22. Hai, Mas Adev!

695 90 6
                                    

***

Akhirnya, kegiatan classmeeting berakhir. Sekarang seluruh siswa sudah resmi memulai liburan kenaikan kelas. Ada yang memutuskan untuk pulang, ada juga yang menikmati liburan di asrama. Sepanjang libur, tidak ada batasan untuk keluar asrama.

Seperti Flora dan Fayra, mereka memutuskan untuk tinggal di asrama saja.

"Ga kerasa ya Kak, Kakak udah di sini selama satu semester. Btw, selamat ya! Kelas kamu borong piala" Fayra membuka topik seraya membuka almamaternya, merasa panas.

Merasa Flora hanya terdiam di kasur, Fayra kembali menegurnya. "Kak?"

Flora pun terbuyar dari lamunannya, ia pun mendudukkan tubuhnya. "Hah- iya? Kenapa?"

Setelah membereskan barang-barangnya, Fayra lalu duduk di samping Flora. Merasa ada yang tidak beres dari gadis itu. "Kakak kenapa? Daritadi melamun?"

Flora lalu menoleh ke arah Fayra yang menatapnya serius, ia lalu tersenyum untuk menenangkan Fayra.

"Gapapa kok"

"Jangan bohong, Kak" Ujar Fayra agar Flora mau mengatakan yang sebenarnya.

Flora menghela nafas, ia memang tidak bisa menyembunyikan sesuatu di hadapan Fayra. Walaupun ia malu untuk mengatakannya, ia tetap mengungkap apa yang mengganjal di hatinya.

"Kalo abang kamu dateng, nanti kita pisah kamar?"

Fayra terdiam sejenak, mencerna kalimat pertanyaan yang Flora lontarkan. Setelah paham, dirinya tertawa.

Ia lalu merangkul Flora, mendekatkan tubuhnya dengan tubuh Flora hingga saling menempel. "Gak akan. Kamu tidur satu kasur sama aku, mau? Atau Mas Adev aku usir nanti"

Flora panik saat mendengar jawaban Fayra, "lah jangan diusir! Kalo sekasur, emang nanti abang kamu ga curiga?"

Fayra menekuk alisnya, "curiga kenapa?"

"Ya ... kalo abang kamu tau aku sama kamu deket gimana?"

Fayra terdiam sejenak, bingung dengan maksud ucapan Flora. Setelah merenung beberapa saat, barulah ia paham kekhawatiran gadisnya itu.

Fayra tersenyum, "dia gapapa, Flo. Keluargaku udah tau dari lama aku suka sama sesama jenis" Ungkapnya untuk menenangkan Flora.

Flora lalu mendongak untuk melihat mata Fayra, "mereka ga marah?"

Fayra terkekeh, lalu menggeleng. "Katanya, kalo aku bahagia dengan pilihan aku silahkan"

Flora lalu kembali menyandarkan kepalanya ke dada Fayra. Ia membayangkan, bagaimana kalau orang tuanya tahu bahwa ia menyimpang? Apakah reaksinya akan sama dengan keluarga Fayra? Bahkan, saat ia berhubungan dengan Christy orang tuanya tidak tahu.

Saat sedang bergelut dengan pikirannya, ia merasakan sentuhan di pucuk kepalanya.

"Jangan khawatir sekarang, ada aku" Ucap Fayra dengan lembut sembari mengelus kepala Flora, membuat sang empu merasakan kehangatan yang tidak pernah ia rasakan selama ini.

"Lagian, abang aku ga galak kok. Galakan kamu" Sambung Fayra sambil terkekeh pelan.

Flora memukul Fayra pelan lalu tertawa kecil.

Camaraderie || Freflo AU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang