu karena Qin Lang, tidak ada hubungannya denganku. Aku hanya menonton saja dengan gembira!". Pemilik bar itu mengedipkan mata padanya, lalu menyeringai, bertepuk tangan dan pergi.
"Qin, Qin Lang". Aku merasa canggung. Aku tidak biasa memanggil nama pada seseorang yang baru kukenal dengan tulus seperti ini. "Ini Keduakalinya kamu membantuku, aku benar-benar tidak tahu bagaimana caranya berterima kasih kepadamu, terutama hari ini, kamu sudah membantuku menemukan cincin ini...".
Bersikap sopan kepada orang yang 80% asing bukankah seharusnya menjadi hal yang wajar?
Dia tampak sungkan. "Bukankah ini terlalu berlebihan? Sudah, sudah, jika menurutmu itu bantuan yang sangat berarti, tidak perlu mengucapkan terima kasih. Simpan saja di dalam hatimu!". Setelah berpikir, dia menambahkan. "Jika kamu merasa harus berterima kasih padaku, meskipun aku tidak berharap, belikan saja aku minuman!".
Apakah ada laki-laki yang mudah terikat padanya?
Duduk dan minum, pria aneh ini mulai mengeluarkan jati dirinya. Sebenarnya yang dia bahas denganku tidak lebih tentang teori sastra. Apakah ini topik yang sebaiknya digunakan untuk memulai percakapan? Aku tidak bisa menahan diri lagi untuk tidak menatap dua matanya.
Dia juga sangat tampan dan menawan. Saat aku mabuk malam itu, aku mengira kalau dia itu mirip dengan Lu Feng. Sekarang, jika aku membandingkannya dengan lebih cermat lagi, kemiripannya mungkin hanya sedikit... Alis dan matanya penuh keceriaan, sangat berbeda dengan Lu Feng yang dingin dan sombong. Dia juga jauh lebih banyak bicaraaku bahkan tidak bisa mengucapkan sepatah katapun, kalau Lu Feng dia tidak mau bicara sama sekali jika di depan orang asing. Setelah mengamati cukup lama, sampai pada kesimpulan kalau penampilan dan kepribadian yang seperti itu sangat cocok untuk semua orang, singkatnya dapat diringkas dalam empat kata: Pria gemar bersenang-senang.
Dia tidak tahu kalau aku telah memberinya label itu dalam pikiranku, tetapi dia masih berbicara dengan sangat serius tentang pembentukan gunung berapi dan gempa bumi.
Kasihan juga. Dia seperti ketakutan jika dia berhenti akan menjadi sepi. Pria yang gemar bersenang-senang ini sangat lugu tapi baik. Aku khawatir jika aku duduk lagi dia akan membahas asal-usul spesies untuk menyelamatkan nyawanya.
Setelah menyesap anggur terakhir, aku berdiri. "Qin Lang, kamu sudah lama menemaniku, juga sudah banyak bercerita. Sekarang aku merasa jauh lebih baik!". Kemudian aku mengambil mantel untuk pergi.
Di luar dugaan, karena aku minum terlalu banyak, kakiku terasa lemas saat berdiri, akupun hampir dua kali terjatuh.
Dengan sigap dia langsung menahanku. "Kamu terlalu banyak minum. Bisa? Atau ingin aku mengantarmu?".
"Tidak perlu, tidak perlu". Masih merasa sedikit tidak nyaman dalam pelukan pria lain, lalu melepaskan diri. "Aku akan memanggil taksi".
"Oh, hati-hatilah".
Aku selalu merasa kalau Qin Lang menatapku dengan sedikit aneh.
Apakah dia juga gay?
Hmm... Pikir, jangan sampai ada guntur!
Cuaca bisa buruk.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUA JALAN
RomanceMusim ke-1. 归途 (guī tú - Perjalanan Pulang) Bab 1 - Bab 43 (Tamat) Diangkat dari novel kisah percintaan karya 蓝淋 (lán lín) Judul Asli : 双程 (shuāng chéng) *cerita masih dalam tahap revisi typo [Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk membaca, ting...