Setelah berhari-hari demam tinggi bahkan tak mampu menggerakkan tubuhnya, Celina pun kembali sadar.
"Nyonya, akhirnya nyonya kembali sadar." Ucap Mila sembari terus terisak sedih.
"Mila, sudah berapa lama aku seperti ini?" tanya Celina sembari berusaha untuk bangun dari tempat tidur, dan bsrsandar di kepala ranjang.
"Sudah lima hari, nyonya. Aku sangat khawatir.." ucap Mila, lalu membantu Celina untuk membersihkan diri hingga berganti pakaian.
Setelah beberapa waktu kemudian...
Ketika Celina selesai berganti pakaian dan merias diri seperti biasanya, Mikhael sudah duduk di sofa, sisi ranjangnya.
"Selamat siang, Tuan." Ucap Celina, dengan kondisi rambut yang sedikit lembab.
Mikhael hanya menatap Celina dari ujung kaki hingga kepala.
"Apa kau akan tetap memilih untuk pergi ke Duchy wilayah Barat II?" tanya Mikhael.
"Ya, Tuan. Saya akan menjalan tugas tanggung jawab yang sudah disepakati bersama yang Mulia Kaisar." Ucap Celina dengan menurunkan pandangannya.
"Mengapa kau menurunkan pandangan matamu?" Mikhael meraih dagu Celina dan membuat Celina mendongak ke atas.
"Bagaimana bisa saya yang rendah ini menatap Tuan, saya hanya ingin bersikap hormat kapan dan dimanapun itu." Ucap Celina dan kembali menurunkan pandangannya.
"Aku belum memintamu untuk menurunkan pandangan. Tatap mataku, Celina." Ucap Mikhael.
Celina sangat canggung dengan suasana ini, dan tak memiliki kemampuan untuk terus bertatapan.
"Aku tidak akan membiarkanmu pergi ke wilayah Barat II."
"Tapi, tuan.. Putri Luna akan terus menggangguku, tidakkah Tuan tahu hal itu?" ucap Celina memohon.
"Apakah hanya karena Petra, kau berani membantahku, sebagai Tuanmu, huh!" Tegas Mikhael, sembari memojokan Celina ke tiang ranjang, dan meremas bokong Celina.
Hmpp.. Lenguh Celina, saat remasan itu merambah ke area selangkangannya.
Ughh.. Celina berusaha menahan suaranya.
"Apakah Petra sudah menyentuh tubuhmu, sehingga kau mulai taat pada dua tuan.. Katakan padaku, bagian mana yang sudah disentuh bajingan itu!" Bentak Mikhael, membuat Celina terkejut.
"Tidak, Tuanku.. Tuan Petra tidak pernah melakukan hal keji seperti itu padaku.."
"Hal keji katamu? Apakah aku sudah terlihat sangat keji dimatamu selama ini?" Mikhael menjilati daun telingan Celina, dan membuat aliran darah Celina berdesir.
"Tuan, kumohon hentikan.."
"Apakah kau sedang memohon sekarang, apakah seperti ini caramu memohon pada tuanmu?" Mikhael melepaskan ikat pinggangnya dan mengikat kedua tangan Celina pada tiang ranjang ke atas kepala.
"Tuan, kumohon jangan seperti ini.."
Sementara itu, Mikhael menarik sebuah kursi lalu naik ke atas kursi tersebut. Mikhael memaksa Celina untuk melapah mr. P miliknya sembari menjambak kasar rambut Celina.
"Tidak.. Aku benar-benar tidak tahan lagi.." batin Celina.
Ughhh ugh... Mikhael mendorong dalam, mr. P miliknya. Seketika itu, Celina pun kembali tak sadarkan diri, bahkan dari punggung tangannya mengeluarkan darah, bekas jarum infus selama beberapa hari ini.
"Sial! Celina! Celina!" Mikhael sangat panik dan membawa Celina kembali ke atas tempat tidur. Mikhael tidak memanggil dokter, dan hanya menunggu Celina kembali terbangun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bayar dengan Tubuhmu [END]
Romance🚫DEWASA 21+ 🚫BAHASA VULGAR/ NO SENSOR ❤️Sudah ada versi Manga AI, tapi hanya update di Instagram saja @Natalie_Ernison 🌹Sudah tersedia versi E-Book, silakan kontak saya, bagi yang ingin membeli E-Book🤗 "Bagaimana bisa kau berniat melayaniku deng...