Bagian 38

818 65 6
                                    

Happy reading🤍

🚫Typo bertebaran

"PAPA"

alden memeluk tubuh pria paru baya yang juga memeluk dirinya erat, pemuda itu sangat merindukan papa nya terlihat dari raut wajah nya yang sangat senang ketika melihat wajah pria paru baya itu.

"Pasti papa kangen kan sama al"

"Awshh pa sakit pa, kok telinga aku dijewer sih"

Excel menjewer telinga kanan putra nya, ia menatap datar raut wajah kesakitan pemuda itu.

"Papa kan udah bilang sama kamu, kalau ada orang yang mencurigakan harus ngasih tau papa, tapi apa? Kamu malah pergi ke alamat yang dikasih orang gak jelas tanpa sepengetahuan papa, kamu mau ninggalin papa hah!? " omel excel panjang lebar membuat bodyguard pribadi alden menganga lebar mendengar nya.

"Ini seriusan tuan excel ngomel"

"Ya kan aku penasaran pah, lagi pula ngasih tau papa juga pasti aku gak dibolehin ikut"

"Nah kan melawan kamu sama papa, karna kamu udah ngelanggar aturan, kamu harus papa hukum"

Alden melototkan matanya tak terima "loh gak bisa gitu dong pah, tau gini aku mending tetap di mansion om javan"

"KAMUU! "

"AMPUN PAH!! "

𒋨𒋨𒋨𒋨𒋨𒋨𒋨𒋨

"Radi, sini gabung sama kita aja" teriak adit yang melihat teman satu kelas nya celingak celinguk seperti mencari tempat duduk, kini mereka berada di kantin karna bel istirahat yang sudah berbunyi dari 5 menit yang lalu

"boleh? "

"Boleh dong, sini sini duduk deket gua"

Zorik menggeser tubuh nya mempersilahkan pemuda itu untuk duduk di samping nya, lantas radi menaruh mangkok berisi soto nya itu di meja dan duduk di samping zorik.

"Makasih"

"Alah kek sama siapa aja lo"

Radi hanya tersenyum tipis mendengar nya, pemuda itu memakan soto nya sesekali menatap kearah kedua pemuda yang lebih mungil dari nya itu dengan intens.

"Eh rad"

radi menaikan alis nya menunggu lanjutan ucapan dari zorik, terlihat pemuda itu tampak gugup ingin menanyakan sesuatu padanya.

"Kenapa? "

"eh a-anu itu lo tinggal bareng siapa?"

"Bunda"

Zorik dan adit menganggukan kepala nya, "nama nyokap lo? "

"Kok tumben kalian nanya tentang keluarga gue?"

"I-itu kita cuman penasaran aja, iyakan rik" ucap adit menyenggol kaki pemuda itu.

"Iya rad, kan kita mau temenan sama lo, lo juga pasti gak punya temen dekat kan, makanya kita nanya nama nyokap lo biar bisa lebih akrab" ujar zorik dengan tenang agar pemuda disamping nya tidak menaruh curiga.

𝖆𝖉𝖎𝖙 𝖆𝖓𝖉 𝖟𝖔𝖗𝖎𝖐 𝖙𝖗𝖆𝖓𝖘𝖒𝖎𝖌𝖗𝖆𝖙𝖎𝖔𝖓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang