30. Berkumpul

641 75 23
                                    

***

"Akhirnya, beres juga ni kamar," ucap Fayra lalu menghela napas lega.

"Keluarga kamu udah sampai mana?" tanya Fayra dengan sedikit memekik, ia lalu menghampiri Flora yang tengah membuat minuman di dapur.

"Tadi terakhir ngabarin sih udah deket katanya," jawab Flora tanpa mengalihkan perhatiannya.

Fayra mendekati sang gadis, ia lalu memeluk tubuh Flora dari belakang sembari mendusel pada leher Flora.

"Kamu respon Christy gimana?" tanya Fayra.

Gadis itu sudah tahu tentang hubungan Flora dan Christy di masa lalu. Flora sudah menceritakan semuanya, termasuk tentang kejadian saat ia berkelahi dengan sekolah lain beberapa bulan lalu.

"Aku belum respon, males ladenin dia," balas Flora.

"Kasian dia nungguin, loh. Respon baik-baik, ya? Maafin yang udah lalu. Kan sekarang ada aku," bujuk Fayra. Gadis itu sama sekali tak mempermasalahkan soal hubungan masa lalu Flora dan Christy. Menurutnya, masa lalu hanyalah masa lalu.

Flora mendengus. "Iya deh, aku coba nanti."

Setelah itu, Flora merasakan kepalanya diusap.

"Nah, gitu dong-"

Tok tok tok!!!!

Fayra dan Flora sontak menengok ke sumber suara. "Itu Ayah sama Bunda kayaknya," celetuk Flora. mereka berdua pun bergegas untuk membukakan pintu.

Dugaan Flora benar. Saat mereka membuka pintu, keluarganya sudah berdiri di depan pintu. Flora lantas menyalami mereka, yang tentu saja diikuti oleh Fayra.

"Ayah, Bunda. Masuk dulu yuk," ajak Flora lalu mengambil barang bawaan ibunya, berinisiatif membantu.

Setelah Fayra memastikan orang tua Flora sudah masuk, ia bergerak untuk menutup pintu kamar. Namun, niatnya ia urungkan saat melihat adik Flora masih berdiri di luar kamar dengan ponsel yang melekat di tangannya.

"Eh ... kamu ga masuk?" tegurnya.

Atensi remaja laki-laki itu pun teralih, ia lalu melangkah masuk ke dalam kamar.

"Eh, sini dulu Kak," panggilnya saat Fayra baru saja akan beranjak dari tempat. Fayra pun membalikkan badan, lalu mengangkat alisnya.

"Kenapa?"

"Kita belum kenalan," ujar adik Flora lalu terkekeh.

Fayra tersenyum miring, ternyata adik Flora memanggilnya hanya untuk itu.

"Aku Fayra, temen Kakakmu," tuturnya, lalu mengulurkan tangan.

"Aku Pradipta, panggil Adip aja. Ah, yang bener temen? Bukan pacarnya?" gurau Adip. Adip mengetahui dari awal bahwa Flora memiliki orientasi seksual yang menyimpang. Dan menurut instingnya, hubungan antar Fayra dan Flora lebih dari sekedar teman.

Sedangkan Fayra gelagapan saat Adip bertanya seperti itu, dirinya bingung akan menjawab apa.

"Aku adiknya Kak Flora, aku tau tentang Kakakku sendiri. Jujur aja sama aku, gapapa," ungkap Adip, pasalnya Fayra terlihat gugup saat dirinya bertanya soal hubungan mereka.

"Aku-"

"Adip, Fayra, kok lama banget kalian!"

Suara Flora menginterupsi pembicaraan antara Fayra dan Adip. Adip memutar bola matanya malas, kakaknya selalu saja mengganggu suasana.

"Iya, bentar Kak," sahutnya lalu melangkah melewati Fayra yang tengah mematung.

Fayra yang sadar bahwa dirinya ditinggal pun bergegas menyusuli Adip.

Camaraderie || Freflo AU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang