"Sudah bangun? Ada kopi yang baru diseduh, apakah kamu ingin meminumnya?".
Dengan mata setengah terbuka, ditengah kebingungan terlihat seorang pria sambil memegang piring dan menatapku.
"Ah──────". Aku melompat dan menunjuk ke arahnya dengan gemetar. "Kamu, kamu, kamu... Kenapa kamu!!".
Shen Chao dikejutkan oleh teriakanku, dia mundur beberapa langkah untuk melindungi piringnya. "Aku, aku... Qin Lang memintaku masuk untuk menjagamu... Hei, aku tidak melakukan apapun padamu, jangan terlalu banyak berpikir".
"A... Aku tidak mengenakan pakaian apapun!!". Bajingan, kamu tega menyuruh pria lain masuk dalam keadaan begini...
"Apa hubungannya dengan tidak berpakaian?". Shen Chao bingung, "Sama-sama laki-laki".
Tidak perlu berdebat lebih lanjut. Aku buru-buru memakai celana, tapi pria itu terus menatapku dengan polos dan penuh rasa ingin tahu.
"Di mana Qin Lang?". Aku ingin langsung menghajarnya ketika melihatnya.
"Dia, dia ada sesuatu yang mendesak di rumahnya dan dia harus cepat-cepat pulang, jadi dia memintaku untuk menjagamu...".
"Mmm...". Meskipun aku paham, tetap saja masih terasa tidak nyaman. Setelah berhubungan seks langsung ditinggal pergi tanpa sepengetahuan.
"Mengapa kamu tidak di sini dahulu untuk makan?". Shen Chao mengangkat piringnya tanpa menyerah.
"Terima kasih…". Warna kopinya sangat mencurigakan, sepertinya dia sangat tertarik untuk menciptakan inovasi baru. "… Sebaiknya aku pulang dulu".
--------------
Setelah mandi untuk membersihkan badan dari kekacauan, aku bercermin dan melihat cincin masih tergantung di dada.
Di tengah rasa sakit yang berdenyut-denyut, aku menunduk, dan segera melepasnya, aku simpan ke dalam kotak kecil, dan memasukkannya ke dalam laci lalu menguncinya tanpa memiliki keberanian untuk melihatnya lagi.
Selamat tinggal, Lu Feng.
Aku rasa, aku harus mencoba mencintai orang lain.
Setelah berganti pakaian dan mengeringkan rambut di ruang tengah, aku melihat lampu mesin penjawab tua itu terus berkedip. Ada beberapa pesan yang beruntun di dalamnya, dan semua itu dari Yichen.
"Kakak, dari mana saja? Kenapa belum pulang?".
"Panggilan tidak dijawab. Apakah tidak membawa ponsel? Segera hubungi aku kalau kakak sudah menerima pesan".
"Kakak, belum pulang juga? Aku Yichen! Kakak di mana? Hubungi aku secepatnya. Aku sangat khawatir sudah larut malam".
"Kakak, jangan menakut-nakutiku. Hubungi aku, hubungi aku, hubungi aku segera!!!".
…
Buru-buru aku membenahi rambutku dan langsung berlari ke bawah. Aku membawa dua kantong biskuit Danone untuk membujuknya. Tempat Yichen tidak terlalu jauh dari sini, jadi lebih baik aku langsung menemuinya.
Benar saja, si bodoh kecil itu tidak menutup rapat pintunya. Saat aku hendak mendorong pintu, aku mendengar suara serius pria lain dari dalam.
Itu Qin Lang.
Merasa sedikit tidak nyaman. Bukankah hubungan mereka... Selalu dingin? Bukankah Qin Lang... Apakah ada sesuatu yang mendesak? Kenapa dia ada di sini?!
Sedikit takut, aku menahan napas sambil bergeser lebih dekat lagi, mataku mengintip melalui celah pintu.
"Aku memeluknya sepanjang malam, dan kamipun bercinta sepanjang malam... Keterampilanku tidak terlalu buruk, Xiaochen berkata dia sangat puas... Yichen, jika kamu kecewa denganku karena melakukan itu, bukankah katamu kalau aku harus memperlakukan saudaramu dengan baik?".
KAMU SEDANG MEMBACA
DUA JALAN
RomanceMusim ke-1. 归途 (guī tú - Perjalanan Pulang) Bab 1 - Bab 43 (Tamat) Diangkat dari novel kisah percintaan karya 蓝淋 (lán lín) Judul Asli : 双程 (shuāng chéng) *cerita masih dalam tahap revisi typo [Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk membaca, ting...