19. Kebenaran yang kejam

972 30 1
                                    

Duchy De Gonzalez°

"Yang mulia, dalam sepekan Kaisar kerajaan Selatan akan datang berkunjung kemari?" tanya Ian dengan wajah serius.

"Ya, sepertinya begitu."

"Yang mulia, bagaimana anda bisa setenang ini? Tidakkah, kedatangan Kaisar ada hubungannya dengan rumah tangga Yang mulia bersama Duchess?"

Mikhael melipat kedua tangan di atas meja dan menyenderkan dagunya. "Sungguh merepotkan. Ian, sebelum kedatangan Kaisar Christians, lebih baik atur jadwal keberangkatan Celina bersama dayang dan Knight yang mendampinginya."

"Kemana tujuan yang akan dituju, Yang mulia?" Ian pun terlihat siaga dengan buku catatan dan pena yang selalu ia bawa.

"Pulau bersalju, pastikan mereka pergi dengan perasaan gembira."

"Pulau Salju di wilayah perbukitan Barat. Baiklah, malam ini saya akan segera menyampaikannya."

"Pastikan, tidak akan ada gangguan. Jika Celina bertanya, jawab saja seperlunya."

"Baik, Yang mulia."

•••

Mansion Kediaman Selir Celina°

"Nyonya, pulau salju wilayah Barat itu?" tanya Mila.

"Benar Mila. Kita akan mulai berkemas besok pagi. Pastikan kau membawa persiapan terbaik bersama Sir Arnold. Karena di pulau salju, kita akan menjadi diri kita sendiri, tanpa perlu ada yang mengenal."

"Ya, pasti Yang mulia memiliki alasan kuat dari keberangkatan yang tiba-tiba ini. Akupun malas untuk bertanya, karena pasti menyulitkan Tuan Ian.." batin Celina.

Celina pergi bersama Mila dan juga Arnold. Mereka berangkat menjelang malam hari dengan pengawalan ketat dan juga beberapa mata-mata yang dikirim khusus oleh Mikhael. Berjaga-jaga, jikalau ada hal berbahaya muncul.

***

Mereka akhirnya pergi bertiga, meninggalkan kekaisaran Barat.

"Nyonya, ternyata kita melalui dua transportasi yang sangat menyenangkan."

"Saya paling suka dengan transportasi laut seperti ini, karena mengingatkan saya dengan medan perang dan latihan lainnya." Timpal Arnold.

"Kau terlihat bahagia, Sir." Ucap Mila dengan tersenyum lembut.

"Nona Mila, kau juga terlihat semakin cantik.." ucap Arnold, memelankan suaranya.

"Ah, nyonya, maafkan kami." Ucap Mila.

"Nikmatilah waktu bersama kalian, karena ini adalah kebebasan." Ucap Celina, sembari bermain iPad, memantau bisnisnya di March Barat.

"Ide berbisnis parfum adalah ide dari Petra.. Sekarang, bisnis ini cukup menjanjikan.. Pe, maafkan aku, aku harus menempuh jalan ini.." batin Celina.

Tak hanya bisnis parfum, Celina juga mulai menjajaki bisnis asesoris yang dihasilkan langsung dari wilayah pengrajin utama.

Bzztt... "Nomor baru?" gumam Celina, Celina yang sangat jarang bermain ponsel selama berada di Duchy, dikarenakan jaringan dan apapun yang dilakukan semua terpantau oleh sang penguasa wilayah, yaitu Mikhael.

"Cel, aku merindukanmu.." ucap seseorang dari balik panggilan, dan kebetulan Celina sedang mengenakan earphone.

Celina: "Pe, bagaimana bisa kau mendapatkan kontakku?"

Petra: "Aku terus memantaumu, dan perihal kepergianmu kali ini, aku juga sudah menantikannya."

Celina: "Apakah kau mengetahui suatu hal?"

Bayar dengan Tubuhmu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang