Saat aku mendengar suara pintu dikunci di belakangku. Tiba-tiba seluruh tubuhku menjadi kaku dan tidak bisa bergerak.
Dari arah belakang itu aku bisa merasakan perlahan dia mendekat, dan tiba-tiba dia meletakkan tangannya di pinggangku.
"Aku… Mau kembali tidur". Buru-buru aku menghempaskan tangannya dan segera berbalik untuk pergi. "Kamu istirahatlah".
Belum sempat aku melangkah, seketika pinggangku menegang, aku dipeluknya.
"Kamu, kamu… Kamu mau…". Aku tergagap, meronta dalam kepanikan, tidak berani untuk menatapnya.
"Tidak...". Tidak bisa seperti ini... Tidak bisa melakukan ini lagi dengannya...
Kakiku gemetar, aku mendorongnya seolah-olah aku sedang di ujung maut. Tidak, bagaimana kamu bisa melakukan ini padaku lagi... Kita bukan siapa-siapa lagi, bagaimana kamu bisa...
Lidah dan bibirku terasa sakit, akhirnya dia sedikit tenang, lalu berpindah menggigit leherku.
"Jangan! Jangan… Lepaskan…". Aku mendengar tangisan dalam suaraku sendiri. "Kenapa?".
"Kenapa… Mau berbohong padaku? Jelas-jelas tidak punya kekasih… Masih mau berbohong padaku? Kenapa?".
Aku gemetar lalu menatapnya.
"Kamu masih peduli padaku, kan?".
Seluruh tubuhku membeku dan aku mulai berjuang keras. "Aku tidak… Tidak…".
"Jangan bohong padaku..." Dia melepaskan satu tangannya untuk membuka piamaku yang sudah setengah terbuka itu. "Kamu jelas-jelas... Belum melupakanku...".
"Tidak... Tidak...". Tubuh bagian atas itu sudah saling bergesekan dengan kuat, aku bingung. "Jangan...".
"Tidak... Kita sudah pernah melakukannya... Aku sangat merindukanmu".
Kali ini situasinya sangat sensitif dan harmonis.
Itu yang selalu kamu katakan dari dulu?
Lalu, lalu... Bolehkah aku berpikir... Kalau kamu yang sekarang masih mencintaiku?
Aku... Aku. Jika aku merasa bahagia, apakah kamu merasakan hal yang sama?
Jika, jika sekarang aku masih mencintaimu, kamu... Apa masih sama?
KAMU SEDANG MEMBACA
DUA JALAN
RomanceMusim ke-1. 归途 (guī tú - Perjalanan Pulang) Bab 1 - Bab 43 (Tamat) Diangkat dari novel kisah percintaan karya 蓝淋 (lán lín) Judul Asli : 双程 (shuāng chéng) *cerita masih dalam tahap revisi typo [Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk membaca, ting...