Seperti yang diperintahkan, Flora berada di ruang tenis meja saat jam pulang. Ia menghela nafasnya kasar saat melihat bola pingpong yang berserakan di mana-mana.
Saking berantakannya ruangan ini, Flora sampai bingung mau mengemas bagian mana dulu.
Ah, sepertinya ia akan mengemas bola yang berserakan di lantai terlebih dahulu. Sungguh mengganggu.
Setelah memungut bola-bola yang berserakan itu, ia lanjut membereskan meja dan peralatan yang lain. Ia juga melipat meja pingpong itu. Untung saja Flora memiliki tenaga yang bisa dibilang besar.
Nah, sekarang semua peralatannya sudah ia bereskan. Tinggal membereskan lantai yang terlihat berdebu dan penuh jejak ini saja.
Ia pun mengambil ember dan pel di pojok ruangan, lalu berjalan keluar ruangan untuk mengambil air.
Saat keluar, ia berpapasan dengan Bu Kinal dan Fayra.
"Ah, itu dia. Baru aja diomongin, gimana ruangan tenis meja? Apakah sudah dibereskan?" tanya Bu Kinal dengan tegas.
"Sudah Ibu, tinggal dipel," jawab Flora singkat dan langsung meninggalkan Bu Kinal dan Fayra.
"Anak itu memang tidak ada sopannya, yasudah. Fayra, Ibu titip dia ke kamu. Juga, awasi ruangan tenis meja. Barangkali dia bohong," perintah Bu Kinal kepada tangan kanannya, Fayra. Setelah memberi perintah pada Fayra, wanita itu langsung berjalan meninggalkan siswinya.
Fayra menundukkan badannya sedikit menunjukkan hormat, "baik, Bu."
###
Sedangkan Flora, ia sudah di perjalanan kembali. Saat melihat papan tulis putih yang digunakan untuk menuliskan pemberitahuan, otaknya tiba-tiba memikirkan hal jahil.
Ia merogoh sakunya, mencari sesuatu.
"Nah, dapet!" batinnya sambil menyeringai melihat spidol yang tergenggam di tangannya.
Ia pun menaruh pel dan ember itu ke lantai, lalu melihat-lihat sekitar untuk memastikan tidak ada orang.
Setelah dipastikan tidak ada orang, ia berjalan menuju papan tulis itu dan menuliskan sesuatu, lalu tersenyum lebar setelah menyelesaikannya.
Lalu ia mengambil pel dan ember yang sempat ia taruh di lantai tadi, dan melanjutkan perjalanan kembali ke ruangan tenis meja.
Di sana, ia melihat Fayra yang sibuk memainkan ponselnya. Terlihat raut wajah lelah dari gadis itu. Ya wajar, ia tidak ada beristirahat sedari tadi dan ditugaskan lagi untuk menunggu Flora.
"Ngapain lu disitu?" tanya Flora dengan ketus, ia lalu membuka pintu ruangan tenis meja itu. Menahannya dengan ember agar tidak terbuka lagi.
"Nungguin lu, Kak," jawab Fayra jujur.
Flora tak berbicara apa-apa lagi, ia langsung saja membersihkan lantai agar bisa cepat kembali ke asrama.
***
Singkat cerita, Flora sudah selesai dengan hukumannya. Ia memanggil Fayra dan menyuruhnya mengecek ruangan itu sebagai bukti bahwa ia telah selesai dengan hukumannya.
Setelah Fayra mengecek setiap sudut ruangan itu, ia tersenyum lebar lalu mengacungkan jempol ke arah Flora. "Good job, Kak! Sekarang kita pulang."
Flora langsung saja berjalan menuju gedung asrama. Rute untuk kembali ke asrama berbeda dengan papan pengumuman itu. Jadi ia tidak perlu khawatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Camaraderie || Freflo AU
FanfictionBerawal dari Flora, gadis yang selalu berbuat onar di sekolahnya sampai akhirnya orang tuanya memutuskan untuk memindahkan dia ke sekolah asrama yang bisa terbilang ketat. Orang tuanya berpesan kepada pihak sekolah untuk mengawasi anaknya tersebut. ...