43

134 5 1
                                    

"Kamu.. Bilang apa?". Dia mendorongku dengan cara yang kejam. "Setengah, setengah tahun? Aku sangat kuat, aku bisa hidup setidaknya setengah abad lagi. Meskipun aku sangat tersentuh dengan pengakuanmu, tapi tidak perlu mengutukku".

"...". Aku menatapnya dengan tatapan kosong. Otak siapapun akan berhenti fungsi saat ini.

"Siapa yang kamu dengar kalau aku hanya bisa hidup setengah tahun?".

"Aku, aku mendengar dari dokter dan kakakmu, katanya... Kondisimu sangat kritis, dan itu akan bertahan paling lama hingga sepuluh bulan. Tidak mungkin salah dengar... Kalau maksudnya setengah abad, kenapa dia bisa menangis sangat menyedihkan".

Lu Feng tertegun beberapa saat dan kemudian menghela napas panjang. "Kamu tidak salah dengar... Tapi... Itu maksudnya ayahku yang kondisinya kritis".

"Awalnya aku ingin menunggumu di Kota X paling tidak sampai dua hari, tapi tiba-tiba ayahku datang ke kota S, jadi aku harus segera pulang, kesehatannya sedang tidak baik, mungkin karena kelelahan lama di pesawat, selain itu aku juga banyak melakukan kesalahan dalam kerja". Dia tampak malu. "Itu karena aku terlalu fokus mencarimu... Sehingga ada yang tidak beres... Karena sangat marah hingga mengalami pendarahan otak saat itu juga".

"...".

"Dalam beberapa tahun terakhir ini kesehatannya memang kurang bagus. Hanya saja tidak berani mengumumkannya kepada dunia luar. Masih sangat sulit untuk bertahan, jadi kami… Sudah siap mental sejak lama. Saat itu kami panik, akhirnya aku membawanya ke rumah sakit, tidak disangka aku juga ikut sakit". Lu Feng tersenyum pahit, "Mungkin akhir-akhir ini aku terlalu bekerja keras... Dan malam itu aku memang kedinginan, tapi sebenarnya tidak ada yang serius. Kakakku yang memaksaku untuk tinggal di rumah sakit. Aku tidak tahu... Bagaimana kamu bisa mengira aku sakit parah...".

Aku perlahan-lahan menyelesaikan kekacauan ini sampai pada titik pemahaman.

Zhusha memberitahuku bahwa Tuan Lu pingsan dan situasinya sangat buruk. Mereka biasanya memanggil Lu Feng dengan sebutan bos. Yang di maksud Tuan Lu pasti mengacu pada ayahnya, bos utama kita.

Akulah yang sangat cemas dan bingung ketika mendengar berita itu sehingga aku secara otomatis mengira Tuan Lu itu sebagai Lu Feng tanpa memikirkannya terlebih dahulu.

Pantas saja Tintin dan yang lainnya bertingkah seolah tidak ada masalah serius, dan mereka masih ingin mengajakku pulang dan bermain kartu. Mereka belum pernah melihat Tuan Lu sebelumnya, jadi aneh kalau mereka mencemaskannya.

Aku mendorong Lu Feng menjauh tanpa berkata-kata, lalu berdiri dan berbalik untuk pergi.

"Hei, Xiaochen, kamu tidak bisa berbohong!!". Pria itu mengunci pinggangku dengan satu tangannya dari belakang seperti anjing besar yang menggusurku mundur. "Kamu bilang kamu tidak akan pergi kali ini, bagaimana kamu bisa mengingkari janjimu!!".

"Saat kamu hanya punya waktu setengah tahun untuk hidup, dengan sendirinya aku akan kembali dan tinggal bersamamu sampai kamu berada di peti mati. Pembohong".

"Kamu sendiri yang melakukan kesalahan, tidak ada yang berbohong kepadamu sama sekali!!". Lu Feng berteriak sedih. "Kamu menganiaya aku!".

"Aku mau pulang".

"Kamu pembohong! Kamu tidak menepati janjimu!!".

"Aku sudah berjanji pada Yichen kalau aku pasti akan pulang".

Terjadi keheningan selama dua detik, lalu lengan yang melingkari pinggangku itu tiba-tiba mengerahkan tenaganya, dan aku terpelanting ke belakang dan terjatuh tepat di atasnya.

"Aku sudah tahu orang itu memang mencurigakan!". Lu Feng berkata dengan getir. Dia mencabut jarum infusnya, membalikkan tubuhnya dan menekanku. "Jauhi dia mulai sekarang!".

"Kepalamu. Itu adikku!".

"Adik bagaimana? Malu atau masih takut melakukan hubungan inses? Menurutku dia mungkin punya niat buruk terhadapmu!".

"Kamu terlalu banyak berpikir! Yichen sudah memiliki seseorang yang disukainya".

Lu Feng mendengus.

"Awas, kamu sangat berat".

"... Bukankah umurku tidak akan lama, dengan begitu kamu akan patuh dan tetap tinggal?". Tiba-tiba dia meraih bahuku dan menatapku dengan serius. "Katakan yang sejujurnya... Kamu datang mencariku... Berjanji padaku untuk bersama, hanya karena kamu kasihan kepadaku?".

Aku tersentak.

Lu Feng melepaskan tangannya dan berbalik. "Jika karena kasihan... Kamu boleh pergi sekarang juga, aku tidak akan menahanmu".

Aku duduk diam. Dia masih memalingkan wajahnya dariku.

"Lu Feng,… Maafkan aku".

Dia tidak menoleh ke belakang, tapi bahunya sedikit gemetar.

"Jika seseorang hanya punya waktu setengah tahun lagi. Tentu saja aku akan merasa kasihan padanya".

"Tetapi jika orang itu adalah kamu, aku akan membencimu, kamu jahat kepadaku, selalu menyiksaku seperti itu. Apa kamu pikir kamu bisa menebusnya hanya dalam waktu setengah tahun? Bahkan jika kamu berjuang keras untukku selama sisa hidupmu, aku mungkin masih tidak memaafkanmu. Kamu harus tahu kalau aku orang yang sangat pendendam, dan aku akan membalas...".

Sebelum aku bisa menyelesaikan kata-kata, aku didorong kembali ke tempat tidur.

"... Lepaskan... Huhu...".

Dia menatapku dari atasku dengan senyuman di wajahnya. "Tidak masalah, tidak masalah. Jadi sapi ataupun kuda aku tidak keberatan, kamu bisa duduk di atasku kapan saja".

"Cabul!!".

Setelah berjuang lama, dia membenamkan kepalanya di lekuk leherku, dan berbisik. "Sebenarnya... Sekarang aku benar-benar takut. Bagaimana jika kamu benar-benar pergi meninggalkanku... Meskipun itu memalukan dan tidak dapat dipercaya, aku pasti akan terus mengejarmu. Kembalilah, sekalipun kamu tidak lagi mencintaiku... Aku tidak akan menyerah... Aku akan terus menunggu dan mengganggumu. Menunggumu setiap hari dan mengganggumu...".

Aku menahan ucapannya. "Bagaimana kamu bisa menjadi begitu arogan?!".

"Hah? Aku memang seperti ini sejak awal".

Iya juga sih.

"Xiaochen, bisakah kita kembali?".

"... Bisa".

Dia tersenyum masam. "Tiba-tiba aku jadi sedikit takut...  Aku juga khawatir tentang yang akan terjadi kelak".

"Mungkin bisa kembali seperti masa lalu". Aku terdiam sejenak, menolak pelukannya dengan punggung tanganku. "Pelan-pelan saja. Tidak peduli seberapa jauh kita... kita masih bisa kembali...".

"Pelan-pelan? Tapi aku ingin lebih cepat".

"...???".

............

"Apa yang kamu lakukan!! Ini rumah sakit!! Jangan!!".

"Tidak akan ada yang masuk, tenang, santai saja, bersikaplah baik...".

Plokkk!!

"Kamu, bagaimana kamu bisa memukul pasien?!".

"Memangnya kamu bertingkah seperti orang sakit?!".

Ditengah pertempuran itu, secara tidak sengaja kami menekan tombol pemanggil perawat. Kinerja rumah sakit besar memang sangat tinggi. Segera setelah kami bangun dan merapikan pakaian, seorang perawat berpenampilan garang masuk.

"Kamu mencabut jarumnya?!". Temperamen wanita itu bahkan lebih panas dari tubuhnya. "Jika kamu mau mati, katakan padaku, aku akan memberimu sesuatu yang gurih! Ada yang salah! Lihat apa? Kamu kesal? Mentang-mentang banyak duit...".

Aku merapikan atasanku yang kusut, mengabaikan tatapan pasrah Lu Feng dengan senyuman jahatku saat dia dipasangkan jarum infus.

Aku menoleh melihat ke luar jendela.

Udara masih dingin namun cerah di bulan Januari, warna langitpun mulai terang.

Musim dingin sepertinya akan segera berakhir.

--------------------- SELESAI ---------------------

DUA JALANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang