***
"Lah, kok lu baru bilang sih Fay!" Protes Radeva setelah mengetahui bahwa Flora dan Fayra sekamar.
"Ya lagian pas gue mau bilang, elu udah matiin telfonnya" Ujar Fayra membela dirinya.
Mereka sekarang sudah berada di kamar Fayra dan Flora, dengan Radeva yang masih kebingungan.
"Tapi bisa sih, telfon aja Pak Wijaya. Minta satu kasur lagi" Usul Fayra.
Radeva menggelengkan kepalanya tanda tak setuju, "ga usah, ntar ribet anjay balikinnya. Yaudah sih, gue di atas aja. Lu berdua tidur sekasur kan bisa" Ujarnya santai, lalu segera naik untuk merebahkan dirinya ke kasur yang sebenarnya milik Fayra.
Tak lama kemudian, suara dengkuran Radeva sudah terdengar hingga ke kuping Flora dan Fayra. Fayra mendengus, ia lalu memandang Flora yang berada di depannya.
"Gapapa?" Tanya Fayra dengan suara pelan agar tak mengganggu waktu istirahat Radeva.
"Ya ... mau gimana lagi?" Jawab Flora, memang tidak ada pilihan lain lagi.
"Kalo kamu keberatan, aku bisa pindah-"
"Aku gamau gitu, kamu tidur di sini aja" Tukas Flora. Ia sebenarnya senang mendengar bahwa ia akan tidur di samping Fayra malam ini, namun ia terlalu malu untuk mengakui itu.
Fayra menarik sudut bibirnya ke atas, menciptakan senyuman yang amat manis bagi Flora.
Ia lalu menarik lengan kecil Flora menuju keluar kamar, "mending makan nasi padang yuk"
***
Saat ini, mereka sudah berada di Rumah makan Padang langganan mereka. Rumah makan inilah yang menjadi permulaan benih-benih cinta tumbuh di hati mereka.
"Dulu kita kehujanan ya di sini?" Celetuk Fayra, memecah suasana hening di antara mereka.
"Iya, sekarang aja mendung lagi" Balas Flora, melihat langit yang sudah berwarna abu-abu.
"Kalo aku bareng kamu, pasti hujan mulu. Itu artinya, kita harus pacaran ga sih Kak?" Ucap Fayra dengan spontan, mulai keluar dari topik.
"Dih, ga nyambung banget" Cibir Flora lalu menertawakan gadis yang berada di depannya itu.
Fayra lalu memalingkan wajahnya ke samping, "hehe, bercanda"
Kasihan, NT lagi NT lagi.
Saat suasana sedang hening, seorang pelayan menghampiri meja mereka untuk mengantarkan makanan yang mereka pesan.
Seperti biasa, Flora mengambil sendok untuk menyantap makanan miliknya. Berbeda dengan Fayra yang langsung saja menyantap menggunakan tangan setelah mencuci tangannya.
Kali ini, mereka tidak berdebat soal cara makan masing-masing. Keduanya sudah sepakat untuk tidak membahas itu saat makan.
"Waduh, beneran mau hujan kayaknya. Gelap banget tuh" Gumam Flora saat melihat ke arah langit yang semakin menggelap, sepertinya akan turun hujan.
"Lanjut makan dulu aja, semoga pas selesai makan hujannya belum turun" Ujar Flora lalu kembali menyantap makanannya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Camaraderie || Freflo AU
FanfictionBerawal dari Flora, gadis yang selalu berbuat onar di sekolahnya sampai akhirnya orang tuanya memutuskan untuk memindahkan dia ke sekolah asrama yang bisa terbilang ketat. Orang tuanya berpesan kepada pihak sekolah untuk mengawasi anaknya tersebut. ...