26

38 3 0
                                    

Sebuah perusahaan terkenal di Kota S menerimaku pada waktu yang paling tepat. Setelah semua urusan selesai, aku dengan segera meninggalkan sekolah dan kota tanpa memberi tahu Yichen.

Maaf.

Tidak ada yang bisa aku lakukan.

Kota S adalah kota dimana orang-orangnya suka membanggakan diri dan pilih-pilih, tapi tidak bagi aku yang bisa berteman dengan siapa saja karena itu terasa lebih harmonis dan nyaman. Terutama karena tempat ini cukup jauh, jadi aku bisa memulai hidup baru, aku bisa berpura-pura menjadika masa lalu hidupku bagus dan tentram, tidak ada apa-apa selain masa depan.

-------------

Bagus.

Perusahaan itu sangat bagus, sebagian besar koleganya masih muda dan energik, tidak ada masalah bagi aku yang masih akar rumput. Menghadapi meja dan komputer yang nyaman dan bersih, banyak gadis-gadis cantik serta laki-laki tampan datang dan pergi. Ada cukup banyak musik dan candaan ketika atasan sedang tidak ada. Rasanya tidak ada lagi yang namanya rasa sakit.

Selama mereka tidak terlalu mengorek tentang kehidupanku, semuanya indah dan menyenangkan, aku sangat ingin terus seperti ini seumur hidupku.

Begitu memasuki pintu, terlihat wajah Tintin yang seolah sedang berduka atas selirnya.

Tintin, sebenarnya hanya bernama Ding, karena gayanya seperti karakter dalam The Adventures of Tintin, maka dia memang pantas dipanggil dengan nama itu.

"Ada apa? Apakah karena Zhusha tidak ingin ikut denganmu?".

Zhusha terkenal cantik di depertemen kami. Tintin berusaha sekuat tenaga untuk menjadi berlidah manis dan berkulit tebal, tetapi dia selalu melihat kalau dia tidak bisa memakannya, dia akan merasa sangat gugup sehingga dia hanya bisa menggaruk telinga dan pipinya.

"Zhusha memakai rok!". Tintin sedikit mengeluh, "Dia juga memakai lipstik seharga 39 yuan!".

Tintin mengatakan dengan berdandan seperti itu sudah berubah menjadi Marilyn Monroe. Artinya, sudah tidak ada harapan lagi baginya.

"Terus kenapa?". ​​Tanyaku penasaran, "Bukankah kamu selalu mengeluh kalau dia hanya memakai celana panjang sehingga kamu tidak bisa melihat kakinya? Apa kamu tidak senang dia terlihat lebih anggun?".

"Dia berdandan bukan untukku". Tintin mengertakkan gigi dengan sedih. "Karena bos baru akan datang hari ini?".

"Hah?".

"Apakah kamu tertidur lagi saat rapat rutinan minggu lalu? Nona Lu sudah dipindahkan lagi ke kantor pusat yang di Amerika Serikat, dan sekarang saudara laki-lakinya yang akan menggantikan posisinya".

Aku memang tertidur pulas dalam rapat pekanan itu, karena tidak ada hal yang serius dalam pembahasannya. Lagipula, jika ada sesuatu yang penting, Tintin akan menjadi pembicara besar, dia pasti akan mengumumkannya lagi di kantor.

"Zhusha sangat cantik. Jika dia menyukainya, dia tidak akan jatuh ke dalam cengkeraman iblis...".

Aku menyela dan berkata. "Mungkin saudara laki-laki Nona Lu mengalami mutasi genetik, memiliki tiga mata putih, seperti roti kukus di dahinya, juga bisa menunggang kuda. Sulit untuk mengatakan kalau Zhusha tidak menyukainya". Kamu pikir semua pria di dunia ini seperti kamu.

"Aku tahu seperti apa rupanya". Tintin berkata lesu. "Dia cukup tampan, hanya sedikit lebih jelek dariku".

Aku menghiburnya dan membujuknya, lalu pergi, duduk dan menyalakan komputer bersiap melakukan beberapa pekerjaan. Zhusha berjalan melewati Tintin tanpa memalingkan muka sambil memegang teh, kemudian berdiri tepat di depanku. "Yichen, tolong ketikkan informasi ini, nanti aku traktir makan siang".

Aku melirik ke arah Tintin yang lesu. "Ada seseorang yang bisa membantumu, dan meneraktirmu makan. Kenapa tidak dia saja?".

Zhusha mengeluarkan lidahnya sambil bercanda. "Tolong, aku tidak mau makan bersamanya, lagipula aku sudah datang kepadamu".

Tintin yang malang hampir menjadi gila.

Pintu kantor tiba-tiba terbuka. Atasan berdiri di depan pintu dan berkata sambil mengikutinya dari belakang. "Tuan Lu, ini departemen desain kami...".

Kami semua terdiam karena mengira Kamilah yang akan mengunjungi kantor bos untuk memberi ucapan. tetapi faktanya, tanpa sepengetahuan bahwa dia benar-benar datang sendiri.

Tintin sangat ketakutan sehingga dia bergegas ke kamar mandi untuk merapikan dasinya yang longgar. Zhusha kembali ke tempat duduknya seolah-olah tidak terjadi apa-apa, aku yang baru saja berjalan, sangat cemas karena takut masih ada sisa-sisa makanan yang menempel di mulut bekas makan panekuk.

"Ini karyawan baru... Cheng Yichen".

Aku hanya sempat bersembunyi di balik komputer sambil membersihkan mulutku. Mendengar itu aku buru-buru berdiri sambil menunduk dengan sedikit senyuman di wajahku.

"Baru saja lulus dari Universitas X. Meskipun masih muda, tetapi kinerjanya sangat bagus...".

Cheng... Yichen?

Suaranya sangat pelan, sepertinya dia terus mengulangi kata-kata itu.

Seketika aku panik saat aku mengangkat kepalaku.

DUA JALANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang