21. Penyesalanku

948 37 1
                                    

Mansion Kediaman Selir Celina Bellroze°

Di silsilah keluarga kerajaan, hanya istri sahlah yang mendapatkan nama gelar keluarga penguasa. Jika hanya bertatus selir, maka tetap menggunakan nama keluarga semula.

"Dimana selir jalang itu, cepat panggil!" Bentak Luna pada para pelayan mansion.

"Maaf yang mulia Duchess, jika ingin bertemu nyonya rumah, anda harus melakukan janji temu." Ucap salah seorang kepala pelayan mansion selir.

"Lancang!"

Plakhh... Luna dengan tindakan membabi buta pun dengan ringan tangan mendaratkan pukulan pada si kepala pelayan.

"Aku sangat tahu, bagaimana miskinnya keluargamu, jadi hanya karena kau sudah menjadi kepala pelayan, kau mulai berani pada nyonya satu-satunya!" Bentak Luna.

"Silakan anda marah, namun saya hanya menjalankan peraturan dari Yang mulia Grand Duke." Ucap si kepala pelayan tak bergeming.

Ketika sedang meributkan hal sepele itu, Mila pun datang.

"Ada apa, kepala pelayan?" tanya Mila dengan gaya nan anggun.

"Ah, ini dia dayang jalang dari selir rendahan itu. Cepat, bawa selir sialan itu padaku!" Teriak Luna pada Mila.

"Mila, mengapa begitu ribut? Nyonya kepala pelayan, ada apa dengan tanda merah di wajah anda?" tanya Celina yang bergegas keluar setelah mendengar keributan pagi itu.

"Mohon maaf, Lady Celina, Duchess sedang mencari anda, dan terjadilah sedikit keributan." Ucap si kepala pelayan.

"Ah, aku sedang cukup sibuk saat ini. Jadi, alangkah baiknya duchess mengabariku seperti biasanya." Ucap Celina.

"Sombong sekali kau, hanya selir rendahan yang modal mengangkang pada suamiku saja, sudah berani memerintahku, sebagai nyonya di tempat ini!" Bentak Luna.

"Duchess, tidak baik berucap hal vulgar di hadapan para pelayan, bahkan para knight pun harus mendengar perkataan yang tidak sopan seperti ini. Aku sungguh malu, duchess." Ucap Celina dengan mengejek Luna.

Kemarahan Luna pun kian menjadi dan nyaris melakukan kekerasan pada Celina.

"Hentikan, nyonya duchess, anda tidak bisa seenaknya bertindak kasar pada Lady Celina. Grand Duke tidak akan menyukai tindakan anda ini." Ucap Ian, yang tiba-tiba saja muncul.

"Ah, masalahnya jadi lebih rumit, bukan? Tuan Ian, kumohon, jangan katakan apapun pada Yang mulia. Karena saat ini Yang mulia sedang sangat pusing dengan urusan wilayah. Jadi, saya mohon untuk tidak mengatakan pada Yang mulia." Ucap Celina, dan kian membuat Luna terlihat memalukan.

"Lady Celina, anda memang murah hati. Akhir-akhir ini, Yang mulia sedang sibuk mengurus wilayah. Kuharap, hal seperti ini dapat terselesaikan." Ucap Ian, lalu berlalu dari hadapan mereka.

Suasana masih saja tegang, dan para pelayan hanya menunduk diam.

"Nyonya, apakah anda ingin bertemu dengan saya? Mari, masuk ke ruang tamu." Ucap Celina dengan senyum palsu dan sikap tenang, layaknya seorang lady terhormat.

•••

Mereka pun duduk berhadapan di dalam ruang tamu khusus mansion kediaman selir.

"Apa yang telah kau perbuat pada suamiku! Apa kau telah mencuci otaknya!" Ucap Luna, yang tak mampu mengatur emosinya sendiri.

"Tidak ada, nyonya duchess. Saya hanya bersikap normal, saya bahkan cukup sibuk dengan pekerjaan saya. Jadi, bagaimana bisa anda mengatakan hal serumit itu.."

Byurr...

"Nyonya!" Ucap Mila, hendak membantu Celina membersihkan bekas tumpahan teh di bajunya. Namun Celina menahannya.

Bayar dengan Tubuhmu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang