29. Kuharap kau bahagia

679 27 3
                                    

Sudah beberapa tahun berlalu, dan Celina pun mulai membuka hatinya kembali bagi Knox. Namun, rasa trauma masa lalu, membuat Celina kembali bimbang dan memilih untuk berserah pada takdir mereka kelak.

Celina juga telah menceritakan semua kepedihan masa lalunya pada Knox. Bukannya menjauh dan berpikir ulang. Knox justru semakin ingin melindungi Celina. Untuk mewujudkan harapan itu, Knox pun tentu harus memiliki kekuatan.

Istana Kaisar Jhonsou Raphael°

"Baginda, inilah wanita pilihanku dan aku juga sudah mengatakan segalanya pada Baginda." Ucap Knox, memohon restu dari Kaisar.

"Baiklah, pangeran Knox. Namun, keputusanmu untuk menetap di ujung perbatasan wilayah, apakah sudah bulat?"

"Benar, Baginda. Saya akan hidup sebagai masyarakat biasa, bersama lady Celina." Ucap Knox, yang kini sudah menganggap Celina sebagai seorang wanita bangsawan juga, setelah mengetahui semua kisah hidup Celina.

"Knox, kau adalah pangeran di kekaisaran ini, dan jika kau begitu ingin pergi, maka aku akan melepaskanmu. Namun, selamanya, aku tidak akan pernah mencabut gelar bangsawanmu sebagai seorang pangeran." Tegas Kaisar Jhonsou.

"Sesuai dengan permintaan dari calon istriku, pernikahan kami cukup diadakan secara sederhana saja, dan media tidak diperkenankam untuk memberitakan secara berlebihan, apagi hingga ke negara tetangga." Tegas Knox.

"Aku memahami kegelisahanmu, putraku. Namun, apapun yang terjadi, jadilah pria sejati yang akan terus melindungi istrimu."

"Terima kasih, Baginda kaisar." Ucap Celina terharu.

"Knox, saudaraku, apakah kau hanya berbicara pada Baginda kaisar saja?" ucap Putra mahkota, Moreel.

"Kurasa semua sudah jelas, dan amda tidak berniat untuk melakukan tindakan tak terduga lainnya, bukan?" Ketus Knox.

Celina pun mencubit lengan Knox, agar menahan ucapan kasarnya pada putra mahkota, Moreel.

"Baiklah, katakan saja hal yang penting."

Mereka pun pergi ke rumah kaca dan mulai berbicara terus terang satu dengan yang lain.

•••

"Sebelumnya, maaf jika ucapanku terkesan kasar, lady Celina. Namun, aku turut prihatin dengan apa yang menimpa lady di kerajaan Barat. Namun, seperti yang Baginda sudah ungkapkan, kami pihak kekaisaran Timur akan melindungi anggota keluarga kami, meski harus bertaruh nyawa."

"Terim kasih, atas perhatian anda, Yang mulia." Balas Celina dengan ramah.

"Untuk pakaian kedua mempelai, ijinkan aku untuk membuatkan yang terbaik. Apakah kalian berkenan?"

"Ya, dengan segala hormat, Yang mulia." Balas Celina, dan berusaha untuk menahan sikap dingin Knox.

***

Akhirnya, tibalah hari pernikahan sakral Celina dan Knox.

Sepanjang prosesi sakral, yaitu sumpah pernikahan. Celina tak kuasa membendung perasaan haru bahagia bercampur duka. Duka, karena pernikahannya bahkan tak dihadiri Calven, karena peraturan kerajaan Barat nan ketat. Bahkan walau hanya sekadar berjiarah ke makam mendiang ayah dan ibunya pun Celina tak bisa.

"Ini adalah pernikahanmu yang pertama, dan tak perlu mengingat luka lama. Aku bersumpah, akan selalu mindungimu, meski harus bertaruh nyawaku sendiri." Ucap Knox, menyeka air mata Celina.

"Yang mulia pangeran Knox Raphael dan lady Celina Bellroze kini sah sebagai pasangan suami istri." Ucap sang pemimpin prosesi sakral.

Riuj tepuk tangan pun menambah suasana bahagia diantara mereka berdua.

Bayar dengan Tubuhmu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang