6. Balap?

934 125 5
                                    


***

Tidak terasa, sudah hampir satu bulan Flora berada di sekolah ini. Sudah hampir satu bulan juga namanya selalu tertulis di buku catatan kedisiplinan.

Hubungan Flora dengan teman sekelasnya pun berjalan baik, ia juga sudah mendapat teman dekat. Adel, Lulu, Oniel, dan Olla. Ini sih, teman membuat masalah.

Jika satu hari tidak membuat ulah mungkin ia akan gatal-gatal. Seperti saat ini, ia sedang merencanakan ulah lainnya dengan Adel dan kawan-kawannya.

"Jadi, kapan kita bakal kabur?" tanya Olla.

"Menurut gue, kita bisa kabur pas pensi ultah sekolah diadain. Yang berarti, dua hari lagi" tutur Adel.

Semuanya mengangguk paham.

"Berarti kita bisa mulai balap dua hari lagi?" tanya Lulu memastikan.

"Iya," Bukan Adel, melainkan Flora yang menjawab.

Ya, mereka sedang merencanakan balapan dengan geng di sekolah sebelah.

"Kalian yakin kita bisa kabur?" Oniel sedikit ragu.

Adel berpikir sejenak. "Ga seratus persen yakin, tapi apa salahnya kita coba?" jawabnya.

"Tapi Del, lu ga takut ketahuan Ashel? Gimana kalo anak OSIS jaga gerbang?" tanya Olla, memastikan bahwa Adel yakin dengan rencananya ini.

"Minta maaf lebih baik daripada minta izin," jawabnya santai. Jawaban dari Adel membuat semuanya tertawa.

"Kita bakal pakai motor siapa?" tanya Flora.

"Rumah om gue deket sini kok, gampanglah itu. Motor gue ada di situ," jawab Olla. Flora mengangguk paham.

"Jadi yang bakal turun kali ini siapa?" tanya Adel.

"Flora aja Del," saran Oniel, mengingat Flora mempunyai skill mumpuni.

"Setuju!" seru Lulu dan Olla bersamaan.

Flora menghela nafas pasrah, "oke."

**

Tibalah hari ini, bazar dilaksanakan. Flora melihat Fayra yang sudah bersiap-siap sedari tadi, sedangkan dirinya sama sekali belum bersiap.

"Kak, buruan sono siap-siap. Jangan lupa pake batik, hari ini bazar!" Peringat Fayra.

Bahkan setelah Flora selesai bersiap-siap, Fayra masih berada di kamar. Ia melihat tampilan Fayra yang memakai kemeja putih dengan bawahan rok hitam, tidak lupa dengan almamater OSIS-nya.

Sedangkan Fayra, ia menampilkan senyum manisnya saat melihat Flora yang sudah rapi dengan batiknya dengan mengenakan rok.

Fayra tidak tahu saja, di dalam tas Flora sudah terdapat jaket kulit tebal dengan celana denim yang akan ia pakai saat balapan.

"Kakak cantik banget kalo pake rok," puji Fayra dengan tulus.

Pipi Flora memerah layaknya tomat, ia memang tidak bisa dipuji.

Camaraderie || Freflo AU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang