31. Trauma

854 29 3
                                    

Istana kekaisaran Barat - Edward De Romeos°

Semua orang benar-benar dibuat heboh, ketika mengetahui yang datang bersama rombongan kekaisaran ialah Celina.

Tepat di ruang pertemuan resmi, anggota pejabat tinggi kekaisaran Barat.

Di sebuah meja persegi panjang, dan masuklah Celina, Knox, Moreel serta asisten masing-masing dari mereka.

"Selamat datang di Istana kami, Yang mulia Putra Mahkota, Pangeran dan Putri." Ucap salah seorang pimpinan pertemuan.

Di sana juga sudah ada Mikhael, yang langsung membulatkan kedua matanya, ketika melihat Celina berpasangan dengan seorang pangeran dari kerajaan Timur.

"Terima kasih, atas sambutan yang luar biasa ini." Ucap Moreel.

Mereka pun duduk berbaris, tatapan Celina lurus tanpa menunduk bahkan berkedip sedikitpun. Menunjukkan bahwa, betapa bermartabatnya Celina saat ini.

Semua pasang mata menatap ke arah Celina, seakan hendak melahapnya hidup-hidup.

"Kami sangat berterima kasih, atas kunjungan dari anggota kaisar, meskipun hal ini cukup mendadak." Ucap penasihat Istana.

"Maaf, Tuan penasihat, saya rasa ini bukanlah kunjungan mendadak. Bukankah sebelumnya, Yang mulia Grand Duke De Gonzalez lah yang meminta istri saya untuk datang ke kerajaan Barat?" Ketus Knox.

"Istri?" ucap semua orang yang terkejut bukan main.

"Ya, benar. Putri Bellroze kini telah sah menjadi istriku, dan telah menjadi putri Raphael." Tegas Knox dengan tersenyum angkuh.

Mendengar dan menyaksikan semua itu, Mikhael benar-benar bak disambar petir. Namun, tak banyak yang dapat mereka sanggah, karena sebelumnya Celina bahkan telah diasingkan dengan cara keji.

"Ijinkan saya untuk berbicara, Baginda Kaisar." Timpal Celina.

"Ya, silakan Putri Knox."

"Maaf, jika ucapan saya terdengar lancang. Namun, jika mengingat kembali keadaan saya selama berada di kediaman Grand Duke De Gonzalez, rasanya diri ini tidak sudi untuk melangkahkan kaki ke kerajaan Barat. Saya bahkan diasingkan dengan cara keji, hanya karena sebuah fitnah. Akan tetapi, semua sudah berlalu, dan saya bersyukur telah bertemu dengan pangeran Knox Raphael sebagai seorang suami yang mencintai saya dengan begitu tulus." Ucap Celina dengan tangan bergetar.

Semua itupun disiarkan langsung ke segala penjuru kerajaan Barat, sungguh situasi diluar perkiraan.

"Istriku, tak perlu diteruskan, saya tidak ingin melihat air matamu terjatuh dengan sia-sia." Ucap Knox, lalu membelai pundak Celina.

"Saya secara khusus, sangat menyesali keputusan saya beberapa tahun yang lalu. Karena walau bagaimanapun, Putri Celina pernah hidup bersama saya cukup lama." Ucap Mikhael, dengan terang-terangan.

Semua orang yang berada di sana hanya mampu menelan ludah saja, enggan untuk turut serta dalam pembicaraan sensitif itu. Terlebih, posisi Mikhael yang jauh lebih unggul dalam berbagai aspek.

"Baiklah, saya rasa semua sudah terselesaikan dengan baik. Saya turut bahagia, atas pernikahan luar biasa, Yang mulia pangeran Knox bersama lady dari kerajaan kami." Timpal Kaisar Edward, menetralisir situasi.

"Terima kasih, Baginda Kaisar."Ucap Celina dengan tersenyum tegar.

"Besok malam akan diadakan sebuah pesta sambutan dari kekaisaran Barat. Jadi, Yang mulia Putra Mahkota beserta tim dapan beristirahat di mansion tamu kehormatan." Ucap Kaisar.

Mereka pun membubarkan diri, sementara Knox terus menggenggam erat tangan Celina. Seakan Celina akan hilang, jika tak digenggam olehnya.

•••

Bayar dengan Tubuhmu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang