27. Official

672 72 22
                                    

***

"Jadi, kita beneran pacaran?" tanya Flora, dirinya tak menyangka ia akhirnya akan menjalin hubungan romantis dengan Fayra.

Fayra tersenyum, ia lalu semakin mengeratkan genggamannya pada tangan Flora. "Menurut kamu?"

Flora tersenyum dibuatnya, ia lalu mengayun-ayunkan tangan kirinya yang bertaut dengan tangan milik Fayra. Tangan kanannya ia gunakan untuk memegang bunga yang diberikan oleh Fayra tadi.

Kini, mereka tengah berjalan-jalan mengelilingi sekitar. Mereka langsung pamit keluar dari kafe saat Flora menerima Fayra sebagai kekasihnya, meninggalkan semua teman-temannya.

Fayra tiba-tiba menghentikan langkahnya, membuat Flora otomatis ikut terhenti.

"Kenap-"

"Aku seneng banget! Aku sampe ga bisa ngungkapin perasaanku pake kata-kata, intinya aku bahagia banget, Kak!" pekik Fayra sambil menggendong gadis mungil yang kini telah resmi menjadi pacarnya sambil berputar-putar.

Flora tentu saja kaget, tubuhnya diangkat secara tiba-tiba oleh Fayra. Namun dibalik itu, ia turut merasakan perasaan senang yang Fayra miliki. Ia mengulum senyumnya di sela tawa Fayra.

***

Hari sudah gelap saat mereka akhirnya tiba di rumah. Saat Fayra melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya, jam itu sudah menunjukkan pukul setengah 8 malam.

Ia lalu membuka pintu rumah itu perlahan, lalu mengucap salam saat sudah melangkah masuk.

"Halo? Gue pulang-"

"Hm? Pasangan baru udah pulang? Woi, Bang Adev! Ini adek lu sama pacarnya udah pulang!" pekik Adel saat melihat kedua temannya itu memasuki rumah. Kebetulan, dirinya tengah berbincang santai bersama Ashel, Zee dan Marsha di ruang tamu.

Fayra menghentikan langkahnya, lalu menepuk dahinya pelan sambil menundukkan kepalanya. Ia mengulum bibir bawahnya saat mendengar kalimat yang dilontarkan Adel. Ia tahu, setelah ini pasti ia akan diserang pertanyaan secara bertubi-tubi oleh Radeva.

Fayra kembali mengangkat kepalanya saat Flora menyikut lengannya. Saat ia mendongak, ia menghela nafas. Seperti dugaannya, Radeva muncul tepat di hadapannya dengan bersedekap dada.

"Ke kamar gue, cepet. Flora, ganti baju dulu sana," titah Radeva lalu berbalik badan dan berjalan menuju kamarnya. Fayra mengikuti langkah Radeva dari  belakang, tentu perempuan itu tidak berani melawan.

***

"Darimana aja?" Tanpa berbasa-basi, Radeva langsung mencecar Fayra dengan pertanyaan. Radeva memang ketat, dibalik sikapnya yang ramah.

Fayra memainkan jemarinya, jujur saja ia takut.

"Jalan-jalan, ke Braga" jawabnya.

"Jalan kaki?"

Fayra mengangguk sebagai jawaban, ia lalu menelan ludahnya. Radeva menghela nafas, ia menggeleng-gelengkan kepalanya. Yang benar saja, jarak dari kafe Karin ke jalan Braga bisa dibilang lumayan, bagaimana bisa mereka berdua bisa sampai ke sana, lalu kembali ke rumah ini dengan berjalan kaki?

Camaraderie || Freflo AU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang